
Kabar Tanah Suci
Fenomena Jamaah Lansia Minta Pulang Bisa Diantisipasi
Setibanya di Madinah, Saida menangis dan meminta dipulangkan ke kampung halamannya.
Oleh FUJI EKA PERMANA dari MAKKAH, ARAB SAUDI
Pada musim haji tahun ini, beberapa jamaah lansia kedapatan meminta pulang ke Tanah Air sesampainya di Tanah Suci. Salah satunya merupakan seorang jamaah asal Maluku Utara, Saida Husen, yang tergabung dalam Kloter 10. Saida meminta pulang ke Kabupaten Halmahera Barat, saat tiba di Madinah.
"Perlu kami sampaikan bahwa sebenarnya video yang viral tentang JCH asal Kabupaten Halmahera Barat itu tidak apa-apa, hanya faktor kelelahan karena perjalanan embarkasi haji Makassar ke Madinah itu memakan waktu selama 12 jam," kata Ketua Pembimbing Haji Daerah Maluku Utara, Muhammad Zabir saat dihubungi dari Ternate, beberapa waktu lalu.
Setibanya di Madinah, Saida menangis dan meminta dipulangkan ke kampung halamannya. Petugas dan para jamaah haji lain, kata Zabir, mencoba untuk membujuk dan menenangkan Saida Husen saat berada di dalam bus.
Zabir menjelaskan, Saida Husen memang memiliki riwayat penyakit demensia, tetapi kondisinya stabil. Dia kini dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.
Kami meminta kepada pihak keluarga di Kabupaten Halmahera Barat untuk tidak khawatir dan mendoakannyaMUHAMMAD ZABIR Ketua Pembimbing Haji Daerah Maluku Utara
"Kami meminta kepada pihak keluarga di Kabupaten Halmahera Barat untuk tidak khawatir dan mendoakannya, agar ia selalu sehat dan bisa melaksanakan ibadahnya dengan lancar," ujarnya.
Jamaah Kloter 10 Maluku sudah tiba di Madinah sejak Rabu (31/5/2023). Sementara Kloter 13 dan 16 dijadwalkan berangkatkan dari Embarkasi Makassar ke Tanah Suci pada 2 hingga 4 Juni 2023.
Wakil Gubernur Maluku Utara Al Yasin Ali meminta kepada seluruh koordinator petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan jamaah yang masih muda untuk saling membantu dan memperhatikan satu sama lain.

"Saya juga meminta adanya perhatian khusus dari koordinator untuk melakukan pelayanan terbaik, terutama bagi JCH lansia, sehingga bisa menjalankan rukun ibadah haji dengan sempurna hingga kembali ke Tanah Air," kata dia.
Dia menjelaskan, dari 1.076 calon jamaah haji Maluku Utara, sebanyak 108 orang diantaranya berisiko tinggi dan intensif menjalani perawatan kesehatan. Sementara, ada 42 jamaah yang harus menggunakan kursi roda.
Sedangkan, jamaah tertua berusia 94 tahun bernama Ibrahim dan jamaah termuda yakni Rahdi Saputra berusia 19 tahun asal Kabupaten Kepulauan Sula.
Penanggung Jawab Layanan Psikiatri di KKHI Makkah dr Erih Williasari Sp KJ menjelaskan, fenomena jamaah lansia dengan masalah kejiwaan saat berada di Tanah Suci bisa diantisipasi. Menurut dia, mitigasi bisa dilakukan apabila jamaah haji saling membuka diri jika mengalami persoalan.
Sindrom itu biasanya datangnya dari kondisi fisik dan psikis yang melemah, yang paling utama, pasien demensia timbul dari lingkungan yang kurang nyaman.ERIH WILLIASARI Penanggung Jawab Layanan Psikiatri KKHI Makkah
Erih mengatakan, jamaah haji perlu menciptakan lingkungan berhaji yang sehat dan saling memberi dukungan satu sama lain. Dia menjelaskan, jamaah haji Indonesia mempunyai kemungkinan terkena gangguan jiwa jika tidak mengantisipasi beberapa sindrom.
"Sindrom itu biasanya datangnya dari kondisi fisik dan psikis yang melemah, yang paling utama, pasien demensia timbul dari lingkungan yang kurang nyaman. Jadi sikonnya harus mendukung atau supporting sistemnya harus bagus. Harus ada penggambaran saat akan melakukan ibadah wajib seperti apa, ibadah sunnah seperti apa, supaya tidak terjadi shock culture," kata Erih di Ruang Rawat Inap Psikiatri KKHI di Makkah, Sabtu (3/6/2023).
Ia menjelaskan, demensia adalah kondisi menurunnya cara berpikir dan daya ingat seseorang yang biasanya terjadi pada lansia usia 65 tahun ke atas.
Erih memberikan contoh, saat ini KKHI sedang melakukan perawatan pasien baru, seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba suka mengamuk tanpa sebab. Selama menjalani ibadah haji, dia harus dipisahkan dari suaminya.
Petugas kesehatan, kata Erih, harus menjelaskan sedetail mungkin kepada pasien demensia tentang sebuah hal yang akan dijalaninya. Dengan demikian, jamaah tersebut tidak memiliki pemahaman yang keliru.
"Seperti memberikan edukasi kepada anak-anak. Kuncinya ciptakan lingkungan yang nyaman. Karena pengobatan jiwa membutuhkan pendekatan psiko terapis. Dibutuhkan juga psikoterapis suportif atau pendampingan psikiater kepada lingkungan pasien," jelas Erih.
View this post on Instagram
Erih menambahkan, secara psikologis, penanganan pasien gangguan jiwa akan mudah dilakukan jika pasien mau dan mampu membuka diri tentang apa yang tidak membuatnya nyaman.
"Jadi harus mau curhat, mau speak up, membuka diri, kita harus menjadi kawan yang penuh empati kepada pasien, agar terjalin komunikasi, selanjutnya sembari mengasup obat yang diberikan, beban jiwa pasien akan tertanggulangi dengan sendirinya," jelas Erih.
Erih menjelaskan, gangguan jiwa banyak faktornya, diantaranya depresi, cemas dan gangguan penyesuaian, terlebih tanpa dukungan dari lingkungannya. Hal tersebut akan mempercepat depresi dan kecemasan.
Kepala KKHI Makkah, dr Edi Supriyatna menambahkan, untuk mengantisipasi banyaknya kasus gangguan jiwa dari jamaah haji Indonesia, petugas sudah mengadakan manasik kesehatan untuk calon jamaah haji.
Jamaah sudah mendapatkan pembekalan serta mengubah pelan-pelan pola pikir calon jamaah haji, untuk belajar menyesuaikan dengan keadaan dan hal baru.
"Serta memberikan penjelasan yang mendekati kenyataan. Selain itu, tetap butuh dukungan keluarga. Makanya, curhat adalah bagus sekali untuk kesehatan," kata Edi.
Muhadjir Dorong Pemasangan GPS untuk Jamaah Lansia
Penundaan pemberangkatan jamaah lansia kian memperpanjang antrean jamaah di atas 65 tahun.
SELENGKAPNYADari Laut ke Udara: Riwayat Haji Indonesia
Sejak 1950-an, orang Indonesia yang naik haji dapat memilih moda transportasi udara.
SELENGKAPNYALima Orang Jamaah Haji Wafat, 80 Lainnya Rawat Inap
Mayoritas pasien dirawat karena sakit jantung, paru-paru, dan diabetes melitus.
SELENGKAPNYA