Para pelayat membawa jenazah warga Palestina yang tewas akibat tembakan Israel, saat pemakaman mereka di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Ahad, 19 Oktober 2025. | AP Photo/Abdel Kareem Hana

Internasional

Khianat Israel dan Kegelisahan di Gaza

Israel masih menutup penyeberangan Rafah.

GAZA – Meski Israel bicara soal dilanjutkannya kembali gencatan senjata, serangan-serangan belakangan menimbulkan kecemasan bagi warga Gaza. Kebiasaan Israel mengkhianati gencatan senjata membuat warga Gaza tak jenak.

Selama dua tahun, Ismail Baba memimpikan gencatan senjata. Ayah empat anak ini telah menjadi pengungsi sebanyak 11 kali selama perang di Gaza dan berjuang untuk mendapatkan makanan yang cukup untuk anak-anaknya di tengah krisis kelaparan yang semakin parah.

Ketika gencatan senjata diumumkan minggu lalu, Baba berpikir dia akhirnya bisa bersantai. Meski rumahnya masih dilanda kekacauan, setidaknya dia tahu keluarganya tidak akan terkena bom Israel. Namun perdamaian sesaat itu hancur pada Ahad pagi oleh gelombang serangan udara Israel di Gaza, setelah Israel mengklaim militan Hamas menargetkan pasukannya di Gaza selatan.

"Saya merasakan akhir dari rasa aman palsu yang selama ini kami pegang teguh. Kami baru saja mulai bergerak bebas antar wilayah lagi, dan sekarang kami kembali ke rasa takut dan hati-hati," kata pria berusia 48 tahun dari Beit Lahiya di utara Gaza itu dilansir the Guardian.

photo
Pengungsi Palestina berjalan melewati bangunan yang hancur saat mereka kembali ke rumah mereka di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 10 Oktober 2025. - (Foto AP/Jehad Alshrafi)

Sembilan hari setelah gencatan senjata, warga Palestina di Gaza semakin khawatir bahwa gencatan senjata yang rapuh itu bisa gagal dan perang skala penuh akan kembali terjadi. Mereka pernah ke sini sebelumnya; pada bulan Maret gencatan senjata berakhir setelah Israel melanjutkan pemboman dan menolak untuk melanjutkan ke gencatan senjata tahap kedua yang akan mengakhiri perang secara permanen.

Ada kesamaan dengan bulan Maret lalu. Israel dan Hamas telah menyetujui tahap pertama gencatan senjata untuk memfasilitasi kembalinya sandera Israel, namun masih terdapat perbedaan pendapat mengenai bagaimana menerapkan tahap kedua dari rencana yang disusun AS untuk beralih ke gencatan senjata permanen.

Pada Ahad, warga bertanya-tanya apakah gencatan senjata masih berlaku. Israel melancarkan gelombang serangan udara yang menargetkan Gaza selatan, utara dan tengah dalam apa yang dikatakannya sebagai respons terhadap serangan militan Hamas terhadap tentaranya pada hari sebelumnya.

"Saya khawatir gencatan senjata bisa gagal kapan saja, terutama saat ini. Sejak gencatan senjata dimulai, tidak ada satu hari pun berlalu tanpa serangan atau korban jiwa. Namun, kami tidak bisa berkata apa-apa," kata Baba.

Proses evakuasi sembilan jenazah korban penembakan Israel di wilayah Zeitun, Jalur Gaza, Sabtu (18/10/2025). - (Muhammad Rabah/Dok Republika)  ​

Di Kota Gaza pada Sabtu, pemakaman diadakan untuk para korban serangan Israel sehari sebelumnya. Sebuah mobil yang membawa sebuah keluarga yang ingin memeriksa rumah mereka di Kota Gaza tersesat di garis penarikan yang menandai tempat pasukan Israel masih beroperasi di Gaza. Tank Israel menembakkan dua peluru ke mobil tersebut, menewaskan 11 anggota keluarga Abu Shabaan, termasuk tujuh anak-anak.

"Sobek, sobek, tercabik-cabik. Semuanya. Tercabik-cabik. Saya tidak tahu apakah saya mengucapkan selamat tinggal kepada putra atau putri saya," kata Umm Mohammed Shaaban kepada Aljazirah saat menghadiri pemakaman keluarganya.

Pasukan Israel masih menduduki sekitar 50 persen wilayah Gaza, yang pada peta ditandai dengan garis kuning tebal yang menunjukkan ke mana warga sipil dapat pergi pada tahap pertama gencatan senjata. Pejabat pertahanan sipil mengatakan tidak ada cara bagi masyarakat untuk mengetahui kapan mereka telah melewati batas.

Para pejabat Israel sejak itu mengatakan mereka akan secara fisik menandai garis tersebut dengan balok beton besar. "Gencatan senjata itu rapuh, gencatan senjata itu di atas kertas. Di lapangan, kita sedang sekarat. Inilah kenyataannya, inilah gencatan senjata. Gencatan senjata diwarnai dengan warna merah, semuanya penuh darah," kata seorang pria yang menghadiri pemakaman keluarga Abu Shabaan kepada Aljazirah.

photo
Para pelayat berkumpul di sekitar jenazah warga Palestina, yang terbunuh oleh tembakan Israel setelah gencatan senjata di Rumah Sakit Al Ahli di Kota Gaza, Sabtu, 18 Oktober 2025. - (AP Photo/Yousef Al Zanoun)

Meski terjadi kekerasan yang intens, warga Palestina masih berharap kedua belah pihak bisa menyelesaikan perselisihan mereka dan gencatan senjata bisa bertahan. Kembalinya pemboman Israel setelah keadaan lega sesaat adalah mimpi buruk yang terlalu menyakitkan untuk dibayangkan.

"Saya berharap gencatan senjata terus berlanjut, dan kehidupan sosial, ekonomi, dan politik kita membaik sehingga suatu hari nanti kita bisa kembali ke tanah air kita. Saya tahu wilayah utara telah menjadi zona bencana, tidak layak untuk ditinggali, namun kita masih memiliki keinginan untuk membangun kembali dan memulai kembali. Ini hanya bisa terjadi jika gencatan senjata bertahan," kata Baba.

Militer Israel mengatakan pada Ahad bahwa gencatan senjata di Gaza kembali berlaku. Ini mereka sampaikan setelah serangan melakukan gelombang serangan udara yang menewaskan 26 orang di Gaza. Serangan Israel ini merupakan ujian paling serius terhadap gencatan senjata bulan ini yang ditengahi AS. Israel melancarkan serangan setelah mengumumkan tewasnya dua tentara IDF di Rafah, selatan Gaza.

Sumber bantuan keamanan Israel mengatakan pada the Associated Press, bantuan ke daerah terkepung itu akan dilanjutkan pada Senin menyusul tekanan AS. Ini tak lama setelah Israel mengumumkan penghentian pasokan sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai pelanggaran “terang-terangan” oleh Hamas terhadap gencatan senjata.

Serangan Israel menewaskan sedikitnya 26 orang di Gaza, termasuk setidaknya satu wanita dan satu anak, menurut penduduk setempat dan otoritas kesehatan. Utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff dan menantu laki-lakinya Jared Kushner diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Israel pada Senin, kata seorang pejabat Israel dan seorang pejabat AS. 

photo
Presiden Donald Trump berpose dengan perjanjian yang ditandatangani pada pertemuan puncak para pemimpin dunia tentang mengakhiri perang Gaza, di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin, 13 Oktober 2025. - ( Suzanne Plunkett/Pool Photo via AP)

Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran Hamas di seluruh Gaza, termasuk komandan lapangan, orang-orang bersenjata, terowongan dan gudang senjata, setelah militan meluncurkan rudal anti-tank dan menembaki pasukannya, sehingga menewaskan para tentara tersebut.

Setidaknya satu serangan menghantam bekas sekolah yang menampung para pengungsi di daerah Nuseirat, kata warga. Sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata, tidak menyadari adanya bentrokan di Rafah, dan tidak melakukan kontak dengan kelompok-kelompok di sana sejak Maret. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk menanggapi dengan tegas apa yang dia gambarkan sebagai pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Hamas.

Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan bahwa pengiriman bantuan ke Gaza telah dihentikan menyusul apa yang dia gambarkan sebagai pelanggaran terang-terangan oleh Hamas terhadap perjanjian gencatan senjata. Namun, setelah adanya tekanan dari AS, pejabat keamanan Israel lainnya mengatakan bahwa bantuan akan dilanjutkan pada hari Senin.

Khawatir gencatan senjata akan gagal, beberapa warga Palestina bergegas membeli barang dari pasar utama di Nuseirat dan keluarga-keluarga meninggalkan rumah mereka di Khan Younis lebih jauh ke selatan, setelah serangan udara terjadi di dekatnya.

Suasana pencarian jenazah sandera Israel yang terkubur di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat (17/10/2025). - (Muhammad Rabah/Dok Republika)  ​

Gencatan senjata baru ini mulai berlaku pada 10 Oktober, menghentikan perang selama dua tahun, namun pemerintah Israel dan Hamas telah saling menuduh selama berhari-hari melakukan pelanggaran gencatan senjata. Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan "garis kuning" ke tempat pasukan Israel mundur berdasarkan perjanjian gencatan senjata akan ditandai secara fisik dan setiap pelanggaran gencatan senjata atau upaya untuk melewati garis tersebut akan dibalas dengan tembakan. 

Hamas merinci apa yang dikatakannya sebagai serangkaian pelanggaran yang dilakukan Israel yang dikatakan telah menyebabkan 46 orang tewas dan menghentikan pasokan penting mencapai daerah kantong tersebut. Pada hari Sabtu, Israel mengatakan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, yang diperkirakan akan dibuka kembali minggu ini, akan tetap ditutup. 

Pembukaan kembali akan bergantung pada pemenuhan kewajiban Hamas berdasarkan gencatan senjata. Israel mengatakan Hamas terlalu lambat dalam menyerahkan jenazah sandera. Hamas pekan lalu membebaskan 20 sandera yang masih hidup dan pada hari-hari berikutnya telah menyerahkan 12 dari 28 sandera yang tewas.

Kelompok tersebut mengatakan mereka tidak tertarik untuk menyimpan jenazah sandera yang tersisa dan peralatan khusus diperlukan untuk menemukan mayat yang terkubur di bawah reruntuhan. Penyeberangan Rafah sebagian besar telah ditutup sejak Mei 2024. Kesepakatan gencatan senjata juga mencakup peningkatan bantuan ke Gaza, di mana ratusan ribu orang pada bulan Agustus diperkirakan terkena dampak kelaparan, menurut pemantau kelaparan global IPC.

Penyeberangan tersebut dalam gencatan senjata sebelumnya berfungsi sebagai saluran utama bagi bantuan kemanusiaan untuk mengalir ke daerah kantong tersebut. Meskipun aliran bantuan melalui penyeberangan lain, hingga keputusan hari Ahad untuk menghentikan bantuan, meningkat secara signifikan sejak gencatan senjata dimulai, PBB mengatakan masih diperlukan lebih banyak lagi. 

Pertanyaan-pertanyaan kunci mengenai pelucutan senjata Hamas, masa depan pemerintahan Gaza, pembentukan “kekuatan stabilisasi” internasional, dan gerakan menuju pembentukan negara Palestina masih belum terselesaikan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Israel Terus Langgar Gencatan Senjata di Gaza

Pintu masuk Rafah tak kunjung dibuka oleh Israel.

SELENGKAPNYA

Gencatan Senjata Gaza: Kemenangan Politis dan Psikologis Gerakan Perlawanan

Perdamaian komprehensif di Palestina yang permanen masih berupa jalan panjang.

SELENGKAPNYA

Harap-Harap Cemas Kesepakatan Senjata di Gaza

Hamas-Israel menyepakati tahap pertama gencatan senjata Gaza.

SELENGKAPNYA