
Internasional
Israel Bunuh Sekeluarga Beserta Tiga Anak-Anak di Gaza
PBB menegaskan bahwa kondisi di Gaza makin memprihatinkan.
GAZA – Tentara Israel melakukan pembantaian baru saat fajar pada hari Jumat, menewaskan satu keluarga beranggotakan lima orang di Khan Younis. Sementara itu, UNRWA mengumumkan bahwa tempat penampungan yang penuh sesak di Jalur Gaza mengalami kondisi yang memprihatinkan.
Sumber medis mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa seluruh keluarga dari klan Abu Ta'ima, sebelah barat Khan Yunis, terbunuh ketika pasukan pendudukan mengebom tenda tempat mereka berlindung.
Anggota keluarga tersebut adalah: Ibrahim Khalil Abu Taima, istrinya Hanadi Shaaban Abu Taima, dan anak-anak mereka: Samira (8 tahun), Azem (6), dan Raafat (4). Keluarga tersebut tinggal di tenda untuk para pengungsi setelah mengungsi dari rumah mereka di sebelah timur Kegubernuran Khan Yunis akibat perang pemusnahan Israel.
Sementara itu, Anadolu Agency melaporkan bahwa pesawat Israel melancarkan dua serangan udara terpisah yang menargetkan sebuah rumah di lingkungan Al-Manara, tenggara Khan Yunis, tanpa dilaporkan ada korban jiwa.

Sementara itu, pesawat tak berawak Israel menjatuhkan bom terhadap sekelompok warga sipil di dekat pemakaman kota Abasan al-Kabira, sebelah timur kota, tanpa menimbulkan korban jiwa.
Koresponden Aljazirah melaporkan bahwa seorang wanita Palestina meninggal karena luka yang dideritanya ketika pasukan pendudukan mengebom tenda-tenda yang menampung pengungsi di daerah Mawasi di Khan Yunis.
Dalam konteks yang sama, seorang koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel melepaskan tembakan secara acak ke halaman Rumah Sakit Baptis di Kota Gaza. Koresponden juga melaporkan adanya korban jiwa dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di lingkungan Al-Manara, selatan Khan Yunis.

UNRWA kembali memperingatkan memburuknya kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza. Badan tersebut mengatakan bahwa tempat penampungan yang penuh sesak di Gaza berada dalam kondisi yang memprihatinkan, penyedia layanan kesulitan untuk berfungsi, dan sumber daya yang tersisa hampir habis karena blokade Israel.
Dia menambahkan bahwa hampir setengah juta warga Palestina mengungsi selama bulan Maret karena Israel mengeluarkan peringatan evakuasi hampir setiap hari dari daerah-daerah di Jalur Gaza.
Dia ingat bahwa perintah pengungsian yang berulang kali membuat warga Palestina hanya memiliki kurang dari sepertiga wilayah Gaza yang layak huni, sebuah wilayah yang terfragmentasi dan tidak aman.
A 5-year-old child suffers from malnutrition amid ongoing border closures in Gaza, blocking medicine and humanitarian aid. pic.twitter.com/45550nmBqI — Quds News Network (QudsNen) April 25, 2025
Dia mengatakan blokade yang diberlakukan oleh otoritas Israel di Gaza selama lebih dari 50 hari menyebabkan cepat habisnya pasokan kemanusiaan yang penting, termasuk makanan, bahan bakar, bantuan medis, dan vaksin anak-anak.
Dalam perkembangan terkini mengenai situasi di Jalur Gaza, badan tersebut mengungkapkan bahwa persediaan tepung telah habis, hanya menyisakan 250 paket makanan di gudangnya dua hari lalu.
Sementara itu, juru bicara PBB Stéphane Dujarric mengatakan bahwa anak-anak kelaparan, pasien tidak menerima perawatan, dan banyak orang sekarat, dan menekankan bahwa sudah waktunya untuk segera mencabut pembatasan.
Patut dicatat bahwa, dengan dukungan mutlak Amerika, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan lebih dari 168.000 orang syahid dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang.
Sementara, Yedioth Ahronoth mengungkapkan perbedaan pendapat yang tajam antara Angkatan Udara dan Komando Selatan terkait pemboman Gaza. Surat kabar tersebut mengutip seorang pejabat keamanan senior yang mengatakan bahwa Angkatan Udara tidak menerima kerja sama dari Komando Selatan dalam penyelidikannya terhadap tingginya jumlah kematian warga sipil di Gaza.
Dia menjelaskan bahwa Angkatan Udara risau dengan jumlah warga sipil yang terbunuh di Gaza akibat serangan udara terhadap sasaran yang dipilih oleh Komando Selatan. Pilot Angkatan Udara menyatakan bahwa perkiraan jumlah kematian warga sipil saat mereka melakukan pemboman jauh lebih rendah dari korban sebenarnya yang diumumkan setelah pemboman dilakukan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Israel Blokade Masuknya Vaksin Polio ke Gaza
Lebih dari 602 ribu anak berisiko mengalami kelumpuhan permanen dan disabilitas kronis.
SELENGKAPNYAPejuang Palestina Kembali Sergap Tentara Penjajah di Utara Gaza
Serangan dilakukan di lokasi dekat Netanyahu sebelumnya berkunjung.
SELENGKAPNYA