
Kabar Utama
Kelindan Thailand dan Penjajah Israel
Rudal dan senjata api perusahaan Israel diproduksi di Thailand.
Syed Sulaiman Husaini, seorang ulama Thailand meradang belakangan. Bagaimana tidak, di tengah upayanya melobi pembebasan terhadap 25 warga negara Thailand yang disandera Hamas, kabar tak menyenangkan justru datang.
Beredar gambar seorang berperawakan warga Thailand membantu pasukan penjajah Israel (IDF) menyerang Gaza di garis depan. “Ini tusukan dari belakangan untuk komunitas Muslim di Thailand, kata Syed Sulaiman Husaini dalam unggahan di akun Facebook-nya.
Merujuk South China Morning Post Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara mengatakan, gambar tersebut tampaknya merupakan gambar seorang tentara cadangan berkewarganegaraan ganda Thailand-Israel yang direkrut menjadi militer setelah dimulainya serangan ke Gaza pada 7 Oktober.
Israel mengeklaim serangan brutal yang kini telah membunuh 13 ribu warga Gaza itu untuk membalas serangan mendadak Hamas pada pagi hari tanggal yang sama. Sekira 25 warga Thailand yang bekerja sebagai petani di Israel ikut tersandera akibat serangan Hamas yang diklaim menewaskan 1.200 warga di wilayah Israel itu.

Sebelum serangan, sebanyak 30 ribu warga Thailand memang bekerja di Israel. Parnpree mengatakan dia sedang mencari lebih banyak informasi dari pejabat Thailand di Tel Aviv, dan menambahkan bahwa warga Thailand yang memiliki kewarganegaraan ganda mungkin telah bergabung dalam pasukan Israel.
Thailand adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang paling mula membuka hubungan diplomatik dengan Israel, yakni pada 1954. Sejak itu mereka melakukan banyak kerja sama. Namun yang paling relevan dalam eskalasi terkini, Thailand memiliki hubungan perdagangan senjata yang sangat erat dengan Israel.
Defence Security Asia mencatat, bahkan saat warga dunia mengecam serangan Israel ke Gaza, bahkan saat rudal-rudal Israel berjatuhan ke wilayah yang terkepung itu, Israel dan Thailand melakukan kerja sama penting.
Institut Teknologi Pertahanan (DTI), sebuah lembaga penelitian di bawah Kementerian Pertahanan Thailand, menandatangani perjanjian dengan perusahaan pertahanan Israel untuk memproduksi sistem peluru kendali “SPIKE” di Asia Tenggara.

Perusahaan pertahanan Israel yang menandatangani perjanjian dengan DTI adalah Rafael Advanced Defense Systems. Hal itu diumumkan pada pameran Pertahanan & Keamanan 2023 yang sedang berlangsung di Bangkok pada 6-9 November 2023 lalu, alias sebulan setelah serangan Israel.
Perjanjian tersebut akan melibatkan transfer teknologi antara kedua belah pihak dan produksi komponen sistem peluru kendali di Thailand. Berdasarkan perjanjian tersebut, dua varian sistem peluru kendali buatan Israel, Spike Non-Line-of-Sight (NLOS) dan Spike Extended Range (ER), akan diproduksi di Thailand.
“Jika kerja sama pada fase pertama berhasil, kami akan melanjutkan ke fase kedua, di mana kami akan lebih meningkatkan transfer teknologi dan produksi,” kata seorang pejabat senior DTI kepada portal pertahanan internasional.
Aljazirah melansir, roket drone SPIKE tersebut pertama kalinya “diujicobakan” Israel pada warga Gaza dalam serangan pada 2014. Erik Fosse, seorang dokter Norwegia yang bekerja di Gaza menuturkan betapa sadisnya rudal tersebut.

Roket drone itu dapat dimodifikasi untuk membawa selongsong fragmentasi ribuan kubus tungsten 3 mm, yang dikatakan mengenai area dengan diameter sekitar 20 meter. Kubus tersebut menusuk logam dan “menyebabkan jaringan daging terkoyak”, secara harfiah mencabik-cabik siapa pun yang berada dalam jangkauannya.
Ahmed Saeed al-Najar (28 tahun) salah satu korban senjata biadab itu. Ia sedang mengemudikan taksinya di Rafah selama perang pada 2014 ketika sebuah rudal drone masuk melalui atap taksinya yang terbuka. Rudal itu meledak di dalam mobil, langsung memenggal kepala dan membunuh keenam penumpang, termasuk sahabatnya.
Al-Najar, yang diselamatkan dari reruntuhan mobilnya, menderita luka bakar parah, kehilangan mata kanannya, beberapa luka pecahan peluru dan kehilangan kaki kanannya di bagian tengah paha, diamputasi akibat ledakan tersebut.
Senapan pemukim
Media pemerintah Israel, Israel Defense, juga melansir bahwa produsen senjata api dari Israel, EMTAN, mengumumkan pendirian pabrik produksi dan perakitan di Thailand pada 29 Agustus 2022. EMTAN bergabung dengan perusahaan lokal SAHAPIPATTHANAKUA dan perusahaan pertahanan milik pemerintah, DTI Thailand.

Mereka bergabung untuk mendirikan perusahaan baru Thailand, Weapon Manufacturing Industry (WMI). Perusahaan baru ini akan memproduksi seluruh rangkaian senjata EMTAN, sesuai dengan kebutuhan pelanggan pemerintah Thailand.
Pejabat EMTAN mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, perusahaan tersebut telah memasok senapan dan pistol ke badan resmi pemerintah di Thailand. Kebutuhan untuk memindahkan perakitan dan produksi ke Thailand disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan produk-produknya.
Setahun lebih sejak pengumuman itu, sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza, EMTAN telah meningkatkan produksi senjata apinya untuk memenuhi kebutuhan pasukan penjajah Israel. Perusahaan itu menyatakan, komitmen mereka bukan sekadar meningkatkan produksi. Sebelumnya, perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa mereka memasok ribuan senapan serbu MZ4 ke IDF untuk menjaga komunitas kibbutz.
Pistol-pistol dan senjata EMTAN juga kemungkinan jadi andalan pemukim Israel yang belakangan kian rajin menyerang warga Palestina di Tepi Barat. Terlebih karena Amerika Serikat telah melarang puluhan ribu senapan M-16 yang mereka kirim ke Israel digunakan untuk tujuan itu.

Menteri Keamanan Nasional ekstrim sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, pada 13 Oktober mengumumkan bahwa departemennya sedang dalam proses membeli 10.000 senapan untuk melengkapi “tim keamanan” sipil yang berbasis di sekitar perbatasan Israel dan pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.
Ben-Gvir menyatakan bahwa 4.000 senapan serbu telah diamankan dari “produsen Israel” dan akan segera didistribusikan, lapor Times of Israel. Selain senjata serbu, helm dan rompi antipeluru juga telah diperoleh dan akan dibagikan.
“Saya telah memberikan instruksi untuk mempersenjatai tim keamanan sipil secara besar-besaran untuk memberikan solusi bagi kota-kota besar dan kecil, dan agar kota-kota tidak terlindungi,” kata Ben-Gvir.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Pejuang Paksa Israel Tarik Tank dari Timur Gaza
Operasi militer gabungan antar faksi di Gaza ini menargetkan unit infanteri Israel dan tiga tank
SELENGKAPNYAHouthi Bajak 'Kapal Israel', Timur Tengah Mulai Bergolak
Iran menyangkal mendukung pembajakan kapal di Laut Merah.
SELENGKAPNYABerapa Kendaraan Tempur Israel Hancur di Gaza? Ratusan
Brigade al-Aqsa kembali mengumumkan penghancuran 29 kendaraan tempur IDF.
SELENGKAPNYAMakam Israel: Tiap Jam Jenazah Prajurit Tewas Tiba
Sedikitnya 14 pasukan IDF tewas pada Sabtu dan Ahad.
SELENGKAPNYA