Warga Palestina mengangisi kerabatnya yang syahid dalam serangan udara tentara Israel di Jabalia, Jalur Gaza utara, pekan lalu. | AP/Jehad Alshrafi

Internasional

Israel Lancarkan Operasi Kereta Gideon, Gaza Dibombardir

Ratusan warga Gaza syahid dalam beberapa hari belakangan.

GAZA – Krisis di Gaza telah mencapai salah satu periode tergelapnya, ketika Israel memblokir semua makanan dan pasokan memasuki wilayah tersebut dan terus melakukan kampanye pemboman yang semakin intensif. Kebrutalan itu seiring dilaksanakannya operasi militer besar-besaran Israel di Gaza sejak Sabtu (17/5/2025).

Para pejabat kemanusiaan memperingatkan bahwa kelaparan mengancam akan melanda wilayah tersebut. Dokter mengatakan mereka kehabisan obat untuk mengobati kondisi rutin.

“Ini adalah fase paling mematikan dan paling merusak dalam perang Israel di Gaza, namun dunia telah mengabaikannya,” kata Bushra Khalidi, pemimpin kebijakan untuk Israel dan wilayah pendudukan Palestina di organisasi nirlaba kemanusiaan Oxfam.  “Setelah 19 bulan penuh kengerian, Gaza telah menjadi tempat di mana hukum internasional ditangguhkan dan kemanusiaan diabaikan.”

Israel mengakhiri gencatan senjata selama enam pekan pada pertengahan Maret dan melanjutkan serangannya di Gaza. Mereka mengatakan tekanan militer terhadap Hamas adalah cara terbaik untuk mendorong kelompok militan tersebut membebaskan lebih banyak sandera. Namun perundingan gencatan senjata masih menemui jalan buntu, dan sejumlah warga sipil tewas dalam serangan udara Israel.

photo
Warga Palestina mengangisi kerabatnya yang syahid dalam serangan udara tentara Israel di Jabalia, Jalur Gaza utara, pada Rabu, 14 Mei 2025. - (AP/Jehad Alshrafi)

Pada Jumat, serangan udara Israel menewaskan 108 orang – meningkatkan jumlah korban tewas selama tiga hari terakhir menjadi lebih dari 200 warga Palestina. Angka-angka tersebut berasal dari Kementerian Kesehatan Palestina, sebuah badan yang dipimpin oleh pemerintah Hamas yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

Serangan tersebut – sering kali dilakukan pada malam hari, saat orang-orang tidur di tenda mereka – secara langsung menargetkan rumah sakit, sekolah, klinik medis, masjid, dan restoran Thailand yang berubah menjadi tempat penampungan. Rumah Sakit Eropa, satu-satunya fasilitas yang tersisa yang menyediakan perawatan kanker di Gaza, tidak dapat digunakan lagi.

Namun jumlah korban jiwa telah mencapai tingkat intensitas yang sama seperti hari-hari awal perang, ketika Israel menggempur Gaza dengan serangan udara setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, kata Emily Tripp, direktur eksekutif Airwars, sebuah kelompok independen di London yang memantau konflik baru-baru ini.

Dia mengatakan data awal menunjukkan jumlah insiden di mana setidaknya satu orang terbunuh atau terluka akibat tembakan Israel berkisar sekitar 700 pada bulan April. Angka ini hanya sebanding dengan bulan Oktober atau Desember 2023 – salah satu periode pemboman terberat.

Nakbah Dulu, Nakbah Sekarang - (Republika)  ​

Dalam 10 hari terakhir bulan Maret, UNICEF memperkirakan rata-rata 100 anak terbunuh atau cacat akibat serangan udara Israel setiap hari. Hampir 3.000 dari perkiraan 53.000 orang syahid sejak 7 Oktober 2023, tewas sejak Israel melanggar gencatan senjata pada 18 Maret, kata kementerian itu.

Israel pada Sabtu mengatakan pihaknya melancarkan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza dengan sandi Gideon’s Chariot alias Kereta Gideon. Pembantaian besar-besaran dilakukan menyusul agresi terbaru itu yang telah menewaskan ratusan warga Gaza akhir pekan ini.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 300 orang sejak Kamis, kata para pejabat kesehatan Palestina. Beberapa hari ini merupakan salah satu periode paling mematikan dalam perang tersebut sejak perundingan gencatan senjata gagal pada bulan Maret. 

Kampanye pengeboman yang intensif terjadi ketika blokade total Israel terhadap bantuan kemanusiaan telah memicu kekhawatiran akan terjadinya kelaparan di wilayah Palestina. "Sejak tengah malam, kami telah menerima 58 korban jiwa, sementara sejumlah besar korban masih berada di bawah reruntuhan. Situasi di dalam rumah sakit sangat buruk," kata Marwan al-Sultan, direktur rumah sakit Indonesia di Gaza utara, Sabtu pagi. Korban jiwa dalam 24 jam terakhir setidaknya 146, menurut Reuters.

Meningkatnya serangan dikutuk oleh kepala hak asasi manusia PBB, Volker Türk, pada hari Jumat, yang mengatakan kampanye pengeboman dimaksudkan untuk menggusur warga Palestina dan itu setara dengan pembersihan etnis.

“Serangan bom terbaru ini… dan penolakan bantuan kemanusiaan menggarisbawahi bahwa tampaknya ada dorongan untuk perubahan demografi permanen di Gaza yang bertentangan dengan hukum internasional dan sama saja dengan pembersihan etnis,” katanya.

Komentar Turki juga diamini oleh Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, yang menyerukan gencatan senjata permanen saat berbicara pada pertemuan puncak Liga Arab di Baghdad pada hari Sabtu.

Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan Operasi Kereta Gideon dilakukan dengan “kekuatan besar.” Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk meningkatkan tekanan dengan tujuan menghancurkan kelompok militan yang telah menguasai Gaza selama hampir dua dekade.

Operasi militer di wilayah Palestina terjadi sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengakhiri perjalanannya di Timur Tengah tanpa kunjungan ke Israel. Ada harapan bahwa kunjungannya dapat meningkatkan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata atau dimulainya kembali bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang telah dicegah Israel selama lebih dari dua bulan.

photo
Presiden Donald Trump bersama Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di sela KTT GCC di Riyadh, Arab Saudi, Rabu, 14 Mei 2025. - (AP Photo/Alex Brandon)

Seorang pejabat Israel mengatakan bahwa Netanyahu terus melakukan kontak sepanjang hari dengan tim perunding gencatan senjata di Doha, Qatar, dan utusan AS Steve Witkoff, dan menginstruksikan tim tersebut untuk tetap di sana. Pejabat tersebut berbicara tanpa menyebut nama, karena dia tidak berwenang untuk membahas negosiasi sensitif tersebut dengan media.

Hamas, yang membebaskan seorang sandera Israel-Amerika sebagai isyarat niat baik sebelum kunjungan Trump, bersikeras pada kesepakatan yang mengakhiri perang dan mengarah pada penarikan pasukan Israel – sesuatu yang menurut Israel tidak akan mereka setujui.

Lebih dari 150 orang syahid dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Dikatakan lebih dari 3.000 orang syahid sejak Israel melanggar gencatan senjata pada 18 Maret.

Pada Sabtu sore, serangan Israel menewaskan sedikitnya empat anak di kamp pengungsi Jabaliya di utara, menurut Rumah Sakit al-Awda, yang menerima jenazah tersebut. Tujuh orang lainnya terluka dalam serangan yang menghantam sebuah rumah. Serangan berikutnya di Jabaliya menewaskan empat orang, kata rumah sakit.

"Ini tidak bisa diterima. Sampai kapan? Sampai kita semua mati?" tanya Naji Awaisa yang berkeringat saat dia dan yang lainnya melarikan diri dari Jabaliya dengan membawa barang-barang mereka di jalan-jalan yang dipenuhi bangunan-bangunan yang hancur. Asap akibat serangan udara membubung di kejauhan.

photo
Warga Palestina mengungsi setelah tentara Israel mengeluarkan peringatan evakuasi untuk beberapa sekolah dan rumah sakit di lingkungan Rimal Kota Gaza, Rabu, 14 Mei 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Serangan udara di sekitar Deir al-Balah di Gaza tengah menewaskan 14 orang, dan jenazah tiba di rumah sakit al-Aqsa. Satu serangan terhadap sebuah rumah menewaskan delapan orang, termasuk orang tua dan empat anak. Sebuah serangan terjadi di luar sebuah sekolah yang menampung para pengungsi di Kota Gaza, menewaskan empat orang, kata layanan darurat Kementerian Kesehatan Gaza.

Sementara itu, Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), menyatakan telah bentrok dengan pasukan Israel yang berlindung di sebuah rumah di lingkungan Shujaiya, menewaskan dan melukai dua tentara lima hari lalu.

Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam, mengumumkan bahwa mereka telah menembak jatuh pesawat tak berawak strategis Super Heron Israel, menggunakan senjata yang sesuai, ketika terbang di atas Kota Gaza.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat