Tentara Israel berkendara dengan kendaraan pengangkut personel lapis baja mereka kembali dari dalam Jalur Gaza utara menuju Israel selatan, Selasa, 29 Juli 2025. | AP Photo/Ariel Schalit

Internasional

Menggila, Netanyahu Rencanakan Pencaplokan Gaza Sepenuhnya

Militer Israel masih menolak upaya pencaplokan Gaza,

TEL AVIV – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan mengatakan kepada para menteri minggu ini bahwa ia akan mencari dukungan kabinet untuk rencana menduduki Jalur Gaza sepenuhnya. Hal ini ia usulkan meskipun ada keberatan dari Angkatan Pertahanan Israel. 

Times of Israel melansir, beberapa menteri mengatakan Netanyahu menggunakan istilah “pendudukan Jalur Gaza” dalam percakapan pribadi yang menggambarkan visinya untuk perluasan operasi militer di Gaza. Ini ebuah perubahan nada yang penting ketika pemerintah bersiap untuk membahas masa depan kampanye Gaza. 

Situs berita Ynet mengutip seorang pejabat senior yang dekat dengan perdana menteri yang mengatakan, “Keputusan sudah dikunci mati – kita akan melakukan pendudukan penuh di Jalur Gaza.”

"Akan ada operasi bahkan di daerah di mana para tawanan disandera. Jika kepala staf tidak setuju, dia harus mengundurkan diri," tambah mereka, merujuk pada Kepala Staf IDF Letjen Eyal Zamir yang dilaporkan menentang usulan pendudukan di Gaza. IDF saat ini memegang kendali atas sekitar 75 persen Jalur Gaza. Berdasarkan rencana baru, militer diperkirakan akan menduduki wilayah yang tersisa juga – sehingga seluruh wilayah kantong tersebut berada di bawah kendali Israel.

Masih belum jelas apa arti tindakan tersebut bagi jutaan warga sipil di Jalur Gaza dan bagi kelompok kemanusiaan yang beroperasi di wilayah tersebut. 

photo
Orang-orang berjalan di jalan yang dikelilingi gedung-gedung yang hancur akibat bombardir Israel di Jalur Gaza, Selasa, 29 Juli 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

IDF mengatakan mereka menentang pengambilalihan seluruh Jalur Gaza, dan pihak militer memperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun untuk membersihkan seluruh infrastruktur Hamas. Hal ini juga dapat menempatkan para sandera dalam bahaya dieksekusi oleh penculiknya jika pasukan mendekat ke tempat mereka ditahan. 

Netanyahu mengatakan pada Senin sebelumnya bahwa ia akan mengadakan rapat kabinet untuk memerintahkan IDF tentang bagaimana melanjutkan upaya perang. Pada Ahad, berita Channel 12 melaporkan bahwa perpecahan telah muncul di dalam kabinet keamanan mengenai potensi pendudukan Gaza, dan Perdana Menteri serta Menteri Pertahanan Israel Katz diduga masih ragu-ragu.

Sementara, sekitar 600 mantan pejabat keamanan Israel, termasuk mantan kepala Mossad dan militer mendesak Presiden AS Donald Trump untuk menekan Israel agar mengakhiri perang di Gaza. Sikap mereka bertolak belakang dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mempertimbangkan untuk memperluas konflik.

Dalam sebuah surat terbuka, para mantan pejabat tersebut mengatakan bahwa mengakhiri perang adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan para sandera yang masih ditawan Hamas.

“Kredibilitas Anda di mata mayoritas rakyat Israel memperkuat kemampuan Anda untuk mendorong agar Perdana Menteri Netanyahu dan pemerintahannya ke arah yang benar, mengakhiri perang, kembalikan para sandera, hentikan penderitaan,” tulis mereka.

Eks militer itu menambahkan bahwa mereka menganggap Hamas tidak lagi menjadi ancaman strategis bagi Israel.

Surat itu muncul di tengah meningkatnya tekanan bagi otoritas Israel untuk mengakhiri perang, bahkan ketika Netanyahu mempertimbangkan untuk mengintensifkan serangan.

Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di Israel selama akhir pekan setelah dua video yang memperlihatkan para sandera kurus kering yang ditawan di Gaza dirilis.

Satu video khususnya, yang menggambarkan Evyatar David yang kurus kering menggali apa yang disebutnya sebagai kuburannya sendiri. Ini memicu gelombang kemarahan di seluruh Israel.

Pada Ahad malam, markas besar Forum Sandera dan Keluarga Hilang merilis pernyataan yang menuduh Netanyahu mengarahkan Israel dan mereka yang diculik menuju ke kehancuran.

Israel menjajaki gagasan operasi militer yang lebih intensif karena negosiasi gencatan senjata tampaknya telah terhenti. AS dan Israel telah menarik negosiator mereka dari Doha 10 hari yang lalu dan mengatakan akan menjajaki 'opsi alternatif' untuk memulangkan para sandera.

photo
Keluarga sandera menuntut pembebasan dari tawanan Hamas di Jalur Gaza, di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 2 Agustus 2025. - ( AP Photo/Ariel Schalit)

Perluasan konflik berisiko memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah buruk di Gaza. Sebuah badan kemanusiaan yang berafiliasi dengan PBB mengatakan wilayah tersebut sedang mengalami kelaparan. Sekitar 2,1 juta orang yang tinggal di sana mengalami kelaparan massal.

Meskipun telah diumumkan perluasan langkah-langkah bantuan di Gaza, kelompok-kelompok kemanusiaan mengatakan Israel masih belum memberikan bantuan yang cukup ke wilayah tersebut. Israel membantah adanya kelaparan di Gaza dan menyalahkan PBB karena tidak mendistribusikan bantuan secara efisien.

Setidaknya 40 warga Palestina tewas akibat tembakan dan serangan udara Israel di Gaza pada Senin, di samping lima orang yang meninggal karena kelaparan, kata otoritas kesehatan.

Setidaknya 10 dari mereka yang tewas ditembak saat mengantre makanan di luar pusat distribusi yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) milik swasta AS.

Seorang perawat di rumah sakit al-Aqsa juga tewas ketika sebuah palet bantuan yang dijatuhkan dari udara jatuh menimpanya di Deir al-Balah, Gaza tengah. Seorang pria lainnya dibawa ke rumah sakit setelah sebuah peti bantuan jatuh menimpa tendanya.

Hampir 61.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak perang dimulai. Israel melancarkan perang sebagai respons atas serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Setidaknya 18 mantan kepala badan keamanan Israel, termasuk Mossad, Shin Bet, tentara dan polisi Israel, menyerukan diakhirinya agresi di Gaza.Seruan ini di tengah menguatnya tekanan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di dalam negeri.

photo
Keluarga sandera menuntut pembebasan dari tawanan Hamas di Jalur Gaza, di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 2 Agustus 2025. - ( AP Photo/Ariel Schalit)

“Kita berada di jurang kekalahan,” kata Tamir Pardo, mantan kepala agen mata-mata Mossad. “Tidak peduli seberapa bagus tentaranya, perang tanpa tujuan politik adalah jaminan kekalahan.”

Dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial, para mantan pejabat senior mengatakan perang hanya menghasilkan keuntungan militer yang terbatas, dan gagal membawa pulang para tawanan yang tersisa. Mereka juga mengatakan perang selama 22 bulan telah menimbulkan kerusakan reputasi yang parah pada Israel dan bisa saja berakhir sejak lama.

"Perang ini tidak lagi menjadi perang yang adil. Hal ini menyebabkan negara Israel kehilangan keamanan dan identitasnya," kata Ami Ayalon, mantan kepala dinas intelijen dalam negeri Shin Bet.

“Sudah lebih dari setahun  kita melewati titik di mana kita bisa mengakhiri perang dengan pencapaian operasional yang memadai,” ujar Amos Malka, mantan kepala intelijen militer.

“Sebaliknya,  sekarang kita sebagian besar mencoba mengimbangi kerugian,” kata mantan direktur Shin Bet, Nadav Argaman.

Avigdor Lieberman, pemimpin partai ultranasionalis Israel Yisrael Beiteinu, juga melancarkan serangan pedas terhadap Benjamin Netanyahu. Ia menuduhnya membongkar fondasi demokrasi Israel dan mengisolasi negara tersebut di panggung dunia.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Maariv, Lieberman mengatakan Netanyahu telah menyebabkan keruntuhan politik Israel di seluruh dunia. “Bagaimana perang yang adil bisa berubah menjadi perang di mana semua warga Israel menjadi orang buangan di dunia?”

Pernyataannya muncul ketika Netanyahu menghadapi meningkatnya keresahan dalam negeri atas cara dia menangani perang di Gaza, dan meningkatnya pengawasan internasional atas kejahatan perang dan hambatan bantuan ke wilayah kantong yang terkepung tersebut.

“Ada upaya untuk mengubah negara Israel menjadi negara yang tidak demokratis,” Lieberman memperingatkan. Ia juga mempertanyakan kegagalan pemerintah mengembalikan tawanan yang ditahan di Gaza. “Ini benar-benar gila.”

Dia menuduh Netanyahu mengorbankan nilai-nilai nasional demi kelangsungan politik. “Perdana menteri… mengorbankan segalanya demi kelangsungan politiknya.”

Sementara, Benjamin Netanyahu  terus berupaya mendorong pembebasan para sandera “melalui kemenangan militer yang menentukan,” menurut sumber diplomatik yang dikutip Minggu oleh media Ibrani.

Komentar sumber tersebut muncul ketika kerabat para tawanan mengecam laporan rencana untuk memperluas pertempuran di Jalur Gaza. Mereka juga mengecam Netanyahu karena mengindikasikan, dalam sebuah pernyataan video tentang rekaman dua sandera yang mengerikan, bahwa tidak ada kesepakatan gencatan senjata dalam waktu dekat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Menatap Kematian untuk Sesuap Makanan di Gaza

Israel terus membunuhi para pencari bantuan di Gaza.

SELENGKAPNYA

Dari Monas untuk Gaza

Umat minta Prabowo pimpin seruan hentikan genosida Israel di Gaza.

SELENGKAPNYA

Jeda Kemanusiaan tak Berdampak, di Gaza

Enam orang kembali meninggal akibat kelaparan di Gaza.

SELENGKAPNYA