Oni Sahroni | Daan Yahya | Republika

Konsultasi Syariah

Bukber, Akhirnya tidak Isya dan Tarawih Berjamaah

Tidak sedikit bukber mengakibatkan peserta tidak shalat Isya dan Tarawih berjamaah.

DIASUH OLEH USTAZ DR ONI SAHRONI; Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

Sudah menjadi kelaziman, di antara aktivitas yang umum dilakukan oleh keluarga, lembaga, ataupun perusahaan itu buka bersama (bukber) sebagai bagian dari aktivitas untuk merekatkan ukhuwah, persaudaraan, soliditas di antara keluarga, perusahaan, atau lembaga tersebut.

Lazimnya juga saat bukber hidangan berbuka itu lengkap, banyak, dan beragam menu. Bukber juga tidak hanya makan-makan, tetapi juga ramah-tamah dan terkadang ada penampilan.

Tidak ada dalil spesifik yang menganjurkan buka bersama saat Ramadhan karena yang ada adalah anjuran memberikan makanan berbuka untuk orang lain, terlebih dhuafa. Namun, buka bersama momentum Ramadhan untuk merekatkan persaudaraan, soliditas, dan lainnya merupakan acara yang baik dan positif didasarkan pada tuntunan umum, baik ayat maupun hadis.

Di antaranya, hadis Rasulullah SAW: “Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, baginya pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun” (HR Tirmidzi dan Ibn Majah).

Juga hadis Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang.” Beliau bersabda, “Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.” Mereka menjawab, “Ya’’. Beliau bersabda, “Hendaklah kalian makan secara bersama-sama dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya” (HR Abu Daud).

Hadis Rasulullah SAW, dari Abu Ayyub al-Anshari RA bahwa ada seseorang berkata kepada Nabi Muhammad SAW: “Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga”.

Orang-orang pun berkata, “Ada apa dia? Ada apa dia?” Rasulullah SAW berkata: “Apakah dia ada keperluan? Beribadahlah kamu kepada Allah SWT, jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan bersilaturahimlah” (HR Bukhari).

Tidak sedikit bukber tersebut mengakibatkan para peserta tidak shalat Isya dan Tarawih berjamaah atau tidak shalat Isya berjamaah. Mungkin karena makan yang berlebihan (kekenyangan), ramah-tamah yang terlalu panjang, atau karena kepulangan dari tempat acara bukber yang membutuhkan waktu, atau kemacetan dan lainnya.

Agar kedua kebaikan tersebut bisa diraih, mungkin tip-tip berikut ini bermanfaat untuk meraih keduanya, yaitu: (a) memilih tempat bukber yang tersedia atau dekat dengan tempat shalat yang memadai. (b) Mempersiapkan fisik dan perlengkapan bukber dan shalat, termasuk mengondisikan keluarga.

(c) Menunaikan shalat Maghrib sebelum makan berat. (d) Tidak makan berlebihan, tetapi memperbanyak menu ringan sehat saat ramah-tamah atau ngobrol. (e) Hadir lebih dahulu sebelum bukber agar tersedia waktu yang cukup untuk ramah-tamah dan ngobrol dengan peserta, atau idealnya panitia memulai waktu bukber beberapa jam sebelumnya agar waktunya tidak mepet dengan shalat Isya.

(f) Panitia merancang kegiatan bukber itu diakhiri dengan shalat Isya berjamaah atau Isya dan Tarawih berjamaah. Jika panitia tidak merancang tersebut, peserta merencanakan shalat di tempat bukber jika jauh dari tempat tinggal.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Jalan Kesabaran

Ibadah puasa adalah puncak kesabaran seorang hamba dalam menjalani ketaatan kepada-Nya.

SELENGKAPNYA

Ngabuburit Bersama Sulaman Kapalo Samek

Hasil sulaman kapalo samek ini tidak hanya bisa untuk selendang.

SELENGKAPNYA

Saran Rangnick untuk Para Petinggi MU

Saran Rangnick kepada MU, pelatih berikutnya harus diberi waktu untuk berkreasi dan kewenangan merombak skuad.

SELENGKAPNYA