Petugas Dinas Perhubungan DIY memantau alat pengukuran emisi gas buang pada kendaraan yang melintas di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Selasa (10/10/2023). Pada pengujian yang dilakukan di halaman Gedung DPRD DIY ini menyasar kendaraan R2 dan R4 secara acak. | Republika/Wihdan Hidayat

Sains

Polusi Kini Kian Mematikan

Hampir setengah juta kematian dini terkait dengan polusi dari pembangkit listrik tenaga batu bara.

Polusi udara dari penggunaan bahan bakar fosil membunuh lima juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya, demikian menurut studi terbaru. Ini menjadi angka kematian yang jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Temuan yang dipublikasikan pada malam menjelang KTT Iklim PBB ke-28 (Conference of Parties/COP28) di Dubai, diharapkan bisa menekan para pemimpin dunia untuk segera mengambil tindakan. Di antara keputusan yang harus mereka ambil dalam konferensi adalah, apakah mereka akan menyetujui untuk secara bertahap menghapus bahan bakar fosil.

Penelitian telah menunjukkan, peralihan dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan yang bersih, akan menyelamatkan banyak nyawa dari polusi udara dan membantu memerangi pemanasan global. Namun hingga saat ini, perkiraan angka kematian masih sangat bervariasi.

photo
Warga mengambil bibit pohon gratis saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (1/10/2023). Acara yang bertajuk Gotong Royong Boyong Pohon yang diselenggarkan oleh Kementerian BUMN itu digelar dengan membagikan bibit pohon gratis yang terdiri dari jeruk, mangga, jambu, durian, dll itu kepada masyarakat. Tujuan gerakan sosial ini adalah menanam pohon sebanyak-banyaknya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta dan sekitarnya di masa depan. - (Republika/Prayogi)

Studi pemodelan baru menunjukkan bahwa polusi udara, dari penggunaan bahan bakar fosil di industri, pembangkit listrik, dan transportasi, menyumbang 5,1 juta kematian yang dapat dihindari setiap tahunnya secara global. Temuan ini dipublikasikan di jurnal The BMJ.

Kontribusi bahan bakar fosil setara dengan 61 persen dari total perkiraan 8,3 juta kematian di seluruh dunia akibat polusi udara luar ruangan dari semua sumber pada 2019. “Hasil penelitian kami menunjukkan, penghentian penggunaan bahan bakar fosil secara global akan memberikan manfaat kesehatan yang besar, jauh lebih besar daripada yang diindikasikan oleh sebagian besar penelitian sebelumnya,” tulis tim peneliti global di BMJ.

Dunia yang Berubah Karena Perubahan Iklim - (Republika)

  ​

“Data ini mendukung peningkatan pangsa energi bersih dan terbarukan, yang dianjurkan oleh PBB melalui tujuan pembangunan berkelanjutan untuk tahun 2030 dan ambisi netralitas iklim untuk tahun 2050,” kata peneliti seperti dilansir The Guardian, Kamis (30/11/2023).

 Polusi udara merupakan faktor risiko kesehatan lingkungan yang paling utama untuk penyakit dan kematian. Tetapi hanya sedikit penelitian global yang mengaitkan kematian dengan sumber polusi udara tertentu dan hasilnya sangat berbeda.

Untuk mengatasi hal ini, sebuah tim peneliti internasional dari Inggris, Amerika Serikat (AS), Jerman, Spanyol, dan Siprus, menggunakan model baru untuk memperkirakan kematian akibat polusi udara yang terkait dengan bahan bakar fosil, dan untuk menilai potensi manfaat kesehatan dari kebijakan yang menggantikan bahan bakar fosil dengan sumber energi bersih dan terbarukan.

Mereka menilai, kelebihan kematian dengan menggunakan data dari studi Global Burden of Disease 2019, serta data partikulat halus dan populasi berbasis satelit Nasa, serta kimia atmosfer, aerosol, dan pemodelan risiko relatif untuk tahun 2019.

Mematikannya Batu Bara

photo
Orang tua membawa anaknya yang menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) untuk berobat di Puskesmas Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (29/8/2023). Data penderita ISPA di Jakarta imbas kualitas udara yang buruk mengalami lonjakan. Menurut kementerian kesehatan bahwa pasien ISPA di Jakarta mencapai 200 ribu orang, padahal sebelum andemi Covid 19 hanya 50 ribu pasien. Mengutip data IQAir polusi udara menyebabkan 8.100 kematian di Jakarta selama 2023 serta membawa kerugian sekitar Rp 32,09 triliun. - (Republika/Wihdan Hidayat)

Udara yang tercemar oleh pembangkit listrik tenaga batu bara lebih berbahaya daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal itu merujuk pada sebuah penelitian baru yang dipimpin Philip K Hopke dari University of Rochester.

Menurut temuan itu, selama dua dekade terakhir, lebih dari 460 ribu kematian dini di AS disebabkan oleh polusi yang dimuntahkan ke udara oleh pembangkit listrik tenaga batu bara. Paparan terhadap polusi udara yang berhubungan dengan batu bara ini, memiliki risiko kematian dua kali lipat dibandingkan dengan jenis polusi udara lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap dapat memberikan manfaat kesehatan yang besar. Upaya-upaya sebelumnya untuk menilai risiko kesehatan akibat polusi batu bara, menyamakan batu bara dengan polutan udara lainnya, dan menganggap semua sama berbahayanya.

photo
Petugas menyemprotkan air ke udara di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023). Dalam satu hari, sekitar 1.000 liter air digunakan untuk menyemprotkan air ke udara pada pukul 08.00-11.00 WIB dan 13.00-16.00 WIB, sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. - (Republika/Putra M. Akbar)

Namun, sulfur yang dihasilkan dari pembakaran batu bara lebih beracun daripada jenis polusi udara lainnya. Hal ini, dapat berarti bahwa estimasi yang ada saat ini kurang menggambarkan dampak aktual batu bara terhadap kematian.

Untuk mendapatkan penilaian terbaru, tim peneliti menggabungkan estimasi emisi dari 480 pembangkit listrik tenaga batu bara di Amerika Serikat dari tahun 1999 hingga 2020, dengan catatan kematian Medicare untuk mengukur beban kesehatan secara keseluruhan dari polusi batu bara.

Hampir setengah juta kematian dini terkait dengan polusi dari pembangkit listrik tenaga batu bara, menurut para peneliti, yang mewakili sekitar seperempat dari semua kematian yang terkait dengan polusi udara sebelum 2009. 

“Kawasan timur AS terkena dampak paling parah, karena wilayah ini memiliki kepadatan penduduk dan pembangkit listrik tenaga batu bara yang lebih tinggi dibandingkan negara bagian barat,” kata Hopke seperti dilansir The Messenger, Jumat (24/11/2023).

Namun, penelitian ini memiliki sisi baiknya. Kematian yang berhubungan dengan batu bara menurun selama periode penelitian, kemungkinan besar karena peningkatan kualitas udara yang didorong oleh Undang-Undang Udara Bersih (Clean Air Act), yang disahkan oleh Kongres pada 1990.

photo
Air yang disemprotkan ke udara di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023). Dalam satu hari, sekitar 1.000 liter air digunakan untuk menyemprotkan air ke udara pada pukul 08.00-11.00 WIB dan 13.00-16.00 WIB, sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. - (Republika/Putra M. Akbar)

Setelah 2012, hanya tujuh persen kematian terkait polusi udara yang disebabkan oleh batu bara. Demikian temuan studi tersebut, yang menyoroti manfaat kesehatan dari pengurangan ketergantungan pada batu bara.

“Meskipun penggunaan batu bara terus menurun di AS, kami menilai penggunaan global diperkirakan akan meningkat dan mencapai titik terendah pada 2025, yang menunjukkan adanya potensi biaya kematian yang tinggi akibat batu bara di tahun-tahun mendatang,” kata Hopke.

 

 
Sulfur yang dihasilkan dari pembakaran batu bara lebih beracun daripada jenis polusi udara lainnya.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kontribusi tak Proporsional Elite Global dalam Perubahan Iklim

Sekitar 12 miliarder terkaya di dunia telah menyumbangkan hampir 17 juta ton emisi.

SELENGKAPNYA

Krisis Iklim dan Datangnya Jamur Mematikan Seperti di 'The Last Of Us'

Jamur mematikan yang ada di serial HBO ini berpotensi lahir di kehidupan nyata.

SELENGKAPNYA

Dari Petir Hingga Kemiskinan, Perubahan Iklim akan Mengubah Banyak Hal

Perubahan iklim dapat mendorong lebih dari 120 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan.

SELENGKAPNYA