Abdullah Dongshin Park, seorang mualaf asal Korea Selatan | Dok Instagram Abdullah Dongshin Park

Oase

Perjalanan Dongshin Park Menemukan Hidayah

Qari asal Korea Selatan ini menuturkan kisahnya dalam menemukan iman dan Islam.

Dongshin Park terlahir dari keluarga yang taat beragama. Lelaki yang sesudah berislam menambahkan "Abdullah" di depan namanya itu mengenang masa kecilnya. Menurutnya, ayah dan ibunya cukup religius. Mereka sering kali menasihati tentang pentingnya hati terpaut pada Tuhan.

“Mereka mengajari saya banyak tentang agama, itulah sebabnya mereka ingin saya menjadi seorang pendeta atau biarawan sejak saya muda," ujar Dongshin dalam video yang diunggah di saluran @Abdullah Al-Kory, beberapa waktu lalu.

Dengan visi kedua orang tuanya itu, Dongshin Park pun giat mempelajari kitab agamanya--sebelum berislam. Bahkan, ia kemudian mendaftar pada sebuah lembaga pendidikan yang dikenal sebagai sekolah misionaris, sekira tahun 1986.

Seiring waktu, ia pun tumbuh menjadi seorang remaja yang kritis. Dan, mulai dirasakannya keresahan pribadi, terutama sejak berada di sekolah menengah.

Ia berpikir secara mendalam tentang ajaran dan kitab agama yang selama ini dibacanya. Dalam berbagai kesempatan, Dongshin Park pun sering bertanya kepada pemuka agama setempat. Pertanyaan-pertanyaan seputar berbagai doktrin yang ada.

“Saya terus bertanya-tanya dalam hati, mengapa?” ujar dia.

Waktu itu, ia telah mengenal sedikit tentang Islam melalui berbagai bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan sekolah. Dalam Islam, ada penuturan tentang nabi-nabi, seperti Nabi Musa, Daud, Ibrahim, dan Isa AS. Dikatakan, semua utusan itu menyembah hanya kepada satu Tuhan. Ini berlainan dengan pernyataan kitabnya, yakni bahwa Isa adalah anak Allah.

photo
Abdullah Dongshin Park, mualaf Korea Selatan - (Dok Instagram Abdullah Dongshin Park)

“Tetapi, Isa mengatakannya dengan jelas, ‘Jangan katakan bahwa aku adalah Tuhan, kamu tidak bisa pergi ke surga karena mengatakan bahwa aku adalah Tuhan. Hanya mereka yang mengikuti firman Tuhan yang akan pergi ke Surga.’ Isa menyatakan secara tegas bahwa dirinya bukan Allah. Dia mengatakan kepada orang-orang untuk tidak menyembahnya," kata Dongshin mengenang hasil pembacaannya kala itu.

Baginya, kesesuaian antara perkataan Nabi Isa dan ajaran Islam menimbulkan semacam keguncangan batin. Ia merasa dirinya harus menggali lebih dalam tentang agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini.

Melalui berbagai bacaan, Dongshin akhirnya mengetahui tentang beberapa aspek dasar dalam Islam. Sebagai contoh, Rukun Islam dan Rukun Iman. Ia pun akhirnya mengenal tentang ibadah shalat, yakni gerakan-gerakan doa yang disertai rukuk dan sujud.

Baginya, gerakan sujud itu sungguh-sungguh menandakan kepasrahan yang total dari seorang manusia kepada Penciptanya. Menurut buku-buku yang dibacanya, Nabi Isa pun selalu bersujud kala berdoa kepada Tuhan.

“Perasaanku waktu itu terasa berat sehingga aku pun berdoa, ‘Ya Tuhan, jika Engkau ada di sana, tolong jawab doaku. Tolong katakan kepadaku apa alasan hidupku, apa kebenarannya? Tuhan, siapakah engkau? Tuntunlah aku agar sampai ke jalan kebenaran,” tutur dia.

Beberapa hari kemudian, Dongshin merasa mendapatkan keajaiban. Yang dimaksudkannya, ia menemukan suatu kalimat yang sangat menyentak pikiran dan hatinya. Kalimat itu ditemukan dalam suatu buku kecil tentang Islam. “Tidak ada Tuhan selain Allah, hanya Allah yang layak disembah,” demikian bunyi kalimat itu.

Saat itu, ia perlu rehat sejenak dari membaca buku. Jeda untuk merenungi tentang apa yang telah diperolehnya selama ini. Ia merasa, kalimat tersebut begitu efektif dalam menegaskan kepercayaan akan Tuhan Yang Maha Esa. Baginya, inilah kebenaran yang tak terbantahkan.

 
Kepercayaan akan Tuhan Yang Maha Esa. Baginya, inilah kebenaran yang tak terbantahkan.

Pada 30 Desember 2009, Dongshin Park kemudian memeluk Islam. Ikrar syahadat diucapkannya di hadapan imam dan sejumlah jamaah masjid di Korea Selatan. Baginya, menjadi seorang Muslim tak ada urusan dengan mencari simpati. Sebab, ia menyadari, Islam-lah jalan kebenaran sejati.

"Sekarang, saya telah menemukan makna hidup saya. Seperti yang Anda ketahui, firman-Nya dalam Alquran, ‘Dan tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah,’” jelas dia.

Menjadi qari

Dongshin mengatakan, sejak memeluk Islam dirinya akhirnya menyadari alasan dilahirkan di dunia ini. Dan, kesadaran itu membuatnya kini menjadi orang yang berbahagia. Setelah menjadi mualaf, ia memutuskan untuk memakai nama baru: Abdullah.

Abdullah Dongshin Park tidak setengah-setengah dalam memeluk Islam. Dia terus memperdalam belajar ilmu agama, baik dari segi ibadah ritual maupun akhlak islami. Bahkan pada 2010, Abdullah mendapat juara pertama kompetisi membaca Alquran yang diselenggarakan pihak Masjid Pusat Seoul.

Setelah memenangkan ajang qari nasional di Korea Selatan, Abdullah mulai melakukan perjalanan dari satu majelis ke majelis ilmu lainnya. Akan tetapi, ahli-ahli agama Islam di Korea Selatan cukup terbatas. Maka, Dongshin pun mulai berkelana ke mancanegara.

Pada 27 Januari 2012, ia tiba di Arab Saudi. Setelah menunaikan haji di Tanah Suci, ia pun memulai pengembaraannya dalam menuntut ilmu. Di Amman, Yordania, ia mengikuti kursus bahasa Arab. Dengan bekal kemampuan bahasa itu, ia pun mendaftar di Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir. Akhirnya, ia lulus dengan baik. Sejak saat itu, namanya disapa orang-orang dengan sebutan Abdullah al-Kory (Abdullah dari Korea).

“Setelah saya selesai menempuh pendidikan di sana, saya berharap dapat memberikan lebih banyak untuk dakwah tentang Islam kepada masyarakat Korea," ujarnya.

Di kampung halamannya, Abdullah mendirikan Masjid Al Salam Incheon. Dirinya menjadi imam sekaligus qari setempat. Bagaimanapun, lanjut dia, tantangan dakwah di Negeri Gingseng tidaklah mudah.

Ia dan rekan-rekannya sesama dai saling mendukung dan bekerja sama. Bersama dengan mereka, Abdullah mulai merintis proyek K-Quran di Alkory TV. Inilah program pembelajaran Alquran yang dilakukan melalui saluran YouTube. Dengan begitu, masyarakat Korea Selatan di manapun berada dapat mengenal dan mempelajari Kitabullah.

Ia telah menikah. Istrinya, Ola Ahmed, berasal dari Mesir. Pasangannya itu pun terus mendukung perjuangan dakwah. Di Korea Selatan, Ola membuka kursus bahasa Arab dan bahasa Inggris. Pada saat momen liburan musim panas, Abdullah dan Ola kadangkala menjadi pemandu wisata bagi para turis Arab yang berlibur di Korea Selatan.

Ibunda masuk Islam

Satu hal yang begitu disyukurinya ialah keislaman ibundanya. Ya, itu terjadi atas hidayah Allah SWT. Abdullah menuturkan, waktu ia pertama kali mengucapkan dua kalimat syahadat, kedua orang tuanya tak langsung diberi tahu.

Hingga akhirnya, ia mengungkapkan keputusannya memeluk Islam kepada ayahnya. Bapaknya sempat terkejut. Bahkan, Abdullah dilarangnya untuk terus menjadi Muslim sebab dirinya khawatir buah hatinya itu akan menjadi teroris.

Waktu itu, Abdullah merasa sedih. Sebab, orang-orang terdekatnya mudah terpengaruh berbagai hoaks dan labelling yang buruk tentang Islam. Ia pun menjelaskan kepada ayahnya, ajaran agama ini justru menentang kekerasan dan terorisme. Diterangkannya pula bahwa Islam menghormati Nabi Isa—sosok yang begitu sentral dalam ajaran agama ayahnya.

Dia berharap, sang ayah dapat menerima keislamannya. Akan tetapi, tepat sebelum Abdullah kembali dari Mesir, bapaknya telah meninggal dunia.

Sebaliknya dari sang ayah, ibundanya menerima Abdullah dengan tangan terbuka. Ia pun memperkenalkannya kepada Islam. Setelah beberapa lama, sosok yang dicintainya itu lantas mengikuti jejaknya, memeluk agama Islam. Dirinya sangat terharu begitu mendengar kabar tersebut.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kisah Hidayah Pasangan Mualaf dari Inggris

John Smith dan Hanan Sandercock meniti jalan masing-masing untuk menemukan hidayah Illahi.

SELENGKAPNYA

Literasi Keuangan Sejak Dini Supaya Anak Kaya Ketika Dewasa

Pendidikan finansial bukan hanya untuk orang kaya.

SELENGKAPNYA

Kronologi Conjuring Universe, Supaya Nggak Bingung Ketika Nonton

Film-film di semesta Conjuring, digarap tidak secara urut.

SELENGKAPNYA