Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Motivasi Alquran

Jabatan Itu Amanah (Bagian 3/Habis)

Bagi seorang pemimpin, jangan sampai hawa nafsu menggunakan kekuasaannya.

 

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Di akhir pidatonya, Abu Bakar berpesan, “Jika aku menyimpang dari jalan Allah dan Rasul-Nya maka janganlah kamu menaatiku” (Faidza ashaitullaaha wa rasuulahu fa laa thaata lii ‘alaikum).

Artinya, Abu Bakar dengan terus terang tidak akan pernah menggunakan jabatannya untuk berbuat maksiat. Karena ia tahu bahwa ia diangkat bukan untuk berbuat zalim.

Maka sekecil apa pun dosa baginya pasti akan berpengaruh kepada kebijakannya cepat atau lambat. Oleh karena itu, bagi seorang pemimpin tidak boleh sama sekali membuka peluang bagi hawa nafsu dalam menggunakan kekuasaannya.

 
Bagi seorang pemimpin tidak boleh sama sekali membuka peluang bagi hawa nafsu dalam menggunakan kekuasaannya.
 
 

Umar bin Khaththab yang melanjutkan kepemimpinan setelah Abu Bakar bisa menjadi contoh dalam hal ini. Umar yakin bahwa kelak pasti akan dihisab.

Bagi Umar, Allah SWT tidak diam terhadap perilaku hamba-hamba-Nya, termasuk para pemimpin siapa pun. Umar yakin makna ayat "inna rabbaka labil mirshaad", bahwa sekecil apa pun dosa yang ia perbuat akan ada balasannya.

Ayat ini diletakkan dalam surah al-Fajr (QS 89: 14), setelah pembahasan tentang kaum terdahulu yang Allah SWT pernah beri kesempatan memimpin di muka bumi, tetapi karena mereka menyimpang, maka Allah SWT menghancurkan mereka (QS al-Fajar [89]: 6-13).

Mereka adalah kaum Aad dari Iram yang membangun simbol-simbol materialisme berupa rumah-rumah pencakar langit yang sangat tinggi menjulang. Pada zaman itu belum pernah ada kaum lain yang mampu menandingi (alam tara kaifa faala rabbuka biaad, irama dzaatil imaad, allati lam yuklhlaq mitslahuu fil bilaad).

Juga kaum Tsamud yang berhasil melubangi batu gunung yang cadas menjadi istana-istana megah dan kokoh. Mereka sesumbar dengan rumah-rumah batu tersebut tidak akan pernah tertimpa azab (Wa tsammudal ladziina jaabush shakhra bil waad).

Begitu juga kaum Firaun yang berhasil membangun piramida megah (Wa firauna dzilautaad). Dengan terang-terangan mereka telah berbuat maksiat (Alladziina thaghau fil bilaad).

Maka terjadilah kerusakan moral yang sangat parah (Faaktsaruu fiihal fasaad). Allah SWT telah membalas dosa-dosa mereka dengan azab (Fashabba ‘alaihim rabbuka sautha azaab).

 
Nabi SAW sendiri selalu melakukan seleksi antara sahabat-sahabatnya siapa yang berhak memimpin.
 
 

Nabi SAW sendiri selalu melakukan seleksi antara sahabat-sahabatnya siapa yang berhak memimpin. Pernah Nabi SAW memilih Amru bin Ash yang waktu itu baru saja masuk Islam sebagai panglima pasukan, yang di antara anggotanya adalah para senior sahabat seperti Abu Bakar dan Umar.

Itu tidak lain karena Amru lebih tepat pada peristiwa tersebut. Ternyata benar, pasukan itu kembali dengan membawa kemenangan gemilang.

Usamah bin Zaid juga dipilih Nabi SAW menjadi panglima perang untuk melawan Romawi pada saat usia 18 tahun. Nabi SAW pernah menolak Abu Dzar Al-Ghiffari ketika menawarkan diri untuk memimpin. Nabi SAW berkata kepadanya "Innaka dhaif" (Kamu tidak mampu).

Penting untuk diingat oleh para pejabat, kisah Umar saat mencapai puncak keemasannya. Waktu itu zakat terdistribusi dengan baik sehingga rakyat semuanya sejahtera. Itu pun Umar tetap memilih hidup sederhana.

Seorang yang bermakmum di belakang Umar sempat melihat beberapa tambalan pada bajunya. Sehabis shalat Maghrib, Umar menangis. Istrinya Ummu Kultsum, bertanya apa gerangan yang terjadi?

Umar berkata, "Aku takut kelak ditanya oleh Allah tentang seekor kuda yang tergelincir di Irak, lalu Allah berkata, 'Wahai Umar mengapa kamu tidak memperbaiki sebuah lubang di jalan itu'."

Denda karena Mahasiswa Terlambat Registrasi KRS

Bolehkah beri sanksi denda uang kepada mahasiswa yang terlambat mengisi KRS?

SELENGKAPNYA

Teguran dari Langit tentang Adab

Ada kejadian cara beradab di zaman Nabi SAW yang langsung ditegur oleh Allah SWT.

SELENGKAPNYA

Semua Ada Tempatnya

Semua ibadah ada tempatnya, jika dilakukan bukan pada tempatnya akan sia-sia.

SELENGKAPNYA