Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Motivasi Alquran

Teguran dari Langit tentang Adab

Ada kejadian cara beradab di zaman Nabi SAW yang langsung ditegur oleh Allah SWT.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Ada beberapa kejadian tentang cara beradab di zaman Nabi SAW yang langsung ditegur oleh Allah SWT. Ini direkam dalam surah al-Hujurat [49] ayat: 4-6 untuk membuktikan bahwa masalah adab sangat penting bagi Allah SWT.

Diriwayatkan bahwa sebagian sahabat suatu hari ingin konsultasi kepada Nabi SAW tentang tawanan perang. Mereka tidak tahu Nabi SAW ketika itu ada di bilik yang mana. Sebab, rumah Nabi SAW ketika berupa bilik-bilik, yang masing-masing bilik ditempati satu istrinya.

Para sahabat tersebut akhirnya memanggil Nabi SAW dari belakang rumahnya dengan berteriak-teriak, seperti mereka memanggil teman-teman mereka. Allah SWT turunkan ayat menegur mereka, “Innalladziina yunaaduunaka miw waraail hujuraati aktsaruhum laa ya’qiluun” (Sesungguhnya mereka yang memanggilmu Muhammad dari belakang rumahmu mayoritas mereka tidak menggunakan akalnya).

Dari ibn Ishaq disebutkan bahwa ayat tersebut turun ketika datang utusan dari berbagai suku, pada tahun ke-9 Hijriyah yang disebut dengan tahun datangnya utusan (‘aamul wufuud).

Mereka rata-rata termasuk kalangan Badui dari suku Bani Tamim. Istilah Badui dalam bahasa Arab disebut al-A’rab, yaitu mereka hidup di pedalaman jauh dari peradaban kota yang terpelajar. Karena itu, sikap-sikap mereka tampak aneh dan sulit diatur.

Ketika itu mereka berteriak-teriak memanggil Nabi SAW dari belakang biliknya. Teriakan itu membuat Nabi SAW terganggu. Ayat yang berbunyi "Yunaaduunaka miw waraail hujuraati" menggambarkan suasana tersebut.

Allah SWT menyifati mereka istilah tidak berakal (aktsaruhum laa ya’qiluun) itu karena dalam sikap tersebut tampak bahwa mereka tidak memperlakukan Nabi SAW sebagaimana layaknya sebagai nabi yang harus dihormati. Allah SWT saja memuliakannya, sungguh tidak pantas jika mereka menganggap Nabi SAW seperti teman-teman mereka.

Suatu hari Umar bin Al-Khaththab mendengar suara teriakan dua orang di Masjid Nabawi. Bilik-bilik Nabi SAW memang tidak jauh dari Masjid Nabawi. Bahkan, Raudhah sebagai bagian utama dari masjid keberadaannya nempel ke rumah Nabi SAW.

Dalam hadis disebutkan, “Antara rumahku dan mimbarku adalah kebun surga” (maa baina baitii wa mimbarii raudhatun mir riyadhil jannah). Sudah barang tentu teriakan suara di masjid akan sangat mengganggu Nabi SAW selama di biliknya.

Seketika Umar menemui mereka lalu bertanya tentang asal mereka dari mana? Dijawab: "Dari Thaif." Umar berkata, "Seandainya kamu penduduk Madinah niscaya aku hukum kamu dengan cambukan yang keras."

Para ulama berfatwa tidak boleh bagi siapa pun yang mendatangi rumah Nabi SAW mengangkat suara sekalipun Nabi SAW telah wafat. 

Kejadian lain terjadi pada seorang sahabat bernama al-Walid bin Uqbah bin Abi Mu’ith yang diutus Nabi SAW untuk menagih zakat kepada suku Bani Musthaliq. Uqbah kembali membawa berita bahwa Bani Musthaliq tidak mau membayar zakat.

Nabi SAW mengecek berita ini dengan mengutus Khalid bin al-Walid. Hasilnya ternyata sebaliknya, justru mereka sedang menunggu untuk membayar zakat.

Nabi SAW tidak langsung menerima berita tersebut mentah-mentah, tetapi mengeceknya terlebih dahulu. Bayangkan seandainya Nabi SAW ketika itu langsung menyerang mereka. Sungguh pertumpahan darah tidak akan bisa dihindari.

Dalam hal ini turunlah ayat, “Injaakun faasiqum binabaim fatabayyanuu” (Jika datang kepadamu berita dari orang fasik maka lakukanlah pengecekan terlebih dahulu).

Dikatakan faasiq dari kalimat fasaqatur ruthbah (keluar dari bungkusnya), maksudnya adalah menyimpang. Artinya, setiap penyimpangan akan menyebabkan fitnah, maka harus segera dikembalikan ke tempatnya yang benar.

Arah Baru Perda Anti LGBT

Perda anti LGBT perlu lebih mengarah pada tumbuhnya norma dan etika.

SELENGKAPNYA

Shalat dan Kebahagiaan Hakiki

Shalat adalah faktor yang paling menentukan dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

SELENGKAPNYA

Dari Mana Inpirasi Membangun Masjid Nabawi?

Inspirasi arsitektur Masjid Nabawi disebut berasal dari ilham Nabi Muhammad SAW.

SELENGKAPNYA