Adaro Power, Medco Power Indonesia, dan TBS Energi Utama melakukan penandatanganan MoU dengan beberapa pabrikan manufaktur solar PV dan baterai, di Singapura, Kamis (16/3/2023). | Dok Adaro

Ekonomi

Perusahaan Energi Akselerasi EBT di Tanah Air

Adaro bersama dua perusahaan mengembangkan rantai pasok solar PV.

JAKARTA -- Tiga perusahaan energi raksasa Indonesia, Adaro Energy Indonesia, Medco Energy, dan TBS Energi Utama melalui masing-masing anak usahanya akan mengembangkan rantai pasok solar photovoltaic (PV) dan sistem penyimpanan energi baterai (SPEB) di Indonesia. Ketiga perusahaan telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai, di Singapura, Kamis (16/3). 

Kerja sama tersebut dilakukan untuk mengakselerasi pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Tanah Air. Berdasarkan data Kementerian ESDM, tingkat bauran EBT pada bauran energi primer terus mengalami peningkatan, meski lajunya tak begitu cepat. Pada 2020, bauran EBT tercatat 11,2 persen dan meningkat menjadi 12,2 persen pada 2021 dan naik tipis menjadi 12,3 persen pada 2022. Adapun target bauran EBT ditetapkan bisa mencapai 23 persen pada 2025.

Presiden Direktur Adaro Power Dharma Djojonegoro menjelaskan, pengembangan rantai pasok solar PV penting di Indonesia untuk bisa mengakselerasi kapasitas terpasang EBT di Indonesia. "Kami siap mendukung pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur dan industri pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia," kata Dharma dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (17/3).

photo
Realisasi dan target bauran EBT - (Kementerian ESDM)

Dharma menjelaskan, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan sumber EBT terbesar yang akan berkontribusi terhadap lebih dari 50 persen pembangkit listrik dalam negeri pada 2060. Dia mengatakan, Adaro Green bersama dengan Medco Power dan Energi Baru siap mendukung upaya pemerintah melalui Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi terkait penggunaan produk dalam negeri untuk proyek-proyek EBT yang sedang dikembangkan.

Hal itu dilakukan dengan menjalin kerja sama terkait peluang industrialisasi bisnis rantai pasok PLTS yang terdiri atas rantai pasok industri solar PV dan SPEB. "Harapan kami, kesiapan dan rencana dunia usaha serta industri dalam mepersiapkan peningkatan kebutuhan EBT dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri maupun di regional," kata Dharma.

Presiden Direktur Medco Power Indonesia Eka Satria sepakat bahwa pengembangan sektor EBT di Indonesia perlu didukung dan diakselerasi. “Ini merupakan bagian dari dukungan kami terhadap program Pemerintah Indonesia untuk mempercepat implementasi energi terbarukan," kata Eka.

photo
Foto udara suasana Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Kodingareng, Kecamatan Sangkarrang, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/12/2022). - (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Direktur Utama Energi Baru TBS Dimas Adi Wibowo mengatakan, pengembangan industri EBT memang perlu dipercepat. Dengan adanya kolaborasi tiga perusahaan ini, diharapkan bisa memberikan kontribusi lebih pada pengembangan proyek EBT di Indonesia.

"Kerja sama ini akan memperkuat kontribusi kami dalam pengembangan proyek-proyek energi terbarukan yang ada dan baru untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau," kata dia,

Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi sebelumnya telah melakukan penandatanganan MoU dengan Kantor Perdana Menteri Singapura untuk pengembangan EBT. MoU tersebut mencakup kerja sama investasi pengembangan indsutri dan kapabilitas manufaktur EBT di Indonesia dari hulur ke hilir.

Tak hanya kerja sama pengembangan manufaktur, kerja sama dengan Singapura juga mencakup perdagangan listrik lintas batas antara kedua negara. “Pengembangan industri panel surya harus dilakukan di dalam negeri. Kita harus melakukannya secara end to end, kita tidak mau ekspor listrik ke Singapura saja, tapi kita sudah memproduksi panel surya, baterai, dan lainnya," kata Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan tertulis, Jumat (17/3/2023).

Luhut mengatakan, industri manufaktur EBT di Indonesia saat ini belum banyak. Hal ini membuat upaya untuk meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di sektor EBT masih sulit dilakukan. Dengan adanya pengembangan industri manufaktur EBT, kata dia, diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah.

photo
Target pengembangan EBT 2023 - (Kementerian ESDM)

Menurut Luhut, Singapura tertarik untuk mengimpor listrik EBT dari Indonesia. Oleh karena itu, Singapura bersepakat untuk turut berinvestasi dalam pabrikasi maupun industri manufaktur EBT di Indonesia. "Ketertarikan Singapura terhadap ekspor EBT Indonesia ini juga menjadi pendorong untuk mempercepat industrialisasi panel surya nasional," ujar Luhut.

Luhut optimistis Indonesia bisa menjadi pemain utama manufaktur EBT. Dengan adanya kerja sama investasi dengan Singapura, Indonesia diharapkan mampu memproduksi panel surya dan baterai di dalam negeri.

"Ekspor Indonesia yang berupa bahan jadi akan mendongkrak nilai ekspor dan meningkatkan devisa negara. Saya yakin, upaya ini akan memperkuat landasan Indonesia untuk menuju lingkungan yang lebih hijau," kata Luhut.

Shuhaib bin Sinan, Sahabat Nabi yang Tegar

Shuhaib bin Sinan adalah seorang sahabat Nabi SAW yang berdialek Romawi.

SELENGKAPNYA

Ziarah Kubur, Penghuni Makam, dan Silaturahim Para Roh

Rasulullah SAW mensyariatkan kepada umatnya agar mengucapkan salam kepada para ahli kubur.

SELENGKAPNYA

Bung Karno Kontra Amerika

Presiden Sukarno kala itu sering dikecam sebagai trouble maker.

SELENGKAPNYA