Tajuk
Hati-Hati Cuaca Ekstrem
Hanya ada satu lembaga yang berhak menyampaikan informasi terkait cuaca di pemerintah.
Rabu (28/12), masyarakat dihebohkan informasi terkait potensi badai yang melanda Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Informasi yang disampaikan oleh salah seorang peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin melalui akun Twitter awal pekan ini sempat membuat masyarakat cemas.
Sejumlah instansi yang berkantor di Jakarta dan sekitarnya, bahkan tidak sedikit yang telah menerbitkan surat edaran untuk karyawannya supaya tidak perlu datang ke kantor. Para karyawan diminta untuk bekerja di rumah atau hari tersebut diliburkan.
Namun, penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Selasa (27/12) siang, yang menyebutkan cuaca pada Rabu (28/12) diperkirakan tidak separah seperti yang disampaikan peneliti BRIN, perkantoran pun akhirnya beroperasi seperti biasa.
Dan kita bersyukur, cuaca pada Rabu (28/12) tersebut tidak seekstrem yang dibayangkan banyak orang. Hujan memang lebat, tapi masih seperti hujan pada hari-hari sebelumnya. Masyarakat pun dapat beraktivitas normal seperti hari-hari biasa.
Hanya ada satu lembaga yang berhak menyampaikan informasi terkait cuaca di pemerintah.
Kita tidak ingin memperdebatkan manajemen komunikasi yang tumpang tindih di tubuh pemerintah sehingga menimbulkan keresahan masyarakat. Tapi yang pasti, hal tersebut tidak boleh terulang. Hanya ada satu lembaga yang berhak menyampaikan informasi terkait cuaca di pemerintah.
Bila pemerintah telah memutuskan BMKG, instansi pemerintah yang lain tidak boleh berbicara soal cuaca ke publik agar tidak ada lagi muncul kebingungan di masyarakat.
Di sisi lain, kita berharap masyarakat tetap waspada cuaca ekstrem yang berpotensi masih melanda negeri kita. Memang perkiraan badai yang melanda Jabodetabek pada Rabu tidak terjadi. Namun, kita tidak boleh terlena. Sebab, gelombang cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang masih berpotensi sampai awal Januari 2023.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (29/12), kembali mengingatkan masyarakat untuk terus memantau informasi dari BMKG terkait potensi cuaca ekstrem. Jokowi meminta masyarakat selalu waspada dan hati-hati serta selalu memantau informasi yang disampaikan BMKG.
Di sisi lain, kita berharap masyarakat tetap waspada cuaca ekstrem yang berpotensi masih melanda negeri kita.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Kamis (29/12), memprediksi Jabodetabek berpotensi diguyur hujan ekstrem pada 30 Desember 2022. Untuk wilayah Jabodetabek hingga 30 Desember, masyarakat perlu mewaspadai hujan yang intensitasnya bisa ekstrem, tapi hal itu bukanlah badai.
BMKG sehari sebelumnya juga sudah merilis adanya potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah Indonesia hingga Jumat (30/12). Cuaca ekstrem tersebut berpeluang menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, genangan, dan tanah longsor.
Berdasarkan prakiraan berbasis dampak Impact-Based Forecast (IBF), daerah yang ditetapkan berstatus siaga pada periode tanggal tersebut, yaitu sebagian Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sejumlah pemerintah daerah (pemda) juga telah mengingatkan warganya untuk berhati-hati dalam melakukan kegiatan libur tahun baru. Beberapa pemda telah meminta warganya untuk menghindari tempat wisata, seperti pegunungan dan pantai selama cuaca ekstrem untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sejumlah pemerintah daerah (pemda) juga telah mengingatkan warganya untuk berhati-hati dalam melakukan kegiatan libur tahun baru.
Kita mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah daerah tersebut, untuk mendukung dan menyosialisasikan informasi yang disampaikan oleh BMKG. Kewaspadaan dan hati-hati menjadi kunci menghindari potensi munculnya bahaya yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem tersebut.
Untuk itu, kita berharap masyarakat menjadikan informasi yang disampaikan oleh BMKG sebagai pegangan, sebelum melakukan kegiatan di luar rumah untuk menikmati liburan tahun baru.
Begitu pula, masyarakat hendaknya menaati imbauan yang disampaikan pemerintah setempat dalam melakukan aktivitas. Sebab, potensi cuaca ekstrem setiap daerah berbeda-beda dan potensi bencana yang mungkin muncul setiap daerah pun tidak sama. Dengan menaati imbauan pemerintah setempat, mudah-mudahan kita bisa terhindar dari potensi bencana yang mungkin muncul akibat cuaca ekstrem.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Tantangan Mediamorfosis Menghadapi Generasi Kaca
Pandemi Covid-19 sejak 2020 juga mengakselerasi perilaku digital warga global.
SELENGKAPNYAMuhammadiyah Bangun Sumur dan Masjid di Kenya
Saat ini Muhammadiyah masih menunggu proposal dari Kedutaan Kenya untuk melihat perincian kebutuhan mereka
SELENGKAPNYA