Bayi-bayi di RS Al-Shifa, Gaza | AP Photo/Dr. Marawan Abu Saada

Kabar Utama

Bayi Noor Selamat Setelah Tiga Kali Dibom Israel

Noor harus kehilangan ibu, saudara kandung, kakek, dan neneknya yang menjadi syuhada

Oleh RIZKY JARAMAYA, KAMRAN DIKARMA

GAZA -- Aksi genosida penjajah Israel di Jalur Gaza terus berlangsung tanpa melihat siapa target pengeboman. Meski demikian, jet-jet tempur pasukan penjajah tidak bisa mencabut nyawa seorang bayi perempuan berusia enam bulan, Noor Ahmed Ashour. Bayi yang merupakan putri dari pasangan syuhada Duaa Khamis Younis dan Ashour itu selamat tiga kali dari pengeboman Israel. 

Noor yang malang kini hidup sebatang kara. Orang tua dan seluruh keluarganya meninggal akibat dibom pasukan negara teroris tersebut. Kediaman Noor di lingkungan Rimal, Gaza, dibom. Dia beserta kedua orang tuanya selamat dalam pengeboman itu. Mereka kemudian pindah ke Khan Younis untuk berlindung di rumah kerabat mereka. Namun, kali ini rumah bibi Noor dibom. Orang tua dan keluarganya meninggal dunia. Sementara, Noor selamat.



Noor kembali dibawa ke rumah keluarga ayahnya untuk berlindung. Namun, lagi-lagi rumah keluarga ayah Noor dibom oleh pasukan Zionis Israel. Noor selamat dari pengeboman untuk ketiga kalinya. Namun, dia harus kehilangan keluarganya dari pihak ayah yang meregang nyawa akibat pengeboman.

Noor secara ajaib selamat dari tiga kali pengeboman Israel. Namun, dia harus kehilangan ibu, saudara kandung, kakek, dan neneknya. Dalam video yang diunggah oleh Quds News Network, Ahad (19/11/2023), Noor mengalami sejumlah luka, dengan perban di kepala. Noor tampak lemah dan letih.

photo
Warga Palestina yang terluka dari Rumah SAkiot Arab al-Ahli duduk di lantai Rumah Sakit al-Shifa, di Kota Gaza, Jalur Gaza tengah, Selasa, 17 Oktober 2023. - (AP Photo/Abed Khaled)

Keajaiban yang dialami Noor tidak berlaku bagi banyak bayi lainnya. Pada Ahad (19/11/2023) lalu, Unit Perawatan Intensif (ICU) Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan dihantam serangan udara Israel. Setidaknya satu bayi meninggal dan satu bayi lainnya terluka akibat serangan tersebut.

Dikutip laman Middle East Monitor, sebuah rekaman video memperlihatkan kondisi ruang ICU RS Kamal Adwan pascadihantam serangan Israel. Tampak bahwa serangan tersebut menghancurkan tempat tidur dan peralatan medis di ICU RS Kamal Adwan. Namun, masih ada beberapa bayi yang dirawat di sana.

RS Kamal Adwan dan RS Indonesia merupakan dua RS penerima sejumlah jenazah warga yang terbunuh akibat aksi pengeboman Israel di Jalur Gaza Utara. “Sejumlah jenazah tiba di Rumah Sakit Indonesia dan Kamal Adwan akibat pembantaian yang dilakukan artileri pendudukan terhadap warga di berbagai wilayah di Jalur Gaza utara,” kata Kementerian Dalam Negeri Gaza, Sabtu (18/11/2023) lalu, dikutip Anadolu Agency.

“Enam jenazah juga tiba di Rumah Sakit Al-Aqsha akibat pendudukan yang menargetkan rumah keluarga Aqtifan di Deir Al-Balah di Jalur Gaza Tengah,” kata Kementerian Dalam Negeri Gaza.

photo
Kerusakan di sekitar Rumah Sakit al-Quds kota Gaza. - (AFP/Maxar Technologies)

Lebih dari 5.000 anak-anak di Gaza telah terbunuh sejak serangan paling mematikan Israel dimulai pada 7 Oktober. Jumlah tersebut terus bertambah pada tingkat yang mengkhawatirkan. Dengan jumlah anak-anak yang mencapai 50 persen dari populasi Palestina di Gaza, tidak dapat dihindari bahwa mereka menanggung beban atas agresi Israel.

Statistik menunjukkan, sejak 7 Oktober, sekitar 420 anak terbunuh setiap hari. Jumlah korban tewas kemungkinan akan lebih tinggi karena ratusan anak di Gaza juga hilang diyakini terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang dibom.

Lebih dari 6.000 anak-anak juga terluka akibat serangan Israel. Mereka menderita kehilangan anggota tubuh dan luka akibat pecahan peluru. Namun, hanya ada sedikit, bahkan tidak ada lagi layanan kesehatan yang tersedia, menyusul pengeboman Israel terhadap rumah sakit dan pengepungan yang menghentikan akses pasokan medis penting.

 
Kekhawatiran terbesar kami mengenai laporan jumlah anak-anak yang terbunuh menjadi puluhan, kemudian ratusan, dan akhirnya ribuan, terwujud hanya dalam waktu dua minggu.
JAMES ELDER Juru Bicara UNICEF
 


“Kekhawatiran terbesar kami mengenai laporan jumlah anak-anak yang terbunuh menjadi puluhan, kemudian ratusan, dan akhirnya ribuan, terwujud hanya dalam waktu dua minggu,” ujar juru bicara UNICEF, James Elder, dilansir The New Arab."Gaza telah menjadi kuburan bagi ribuan anak. Ini adalah neraka bagi semua orang," ujar Elder.

Direktur Save the Children di wilayah Palestina, Jason Lee mengatakan, perang telah memisahkan anak-anak dari keluarga dan menghancurkan kehidupan mereka dengan sangat cepat dan tidak terbayangkan. "Jumlahnya sangat memprihatinkan, dan dengan kekerasan yang terus berlanjut serta meluas di Gaza saat ini, semakin banyak anak-anak yang masih berada dalam risiko besar," katanya.

photo
Genosida di Gaza - (Republika)

Bagi anak-anak yang selamat dari serangan-serangan tersebut, masa depan mereka tampak suram karena menghadapi trauma fisik dan emosional, PTSD, dan menjadi yatim piatu. Menurut UNICEF, laporan tahun 2018 menemukan bahwa satu dari empat anak Palestina membutuhkan dukungan psikologis. Laporan lain dari Save the Children menemukan bahwa empat dari lima anak Palestina hidup dalam depresi, kesedihan, dan ketakutan.

Laporan lain pada 2021 oleh Euro Mediterranean Human Rights Monitor menemukan bahwa 91 persen anak-anak di Palestina didiagnosis menderita PTSD. Penargetan dan pembunuhan anak-anak bukanlah sesuatu yang baru bagi IDF. Pada 2014, pasukan angkatan laut Israel menargetkan dan membunuh empat anak laki-laki Palestina saat mereka bermain di pantai Kota Gaza.

Sebuah kapal perang Israel pertama kali menghantam sebuah kontainer di dekat pelabuhan. Peristiwa ini menyebabkan Ismail Mohammad Bakr yang berusia 9 tahun meninggal dunia. Kemudian ledakan kedua merenggut nyawa anak laki-laki lainnya saat mereka berlari ke tempat aman, yaitu Ahed Itaf Bakr (9 tahun), Zakaria Ahed Bakr (10 tahun), dan Mohammad Ramez Bakr (11 tahun). Sementara, empat anak laki-laki lainnya menderita luka serius dalam insiden tersebut. n. Rizky Jaramaya

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Jokowi Kembali Lepas Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina

Jokowi juga menegaskan bahwa Indonesia akan terus memberikan dukungan politiknya bagi Palestina.

SELENGKAPNYA

Kelindan Thailand dan Penjajah Israel

Rudal dan senjata api perusahaan Israel diproduksi di Thailand.

SELENGKAPNYA

Houthi Bajak 'Kapal Israel', Timur Tengah Mulai Bergolak

Iran menyangkal mendukung pembajakan kapal di Laut Merah.

SELENGKAPNYA