
Gaya Hidup
Taktik Taklukan Tantrum Anak
Cobalah menanggapi pengalaman balita Anda dengan serius saat mengamuk.
National Health Service (NHS) mencatat bahwa balita cenderung mulai menunjukkan rasa frustrasinya sejak sekitar 18 bulan. Hal itu disebabkan mereka ingin mengekspresikan diri, tetapi masih memikirkan caranya.
Untungnya, ledakan emosi semacam ini menjadi lebih jarang terjadi saat anak mencapai usia empat tahun. Namun, jika Anda adalah orang tua yang menghadapi masa-masa itu, Anda mungkin menganggap amukan balita sebagai hal yang konyol. Apalagi, jika masalahnya tentang keinginan memakai satu kaus tertentu atau tidak memakan pasta bentuk tertentu.
Menjaga perasaan anak cukup mudah dilakukan karena reaksi balita bisa sangat berlebihan.
Namun, dokter anak berpengalaman, Cathryn Tobin, telah memperingatkan, Anda mungkin salah menangani ledakan emosi anak ini, bahkan bisa memperburuknya. Menjaga perasaan anak cukup mudah dilakukan karena reaksi balita bisa sangat berlebihan.
Jika Anda memberi tahu balita bahwa keinginannya bukan masalah besar atau memintanya berhenti marah bukanlah cara yang tepat. “Balita sering kesal karena hal-hal yang paling gila. Tetapi, meskipun mereka tampak gila bagi kita para orang tua, keinginan mereka nyata dan penting bagi balita Anda," kata Tobin dilansir the Sun, Rabu (15/3/2023).

Tobin menyarankan untuk mencoba menanggapi pengalaman balita Anda dengan serius saat mengamuk dan menempatkan diri Anda pada posisi mereka sejenak.
Selanjutnya, pertimbangkan bagaimana perasaan Anda, jika Anda kesal tentang sesuatu, tetapi disuruh berhenti merengek karena itu bukan masalah besar. “Kita sering dengan polos dan tanpa sadar meniadakan pengalaman balita kita,” ujar Tobin.
Tobin menyarankan, orang tua agar tidak berbohong dengan harapan menghindari ledakan emosi. Dia mencontohkan, Anda memberi tahu anak bahwa suntikan tidak sakit agar mereka duduk diam. “Lebih baik mengatakan yang sebenarnya,” kata Tobin.
Anda mungkin tergoda untuk mendudukkan anak Anda di depan TV atau memberi mereka Ipad saat mereka mengancam akan mengamuk. Penelitian telah menemukan bahwa meskipun melakukan hal itu dapat meredakan situasi saat ini, itu tidak akan mengajari anak Anda cara mengatur emosinya dalam jangka panjang.

Inilah yang dapat Anda lakukan sebagai gantinya.
1. Jangan abaikan anak Anda, alih-alih tanggapi dengan cinta hal ini biasanya lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi tetap penting diperhatikan.
2 Minta anak Anda untuk menyebutkan emosinya setelah mereka tenang. Anda juga dapat membantu mereka jika mereka masih kecil.
3 Validasi bahwa tidak apa-apa untuk merasakan perasaan itu.
4 Beri mereka buku untuk dibaca. Tobin percaya buku dapat membantu anak-anak dengan tenang melupakan amukan mereka.
Untuk membantu memvalidasi perasaan balita Anda, Tobin menyarankan contoh, "Tidak apa-apa marah, tetapi tidak boleh melempar balok." NHS juga menawarkan beberapa pedoman untuk mengatasi amarah.
Termasuk tidak menyerah ketika Anda memutuskan untuk mencoba solusi tertentu karena mungkin perlu waktu untuk berhasil. Usahakan untuk tidak bereaksi berlebihan atau merasa kesal pada anak Anda. Namun, jika Anda kerap merasakan anak menunjukkan perilaku itu, berbicaralah dengan profesional.
Kita sering dengan polos dan tanpa sadar meniadakan pengalaman balita kita.
Virus Negara Pancasila
Banyak perilaku anak bangsa yang sejatinya mengandung virus menggerogoti eksistensi negara Pancasila.
SELENGKAPNYAMenjadi Konten Kreator
Tuntunan syariah seputar profesi seorang atau perusahaan konten kreator
SELENGKAPNYARamadhan, Puasa, dan Takwa
Seorang hamba tidak akan pernah mancapai derajat takwa sampai ia berhasil mengambil jarak dari yang halal.
SELENGKAPNYA