Penularan Covid-19 dengan segala varian dan subvariannya menunjukkan, ancaman masih ada.
Pertama kalinya dalam sejarah, sebuah virus memiliki varian yang berbeda di setiap negara.
Indonesia berpotensi menghadapi siklus tantangan adanya sub varian Covid-19 baru pada awal 2023.
Puncak kenaikan kasus di Jabar diprediksi terjadi pada Juli.
WHO memperkirakan, subvarian omikron yang digabungkan bisa menjadi sekitar 10 persen lebih menular.
WHOmenyataka, varian omikron XE ini merupakan gabungan dua varian omikron yang sebelumnya.
Pasien yang terjangkit omikron BA.2 mengalami gejala serupa dengan pasien terinfeksi omikron BA.1.
Sekitar 90 persen dari total tes Covid-19 harian terkonfirmasi varian omikron.
Penambahan harian kasus Covid-19 di Indonesia tembus angka 12 ribu pada Ahad (30/1).
WHO mengatakan omikron tidak akan menjadi varian Covid-19 terakhir karena kasus global melonjak 20 persen dalam seminggu.
Sejumlah negara dunia melaporkan kenaikan kasus sub varian BA.2.
Persebaran omikron menunjukkan, virus mutasi ini lebih cepat menular daripada virus asli yang muncul kali pertama di Wuhan, Cina.
Sudah ditemukan empat pasien terjangkit varian omikron.
Sudah ditemukan empat pasien terjangkit varian omikron.
Setiap kali membelah diri, ada risiko virus korona akan bermutasi.