
Jurnal Haji
Amirul Hajj Apresiasi Tim Kesehatan di Mina
Dehidrasi dan kelelahan jadi penyebab utama jamaah sakit di Mina.
ALI YUSUF, A SYALABY ICHSAN dari Makkah
MAKKAH – Amirul Hajj sekaligus Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi tim kesehatan yang sedang bertugas di kawasan Mina, Arab Saudi. Mereka dinilai telah memberikan layanan dan pertolongan secara cepat kepada jamaah haji yang sakit dalam prosesi lempar jumrah.
"Kerja teman-teman tenaga kesehatan luar biasa, kerja sangat membantu jamaah haji," kata Menag di Mina, Ahad (10/7).
Menag sempat meninjau pos layanan kesehatan di Mina dan mendapat penjelasan dari Kepala Pusat Kesehatan (Puskes) Haji. Menurut Menag, tenaga kesehatan adalah salah satu kunci sukses pelayanan jamaah haji.

"Saya melihat sangat siap dan menurut saya sangat luar biasa karena banyak aturan yang justru menghambat pergerakan pelayanan kesehatan tapi bisa diatasi teman-teman, misal ambulans tidak boleh masuk, kursi roda kosong tidak boleh masuk tapi diakali dengan diisi beberapa barang supaya bisa masuk," katanya.
Menurut Menag, Mina merupakan salah satu tantangan karena jumlah jamaah yang sakit dan meninggal juga tinggi akibat kelelahan yang memicu munculnya penyakit lain.
Kepala Pukes Haji, Budi Sylvana mengatakan, wukuf hingga melontar jumrah merupakan periode kritis dari pelaksanaan ibadah haji karena banyak jamaah yang tumbang akibat sakit dan membutuhkan layanan kesehatan.
Karena itu, ia meminta kepada petugas kloter, kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) dan tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) untuk menjaga jamaahnya selama prosesi lontar jumrah. Menurut Budi, banyak jamaah yang tersesat, kelelahan, dan dehidrasi saat melontar jumrah Aqabah pada Sabtu (9/7) atau 10 Dzulhijah 1443 H.
"Ini harus kita antisipasi agar tidak semakin banyak jamaah yang tersasar di sepanjang jalur Jamarat," ujar Budi kepada tim MCH di Mina, Makkah, Ahad (10/7).
Menurut Budi, tahun ini tidak ada kendaraan dan kursi roda yang bisa masuk jalur Jamarat sehingga menyulitkan untuk evakuasi. Agar kursi roda bisa masuk Jamarat, pihaknya menyiasati dengan mengisi kursi roda dengan logistik seperti makanan dan minuman.
Menurut dia, ada delapan pos jaga yang ada di sepanjang jalur Jamarat. Empat di antaranya jalur atas sementara empat lainnya berada di jalur bawah. Budi menjelaskan, pihaknya menambah 20 petugas yang akan dibagi menjadi 10 tim. Mereka akan bergerak setiap setengah jam.
"Untuk menyisir jamaah kita yang kelelahan dan tersasar," jelas dia.
Menjauhi Sifat Pelit
Langkah awal menyembuhkan pelit adalah menyadari sifat itu menjerumuskan diri pada kehinaan.
SELENGKAPNYAPelit, Mabuk Harta, dan Cinta Dunia
Sebab pelit adalah kecintaan pada harta yang berlebihan.
SELENGKAPNYAMenjadi Keluarga Ahli Zikir
Orang tua dapat mengajak anggota keluarga untuk menghadiri majelis-majelis ilmu dan zikir.
SELENGKAPNYA