Petugas kesehatan menyiapkan vaksin IndoVac sebelum disuntikan ke warga di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (13/10/2022). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Liputan Khusus

Percaya Diri Kendalikan Pandemi

Vaksin buatan dalam negeri sebagai pengejawantahan dalam mewujudkan ketahanan kesehatan.

Oleh Lipsus Tiga Tahun Periode ke-2 Joko Widodo

OLEH DIAN FATH RISALAH, DESSY SUCIATI SAPUTRI

Perlahan dan pasti, Indonesia bangkit pada tahun ini setelah dua tahun didera badai pandemi. Kekhawatiran terjadinya lonjakan kasus Covid-19 akibat munculnya varian omikron pada tiga bulan pertama tahun ini berhasil dikendalikan dengan baik. Lonjakan memang terjadi, tetapi angka kematian berhasil ditekan.

Gelombang ancaman tak berhenti di situ saja. Libur panjang lebaran Idul Fitri pada awal Mei menjadi pertaruhan. Penularan Covid-19 saat itu tidak benar-benar selesai. Sampai sekarang pun penularan masih terjadi. Pemerintah, saat itu, untuk pertama kalinya sejak pandemi melanda pada 2020, mempersilakan masyarakat berlebaran di kampung halaman.

Dan, sekali lagi, lonjakan kasus yang dikhawatirkan ternyata tidak melanda. Basis argumentasi ilmiahnya adalah antibodi atau kekebalan masyarakat terhadap virus korona sudah terbentuk. Faktor pembentuknya bisa dua. Pertama, karena infeksi alami atau seseorang sudah pernah dinyatakan positif Covid-19. Atau yang kedua, kekebalan dibentuk oleh vaksinasi.

‘Izin’ dari pemerintah bahwa masyarakat bisa berlebaran di kampung halaman tentu bukan sebuah spekulasi. Capaian vaksinasi pertama dan kedua atau dosis primer saat itu sudah tinggi. Ada imbauan pula, masyarakat yang mudik harus sudah booster atau telah menerima dosis ketiga. Semua berjalan dengan semestinya.

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, sudah 204,74 juta orang telah divaksin Covid-19 dosis pertama dari target 234,66 juta orang. Sedangkan, untuk dosis kedua sudah 171,36 juta orang telah menerimanya. Kemudian, 64,17 juta orang juga sudah mendapatkan dosis booster.

Faktor kedua, yakni tentang kekebalan masyarakat. Pada Maret 2022 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis hasil survei serologi kedua yang dilakukan pada rentang November-Desember 2021. Hasilnya, sebanyak 86,6 persen penduduk Indonesia di atas usia satu tahun sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19.

Kombinasi dari kebijakan yang tepat, masyarakat yang disiplin serta kemauan untuk divaksin, hingga kerja keras dari tenaga kesehatan inilah yang menjadi game changer sekaligus membuktikan bangsa Indonesia mampu mengendalikan pandemi. Semua sendi-sendi perekonomian yang sempat lumpuh pun kini perlahan kembali bergeliat. Masyarakat kini tak lagi diliputi rasa takut berlebih. Masa-masa sebelum Covid-19 ada di Tanah Air, kini sudah tampak di depan mata.

Menkes Budi Gunadi Sadikin optimistis Indonesia mampu mengakhiri masa pandemi Covid-19 selekasnya. Semua langkah yang kini ditempuh sudah on the track. Jika keadaan terus seperti saat ini atau bahkan lebih baik tanpa ada gelombang penularan baru dan peningkatan capaian vaksinasi, Februari 2023 akan menjadi titik penentu lepas tidaknya Indonesia dari cengkeraman pandemi.

“Kita banyak berdoa, mudah-mudahan apa yang kita lakukan (protokol kesehatan dan vaksinasi) bisa terus menjaga Indonesia seperti ini,” kata Menkes Budi di Jakarta, Jumat (14/10).

Menurut Menkes Budi, apabila Indonesia mampu melewati Desember 2022 sampai Februari 2023 secara landai, Indonesia adalah negara yang tidak memiliki kenaikan kasus positif Covid-19 selama 12 bulan. Jika itu tercapai, bisa dikatakan Indonesia mampu mengontrol pandemi lebih baik dibandingkan negara lain. Tetapi, kewaspadaan tak boleh hilang. Menkes berpesan, siapa pun tak boleh jemawa.

Optimisme itu bukan sekadar harapan tanpa ada basis data. Hasil sero survei ketiga yang dilakukan pemerintah menunjukkan, kadar antibodi masyarakat Indonesia naik hingga empat kali lipat dari sebelumnya. Jika rata-rata kadar antibodi masyarakat pada sero survei kedua sebesar 444 U/ml, kini menjadi 2.097 U/ml pada sero survei ketiga. Proporsi penduduk yang punya kekebalan terhadap Covid-19 pun meningkat dari 87,8 persen menjadi 98,5 persen.

Sero survei ketiga diumumkan pada Juli 2022. Survei dilakukan terhadap 20.501 sampel yang sama dengan sero survei kedua pada Maret 2022. Sampel diambil dari penduduk yang tersebar di 100 kabupaten/kota terpilih di 34 provinsi. Hasil ini berarti menunjukkan hampir seluruh masyarakat telah memiliki antibodi Covid-19, sekaligus data ilmiah yang memperkuat bahwa Indonesia akan segera lepas dari pandemi.

Mandiri vaksin

Upaya untuk lepas dari pandemi tak hanya dilakukan dengan pengendalian kasus. Pemerintah juga berupaya untuk tidak lagi mengimpor vaksin Covid-19 dari luar negeri. Meski saat ini kasus sudah melandai, langkah antisipasi ke depan tak dilupakan. Vaksin buatan dalam negeri tersebut sebagai bagian dari sebuah pengejawantahan dalam mewujudkan ketahanan kesehatan di masa depan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (13/10) meluncurkan sekaligus meninjau penyuntikan perdana vaksin Covid-19 Indovac produksi PT Bio Farma (Persero), di Kota Bandung, Jawa Barat. Kehadiran vaksin Indovac merupakan hasil kerja keras sumber daya manusia (SDM) muda yang menggarap pembuatan vaksin tersebut dari hulu sampai ke hilir.

Proses pembuatan vaksin Indovac ini memakan waktu cukup lama. “Enggak pernah bersuara, tahu-tahu jadi Indovac,” kata Jokowi.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, vaksin Indovac merupakan bukti nyata keseriusan pemerintah dalam membangun ketahanan kesehatan nasional. Bio Farma diketahui merupakan produsen vaksin kelima terbesar di dunia dan memproduksi tiga miliar dosis vaksin per tahun yang diekspor ke 153 negara.

“Karena itu, sejak awal, saya yakin, vaksin Covid-19 di Indonesia bisa diproduksi mandiri, tanpa perlu impor,” ujar dia.

Erick menegaskan, ketahanan kesehatan bersama ketahanan energi dan pangan, menjadi sesuatu yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Apalagi, di tengah kondisi global yang sedang bergejolak saat ini. “Penting sekali Indonesia terus bisa mandiri, bahkan berdaulat dalam mengisi kemerdekaannya. Kami optimistis Indovac mampu menurunkan impor vaksin Covid-19 secara signifikan, bahkan ke depan bisa menghentikan impor,” kata Erick.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, untuk tahap pertama, Bio Farma sudah menyiapkan rencana produksi 20 juta dosis. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi.

“Kami juga bisa meningkatkan kapasitas produksi kita sampai ke 100 juta dosis per tahun pada 2024 tergantung pada kebutuhan dan permintaan,” ujar Honesty.

Indovac memiliki keistimewaaan karena dikembangkan dan diproduksi dari hulu ke hilir oleh anak bangsa, yaitu Bio Farma. Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) vaksin Indovac disebut mencapai 80 persen. “Dengan TKDN sebesar itu kita berharap dapat mengurangi ketergantungan pada vaksin impor,” kata Honesti.

Kendati demikian, kondisi itu tak boleh membuat Indonesia lengah. Vaksinasi harus terus digencarkan, khususnya vaksinasi penguat yang cakupannya belum maksimal. Berbagai ahli epidemiolog kerap menekankan bahwa cakupan vaksinasi booster harus terus diperkuat sebagai persiapan memasuki fase endemi.

 

photo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin IndoVac ke warga di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (13/10/2022). Sebanyak 15 orang menjalani penyuntikan perdana vaksin IndoVac produksi PT Bio Farma (Persero). Vaksin IndoVac tersebut telah mendapatkan emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan siap digunakan untuk vaksin primer bagi masyarakat. - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Menuju endemi

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, apabila Covid-19 menjadi endemi, penanganannya akan menjadi seperti penyakit biasa. Artinya, itu akan berpengaruh pada skema pembiayaan dan pengobatan pasien Covid-19. Saat ini, pemerintah masih mengkaji skema biaya pasien Covid-19 ditanggung BPJS Kesehatan apabila pandemi sudah usai.

“Kalau nanti sudah dinyatakan endemi otomatis menjadi penyakit infeksius biasa. Karena penyakit infeksius biasa, penanganannya juga biasa. Termasuk nanti biayanya akan dialihkan yang selama ini subsidi langsung oleh pemerintah nanti akan dialihkan ke BPJS,” kata dia.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Ichsan Hanafi mengusulkan, bila Covid-19 telah ditetapkan menjadi endemi, perawatan pasien Covid-19 difokuskan di rumah sakit milik pemerintah. Hal tersebut menurutnya akan jauh lebih efisien.

Karena, penanganan pasien Covid-19 harus menyediakan ruang isolasi khusus serta perlu penambahan tenaga kesehatan. Jauh lebih efisien pasien Covid-19 ditangani di beberapa rumah sakit yang ditunjuk pemerintah. “Pasien non-Covid-19 di rumah sakit swasta pun akan jauh lebih nyaman dan merasa aman saat berobat,” ujar dia.

***

Lansia Masih Jadi Pekerjaan Rumah

Erlina Burhan, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI)

photo
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Jakarta Erlina Burhan saat sesi foto untuk Tokoh Perubahan Republika 2020 di Jakarta. - (Republika/Prayogi)

Bagaimana Anda melihat pandemi Covid-19 di Indonesia hari-hari ini?

Memang WHO beberapa saat lalu menyampaikan bahwa pandemi ini sudah di ujung nih, kita akan segera bebas dari pandemi, tapi tentu saja bukan berarti penyakit akan hilang atau tidak ada. Kondisi penularan yang menurun, angka konfirmasi yang rendah, kematian yang rendah, dan cakupan vaksinasi yang tinggi, ini akan membuat kita segera bisa meninggalkan pandemi ini dan mudah-mudahan segera menjadi endemi.

Satu kebanggaan juga buat kita bangsa Indonesia bahwa Indonesia itu termasuk salah satu negara yang baik pengendaliannya soal terbukti saat ini angka-angka kita masih termasuk di kelompok yang terkontrol dibandingkan negara-negara, seperti Amerika, Jepang, Korea Selatan yang padahal negara maju dengan masyarakat yang aware dengan kesehatan, tapi kita beruntung dengan kolaborasi seluruh aspek sektor dari seluruh lapisan bangsa Indonesia.

photo
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Jakarta Erlina Burhan saat sesi foto untuk Tokoh Perubahan Republika 2020 di Jakarta. - (Republika/Prayogi)

Apakah dengan vaksinasi bisa menjamin turunnya angka kefatalan?

Memang pencegahan agar tidak terjadi kefatalan hingga meninggal ini data-data membuktikan salah satunya adalah menjalani vaksinasi mulai dari yang lengkap (dua dosis) sampai kepada vaksinasi booster. Kita tahu bahwa vaksinasi ini bukan berarti kita bebas 100 persen. Tapi, dengan vaksinasi, kalaupun kita jadi sakit terkonfirmasi (positif), itu sakitnya ringan tidak berat.

Artinya, kalau tidak berat maka tidak ada rawat, kalau tidak ada rawat kemungkinan angka kematian kecil. Itulah salah satu rangkaian kronologis, kenapa kemudian membawa vaksinasi ini penting salah satunya supaya mencegah tingginya angka kematian atau case fatality rate yang tadi.

Masih mengenai vaksinasi, untuk cakupan vaksinasi pada lansia saat ini bagaimana?

Kalau saya lihat mayoritas pasien Covid-19 yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, yakni para lansia, warga yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, dan warga yang belum menerima vaksinasi Covid-19.

Jadi memang lansia jadi perhatian karena akibat usia tinggi, imunitas turun, apalagi kalau punya komorbid. Ini adalah faktor risiko untuk kematian atau beratnya penyakit kalau terkonfirmasi Covid-19.

Apa saja saran serta imbauan Satgas IDI kepada masyarakat untuk menyambut endemi yang sudah di depan mata?

Kami PB IDI tidak bosan-bosannya mengimbau pemerintah konsisten untuk mengimplementasikan semua kebijakan, tapi masyarakat juga harusnya patuh. Kami juga terus mengingatkan yang belum divaksin boost// mulai vaksin. Tetap jalankan perilaku hidup bersih dan sehat. Cuci tangan, pakai masker, dan juga jangan begadang. 

Menjadi Penerang Saat Dunia Suram

Indonesia sebagai titik terang saat ekonomi dunia suram.

SELENGKAPNYA

Berbenah Meraih Kepercayaan Umat

Kasus ACT menjadi pelajaran bagi lembaga filantropi Islam.

SELENGKAPNYA

Mengandalkan Bansos Jadi Bantalan Ekonomi, Efektifkah?

Bantuan untuk pekerja informal bisa diperoleh melalui sektor lain selain Kemenaker.

SELENGKAPNYA