
Internasional
Israel Habisi Rumah Sakit di Gaza
Serangan Israel kian gencar sejak akhir pekan.
GAZA – Militer Israel menggencarkan operasi pembersihan etnis “Kereta Gideon dengan terus melakukan serangan ke berbagai rumah sakit di Jalur Gaza. Setelah RS Indonesia di utara diserang dan dikepung, Israel mengebom laboratorium farmasi Kompleks Medis Nasser di Khan Younis pada Senin siang.
Serangan itu dilakukan ketika warga Palestina yang terbunuh dan terluka akibat serangan lain dibawa ke rumah sakit. Pasukan Israel telah melancarkan sekitar 30 serangan udara terhadap Khan Younis sejak pagi, dilaporkan Aljazirah.
Serangan terbaru Israel terhadap kompleks medis di Khan Younis, yang merusak laboratorium farmasinya, adalah yang terbaru dari serangkaian serangan terhadap fasilitas tersebut.
Selasa lalu, pasukan Israel mengebom rumah sakit tersebut, menewaskan sedikitnya dua orang, termasuk jurnalis Palestina Hassan Eslaih, yang sedang menjalani perawatan di sana.
Last night, Israeli warplanes struck a pharmaceutical warehouse at Nasser Hospital in Khan Younis, causing extensive damage and killing six Palestinians. pic.twitter.com/Lg0EIR1spq — Quds News Network (QudsNen) May 19, 2025
Kementerian Kesehatan telah membagikan foto-foto di media sosial yang menunjukkan serangan Israel terhadap Rumah Sakit Nasser yang menghancurkan gudang tempat penyimpanan persediaan medis.
Gambar-gambar tersebut menunjukkan peti-peti berisi persediaan yang rusak, termasuk botol-botol cairan infus (IV). Dr Muhammad Zaqout, direktur jenderal rumah sakit di Gaza, mengatakan staf medis di rumah sakit tersebut takut tentara Israel akan menyerbu rumah sakit tersebut.
Rumah sakit tersebut juga menerima beberapa pasien yang terluka dalam pemboman Israel di Khan Younis, serta jenazah sedikitnya enam orang, kata Zaqout.
Dan bulan lalu, pasukan Israel mengebom tenda media di luar rumah sakit, menewaskan sedikitnya dua orang, dalam serangan yang menargetkan Eslaih. Pada bulan Maret, mereka mengebom gedung darurat rumah sakit, menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk seorang anggota biro politik Hamas serta seorang anak laki-laki berusia 16 tahun, yang dirawat di sana.

Pada Februari tahun lalu, pasukan darat Israel juga mengepung rumah sakit tersebut selama lebih dari seminggu, memaksa ribuan orang yang berlindung di halaman rumah sakit tersebut untuk meninggalkan rumah sakit tersebut, sebelum akhirnya menyerbu rumah sakit tersebut.
Mereka menangkap lebih dari 200 orang, termasuk 70 staf medis. Selama operasi tersebut, pasukan Israel membunuh puluhan orang, banyak di antaranya dilaporkan ditembak oleh penembak jitu ketika mereka mencoba mencapai rumah sakit. Setidaknya delapan pasien meninggal karena kekurangan oksigen selama pengepungan, menurut kantor berita Wafa.
Dr Mohammed Abu Silmiyeh, direktur RS al-Shifa di Kota Gaza, menggambarkan kondisi bencana ketika serangan Israel melumpuhkan layanan medis di Gaza utara.
Dr Abu Silmiyeh mengatakan Al-Shifa menampung delapan pasien di ruangan yang diperuntukkan bagi empat orang, dengan tenda didirikan untuk menampung pasien. Jumlah kedatangan setiap jamnya termasuk 50 orang syuhada dan 130 orang terluka, di tengah kekurangan darah yang kritis.

Dia memperingatkan bahwa perawatan intensif dan operasi tidak dapat dilakukan, dan staf “menderita” karena tuntutan yang tidak mungkin.
Dokter tersebut berbicara kepada Aljazirah tak lama setelah tersiar kabar tentang serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia, rumah sakit terakhir yang tersisa di wilayah Gaza Utara, yang mencakup Jabalia, Beit Hanoon dan Beit Lahiya.
Pada Ahad, 18 Mei 2025, bersamaan dengan dilancarkan operasi pemusnahan di Gaza dengan sandi Gideon’s Chariot, IDF kembali mengepung RS Indonesia. Pasukan penjajah dilaporkan mengintensifkan pengepungannya dengan tembakan hebat di sekitar Rumah Sakit Indonesia dan sekitarnya. “Mencegah kedatangan pasien, staf medis, dan pasokan, yang secara efektif memaksa rumah sakit itu berhenti beroperasi," tulis Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada Ahad.
"Tidak ada yang berani mendekat karena takut terkena serangan bom yang semakin mendekat ke area rumah sakit. Warga di sekitar RS Indonesia juga terpaksa mengungsi demi keselamatan," demikian petikan pernyataan pers MER-C, yang diterima Republika di Jakarta, Ahad (18/5/2025). "Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Indonesia lumpuh. Sementara itu, korban sipil terus berjatuhan. Dunia masih bungkam," tambahnya.

Direktur RS Indonesia di Gaza Utara, dr Marwan al-Sultan mendesak dunia internasional untuk menekan Israel agar segera menghentikan agresinya di Jalur Gaza. Ia menegaskan, tindakan IDF yang mengepung rumah sakit adalah ilegal dan melanggar norma hukum internasional. "Pendudukan Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia dengan drone dan menembaki siapa saja yang bergerak. Drone menargetkan unit perawatan intensif dengan tembakan," kata dr Marwan.
WAFA melaporkan pada Ahad, dalam salah satu malam paling berdarah sejak dimulainya genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza, setidaknya 108 warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas dan banyak lainnya terluka setelah tengah malam dalam serangkaian serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Menurut sumber medis dan lokal, lebih dari 20 orang syahid dan lebih dari 100 lainnya terluka ketika pesawat tempur Israel menargetkan tenda-tenda yang menampung keluarga pengungsi di daerah Al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis, Gaza selatan.
Di tempat lain di Gaza tengah, sembilan anggota keluarga Ayash syahid dan beberapa lainnya terluka ketika rumah mereka di kota Al-Zawaida dibom oleh pesawat tempur Israel.
Patients and the wounded are being evacuated on foot from the Indonesian Hospital in Beit Lahiya, northern Gaza, which is currently under siege by Israeli occupation forces. Artillery strikes have also been reported in the vicinity of the hospital. pic.twitter.com/CMu7Lbk7Fn — Quds News Network (QudsNen) May 19, 2025
Di kota Al-Fukhari, sebelah timur Khan Younis, dua warga sipil tewas dalam serangan Israel terhadap rumah keluarga Al-Farra. Sepuluh warga Palestina lainnya, termasuk wanita dan anak-anak, tewas di Gaza utara ketika pesawat tempur Israel menargetkan kediaman keluarga Maqat di Jalan Al-Zarqa di Jabalia.
Kampanye pengeboman tersebut juga menyebabkan kerusakan besar pada Rumah Sakit Al-Awda di wilayah Tel Al-Zaatar di Jabalia, menyusul gelombang serangan udara intensif di sekitarnya. Tembakan artileri berat terus menghantam wilayah timur dan utara Khan Younis, sementara ledakan berulang kali mengguncang Kota Gaza sejak dini hari.
Agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak Oktober 2023 sejauh ini telah mengakibatkan setidaknya 53.272 korban jiwa warga Palestina, dan lebih dari 120.673 lainnya terluka. Ribuan korban dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan, tidak dapat diakses oleh tim darurat dan pertahanan sipil akibat serangan Israel.
Serangan genosida Israel terus berlanjut meskipun ada seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata dan arahan dari Mahkamah Internasional yang mendesak diambilnya tindakan untuk mencegah genosida dan meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Israel Lancarkan Operasi Kereta Gideon, Gaza Dibombardir
Ratusan warga Gaza syahid dalam beberapa hari belakangan.
SELENGKAPNYASelamatkan Gaza dari Bencana Kelaparan
Pada akhir Maret 2025, WFP mengumumkan semua toko roti bersubsidinya di Gaza sudah ditutup.
SELENGKAPNYA