Pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Jabaliya membawa barang-barang mereka di sebuah jalan di Kota Gaza, Selasa, 26 Agustus 2025. | AP Photo/Jehad Alshrafi

Internasional

Israel Merangsek ke Kota Gaza, Usir Warga

Jumlah korban jiwa kelaparan bertambah sepuluh orang.

WASHINGTON – Warga Kota Gaza mulai dipaksa mengungsi dengan bombardir Israel di Kota Gaza di utara Jalur Gaza pada Rabu. Militer Israel semakin mendesak masuk ke Kota Gaza, menghancurkan seluruh lingkungan dan membuat keluarga-keluarga Palestina tanpa tempat yang aman untuk dituju.

Ini seiring dengan upaya mereka untuk merebut pusat kota terbesar di Jalur Gaza. Serangan terhadap pasar populer di timur Kota Gaza pada Selasa menewaskan sedikitnya lima warga Palestina dan melukai banyak lainnya. Sumber di Rumah Sakit Arab al-Ahli mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dua wanita termasuk di antara mereka yang syahid.

Rekaman video menunjukkan warga Palestina melarikan diri dari daerah as-Saftawi, sebelah utara Kota Gaza, ketika Israel berupaya memaksa hampir 1 juta penduduk ke arah selatan menuju zona konsentrasi.

Rekaman tersebut memperlihatkan barisan panjang pria, wanita dan anak-anak bergerak di sepanjang jalan yang berdebu dan rusak, banyak yang membawa tas, selimut dan kasur. Beberapa orang mendorong gerobak berisi barang-barang sementara yang lain memegang tangan anak-anak saat mereka berjalan kaki ke arah barat.

Israel telah menghancurkan lebih dari 1.000 bangunan di lingkungan Zeitoun dan Sabra di Kota Gaza sejak mereka memulai serangan berkelanjutan terhadap kota tersebut pada tanggal 6 Agustus, menurut perkiraan Pertahanan Sipil Palestina.

photo
Pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Jabaliya membawa barang-barang mereka di sebuah jalan di Kota Gaza, Selasa, 26 Agustus 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Warga Kota Gaza dan penulis Sara Awad mengatakan keluarga-keluarga Palestina harus memilih antara menghadapi pemboman hebat Israel di rumah mereka atau kembali mengungsi.

“Saya selalu bertanya-tanya mengapa saya harus mengungsi dan tinggal di tenda, padahal [rumah] saya ada di sini,” kata Awad. Setiap hari, dia melihat semakin banyak keluarga Palestina yang mengemasi barang-barang mereka meski tidak punya tempat tujuan.

“Tidak masuk akal meninggalkan rumah saya sementara mereka memperlakukan kami bukan sebagai manusia,” katanya. Namun, dia yakin warga Palestina “hidup di hari-hari terakhir [mereka] di Kota Gaza”.

Saya tidak ingat tidur tadi malam, seperti orang lain. Kami semua terjaga, cemas tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Suara kendaraan lapis baja dan tank terdengar jelas hingga lewat tengah malam, disertai serangan artileri berat yang tiada henti.

Koresponden Al Jazeera melansir,  militer Israel cenderung mengintensifkan serangannya sepanjang malam. Hal ini  menyebabkan lebih banyak kepanikan dan ketakutan di kalangan penduduk yang sudah mengalami trauma dan pengungsi.

photo
Pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Jabaliya membawa barang-barang mereka di sebuah jalan di Kota Gaza, Selasa, 26 Agustus 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Sebagian besar orang kini terpojok dan berdesakan di daerah kecil di bagian barat Kota Gaza. Kebanyakan orang dipaksa keluar dari wilayah utara Jalur Gaza, terutama dari Jabalia dan sekitarnya.

Penduduknya semakin terdesak ke dalam pengungsian internal dan merasa sangat sulit, bahkan hampir mustahil, untuk mengungsi ke bagian tengah atau selatan Gaza, hanya karena tidak ada lagi tempat aman yang tersisa.

Mustafa Barghouti, sekretaris jenderal Inisiatif Nasional Palestina, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel berusaha “menghilangkan dan memusnahkan rakyat Palestina dengan tidak hanya melakukan genosida, tetapi juga pembersihan etnis”.

Dia berpendapat bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya untuk “memetakan ulang” Timur Tengah dan menciptakan “hegemoni ekonomi, hegemoni politik [dan] hegemoni intelijen di seluruh Timur Tengah”.

Setidaknya 64 warga Palestina syahid dalam serangan Israel di Gaza sejak Selasa fajar, kata sumber rumah sakit kepada Al Jazeera, termasuk 13 orang yang terbunuh saat mencari bantuan yang sangat dibutuhkan.

Asap membubung akibat pemboman di wilayah Zeitun di Kota Gaza, Jumat (22/8/2025). - (Muhammad Rabah)

Sejak GHF yang didukung Amerika Serikat dan Israel mengambil alih operasi bantuan pada akhir Mei, lebih dari 2.100 warga Palestina terbunuh saat mencari bantuan, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Kantor Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) memperingatkan dalam laporan terbarunya tentang memburuknya kelaparan, meningkatnya korban jiwa, dan menurunnya layanan di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tiga kematian lagi terkait kelaparan tercatat dalam 24 jam terakhir, meningkatkan jumlah orang yang meninggal karena kelaparan sejak 7 Oktober 2023, menjadi 303 orang, termasuk 117 anak-anak.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan bahwa rumah sakit di Jalur Gaza menerima 75 orang syuhada dan 370 orang luka-luka dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah korban jiwa sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 menjadi 62.819 orang syuhada dan 158.629 orang luka-luka.

Rumah Sakit Martir Al-Aqsa mengkonfirmasi kematian seorang wanita Palestina dan anaknya dalam serangan Israel terhadap sebuah gedung yang menampung para pengungsi di sebelah barat Deir al-Balah, di Jalur Gaza tengah.

Seorang pria Palestina dan istrinya syahid ketika pesawat tak berawak Israel mengebom sebuah tenda yang menampung pengungsi di sebelah barat kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah, menurut Rumah Sakit Al-Awda.

photo
Ahmed Abu Halib dan istrinya Esraa berduka atas jenazah bayi mereka Zainab (5 bulan) yang meninggal karena kekurangan gizi, saat pemakamannya di luar Rumah Sakit Nasser, di Khan Younis, Jalur Gaza, Sabtu, 26 Juli 2025. - ( AP Photo/Mariam Dagga)

Juga di kamp Nuseirat, warga Palestina terluka dalam serangan pesawat tak berawak Israel terhadap tenda pengungsi di sebelah barat kamp. Sumber medis di Rumah Sakit Al-Awda melaporkan kematian tiga warga Palestina dan cederanya orang lain yang menunggu bantuan di dekat persimpangan Netzarim di Jalur Gaza tengah.

Penjajah Israel telah melancarkan kampanye pengeboman intensif di Kota Gaza selama berhari-hari, termasuk penghancuran bangunan di lingkungannya, khususnya lingkungan Zeitoun.

Kompleks Medis Al-Shifa melaporkan bahwa seorang warga Palestina syahid dan lainnya terluka dalam serangan Israel di sebuah gedung apartemen di Jalan Al-Jalaa, utara Kota Gaza. Dua warga Palestina juga tewas dan lainnya terluka dalam serangan Israel di lingkungan Al-Zeitoun, tenggara kota tersebut.

Sumber medis Palestina juga melaporkan bahwa tujuh warga Palestina syahid dan lainnya terluka atau hilang dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah di lingkungan Al-Sabra, selatan Kota Gaza. Sebuah pemboman terhadap sebuah apartemen tempat tinggal di Jalan Al-Jalaa, utara Kota Gaza, menewaskan seorang warga Palestina dan melukai lainnya.

Pasukan pendudukan juga menargetkan kamp pengungsi Al-Shati, sebelah barat Kota Gaza, yang mengakibatkan korban luka. Seorang anak syahid dan lainnya terluka dalam serangan Israel di daerah Saftawi di utara Kota Gaza. Dalam serangan lain di wilayah tersebut, lima orang syahid dan 28 lainnya terluka di tengah serangan udara yang sedang berlangsung. Penggerebekan tersebut juga menargetkan kamp Al-Bureij, tempat terjadinya banyak korban luka, menurut sumber medis Palestina.

photo
Asap membubung ke langit menyusul serangan militer Israel di Kota Gaza, Ahad, 24 Agustus 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Di Jalur Gaza selatan, Nasser Medical Complex melaporkan bahwa penembakan terhadap tenda yang menampung pengungsi di Mawasi al-Qarara, utara Khan Yunis, mengakibatkan kematian enam warga Palestina, termasuk seorang pria, istrinya, dan tiga anak mereka.

Di Jalur Gaza utara, sumber medis di Klinik Sheikh Radwan mengonfirmasi kematian seorang warga Palestina dan cederanya orang lain akibat drone Israel yang menembakkan bom ke rumah-rumah di Jabalia al-Nazla, utara Jalur Gaza.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Gaza mengonfirmasi tiga kematian baru akibat kelaparan dan kekurangan gizi dalam 24 jam terakhir, semuanya adalah orang dewasa. Diumumkan bahwa jumlah korban kelaparan Israel sejak awal perang telah meningkat menjadi 303 orang yang mati syahid, termasuk 117 anak-anak.

Sumber rumah sakit di Gaza melaporkan pada Senin bahwa 61 warga Palestina syahid akibat tembakan tentara Israel di Jalur Gaza, termasuk 14 pencari bantuan dan lima jurnalis. Dengan dukungan Amerika, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, termasuk pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pemindahan paksa, mengabaikan seruan dan perintah internasional dari Mahkamah Internasional untuk menghentikannya.

Sumber-sumber medis di Jalur Gaza pada Rabu mengumumkan kematian sepuluh warga Palestina akibat kelaparan dan kekurangan gizi di Jalur Gaza dalam 24 jam belakangan. Dua anak-anak termasuk di antara para korban.

Merujuk catatan kantor berita WAFA, ini menjadikan jumlah total korban jiwa akibat kelaparan menjadi 313 orang, termasuk 119 anak-anak. Krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza terus memburuk akibat blokade dan kekurangan makanan dan pasokan medis. Kelaparan parah ini terkait dengan perang genosida yang dilancarkan Israel sejak 7 Oktober 2023.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Israel Dibanjiri Ancaman Selepas Membunuh Enam Jurnalis di Gaza

Serangan Israel ke RS Nasser disebut kejahatan perang berlapis.

SELENGKAPNYA

Trump Sesumbar Agresi ke Gaza Selesai Dua Pekan Mendatang

Israel memborbardir berbagai wilayah di Jalur Gaza.

SELENGKAPNYA

Jurnalis Kembali Berguguran di Gaza

Sedikitnya 240 orang wartawan meninggal dunia akibat genosida Israel.

SELENGKAPNYA