Persaingan layanan streaming di platform digital (ilustrasi) | AP

Inovasi

Masih Pentingkah Kita Langganan Layanan Streaming?

Menaikkan harga adalah langkah berikutnya yang tak terhindarkan bagi setiap penyedia streaming.

Selama setahun terakhir, hampir semua layanan streaming besar telah menaikkan harganya secara signifikan. Apple TV+ menggandakan harga aslinya menjadi 10 dolar Amerika Serikat (AS) Atau sekitar Rp 159.107 per bulan. 

Disney+ juga mengalami peningkatan besar menjadi 14 dolar AS per bulan atau sekitar Rp 222.749 untuk tingkat premium bebas iklan. Netflix kini berharga 23 dolar AS atau Rp 365.946 per bulan.

Sedangkan langganan standar tanpa iklan berharga 15,49 dolar AS atau sekitar Rp 246.456 per bulan. Ada pula paket standar dengan iklan seharga 6,99 dolar AS atau sekitar Rp 111.215 per bulan, tetapi paket tersebut tidak mendukung pengunduhan luring juga tidak menyertakan beberapa konten.

photo
FILE - Dalam foto yang diambil pada 13 November 2019 ini, logo Disney menjadi bagian dari menu layanan streaming film dan hiburan Disney Plus di layar komputer di Walpole, Mass. Tindakan keras berbagi kata sandi menjadi semakin umum di dunia streaming Hari ini. Dan Disney Plus pun mengikutinya. Dalam email yang dikirim ke pengguna di Kanada, Disney mengumumkan pembatasan yang akan datang terhadap kemampuan pelanggan Kanada untuk membagikan kredensial login di luar rumah mereka — yang akan mulai berlaku bagi sebagian besar pengguna di Kanada pada 1 November 2023. -(AP Photo/Steven Senne, File)

Dilansir Engadget, Ahad (29/10/2023), Netflix juga baru-baru ini menindak berbagi akun, yang berdampak baik terhadap pendapatan keseluruhan dan jumlah pelanggan, tetapi berimbas buruk bagi siapa pun yang ingin menghemat uang. Anda harus membayar tambahan 7,99 dolar AS atau sekitar Rp 127.126 per bulan untuk menambahkan lebih banyak slot anggota ke paket standar dan premium. 

Pada masa lalu, kita mengenal TV kabel, di mana kita akhirnya menghabiskan banyak uang untuk ratusan saluran. Tapi jangan menjadi dramatis. Berlangganan ke layanan streaming yang paling sering Anda gunakan, masih jauh lebih murah dibandingkan menggunakan paket kabel biasa. 

Di suatu wilayah, paket Comcast yang paling populer dengan lebih dari 125 saluran terdaftar dengan harga 60 dolar AS atau sekitar Rp 954.642 per bulan, tetapi perusahaan menyembunyikan biaya jaringan siaran tambahan 27,80 dolar AS  atau sekitar Rp 442.317 dan biaya lisensi olahraga regional 13,40 dolar AS atau sekitar Rp 213.203. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Hulu (@hulu)

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, rata-rata konsumen perkotaan saat ini membelanjakan hampir enam kali lebih banyak untuk membeli kabel dibandingkan ketika mereka mulai mengumpulkan data pada 1983. Dijelaskannya, angka tersebut mencerminkan beberapa pelanggan menghabiskan lebih banyak uang untuk olahraga dan paket lainnya dibandingkan dengan yang lain. 

Namun, tetap saja sungguh gila untuk mengingat bahwa rata-rata tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata awal. Tiba-tiba, kenaikan harga Netflix menuju 25 dolar AS atau sekitar Rp 397.767 tampaknya tidak terlalu buruk, terutama karena pelanggan kabel juga harus berlangganan layanan streaming untuk melihat acara aslinya. 

Awalnya Sangat Murah

Layanan streaming Netflix pada dasarnya merupakan sebuah eksperimen. Layanan ini dimasukkan ke dalam paket berlangganan yang sudah ada, dan Anda hanya dapat menonton hingga 18 jam sebulan.

Saat Netflix meluncurkan langganan streaming mandiri pada 2010, biayanya hanya sebesar 7,99 dolar AS atau sekitar Rp 127.126 per bulan. Harga ini tetap berlaku hingga paket dasarnya melonjak satu dolar pada 2019.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Netflix Indonesia (@netflixid)

Meskipun perusahaan tersebut memperkenalkan paket standar dan premium yang lebih mahal, paket masuknya selalu tampak seperti kesepakatan yang luar biasa. Seperti kebanyakan perusahaan rintisan pada tahun 2010-an, Netflix juga terus mengumpulkan banyak uang hingga sekitar lima miliar dolar AS, tanpa menghasilkan keuntungan yang besar, atau setidaknya, tidak menghasilkan keuntungan sebesar puluhan miliar yang telah dikeluarkan perusahaan untuk konten asli selama dekade terakhir.

Menarik pelanggan baru dan mempertahankan mereka jauh lebih penting bagi Netflix daripada menjadi bisnis yang berkelanjutan. Maka tidak terlalu mengherankan jika layanan lain, seperti HBO Max, Disney+, dan Apple TV+ juga diluncurkan dengan harga murah untuk bersaing dengan Netflix. 

Menurut Janko Roettgers, penulis buletin Lowpass, dan mantan reporter media dan teknologi di Variety, Netflix memiliki keunggulan dalam persaingan karena bisnis DVD lamanya dapat mendanai ambisi streaming-nya. Perusahaan lain, seperti Disney dan Warner Bros harus memutuskan bagaimana streaming cocok dengan saluran TV dan studio film mereka yang ada. 

Roettgers di Engadget Podcast pekan ini mengatakan sekarang Netflix menghasilkan uang melalui streaming di seluruh dunia dan mereka mulai terjun ke dunia gim. “Jadi mereka cukup cepat dalam melakukan tindak lanjut. Dan jika Anda melihat beberapa perusahaan media lama ini, mereka masih memiliki jaringan linier. Dan jaringan tersebut menurun secara perlahan dan lambat, dan butuh waktu lama bagi mereka untuk mengetahuinya. Haruskah kita keluar dari sini? Berapa banyak yang bisa kita terus jalankan? Berapa banyak yang perlu kita matikan?” ujarnya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Maxstream (@maxstream.tv)

Ketika Netflix mengumumkan bahwa mereka benar-benar kehilangan pelanggan pada 2022 hingga 200 ribu pelanggan. Pada kuartal pertama, diikuti oleh satu juta pengguna pada kuartal kedua, hal itu seperti bom nuklir yang meledak di industri streaming. Hal ini segera menyebabkan pengurangan pengeluaran di setiap layanan.

Termasuk juga, pemutusan hubungan kerja yang meluas, pembatalan pertunjukan, dan lebih banyak strategi untuk menghasilkan uang. Tingkat Netflix yang didukung iklan diluncurkan pada akhir tahun itu, sementara penguncian berbagi akunnya dimulai pada  Mei ini. 

Dengan kenaikan suku bunga dan kekhawatiran investor terhadap perekonomian, menaikkan harga adalah langkah berikutnya yang tak terhindarkan bagi setiap penyedia streaming. Dan sayangnya, tren tersebut tidak akan berbalik dalam waktu dekat. 

Yang terbaik, Engadget hanya bisa berharap bahwa ancaman kehilangan pengguna dan tekanan persaingan akan membuat Netflix dan perusahaan lain tidak bisa mencapai level tertinggi dalam industri kabel. 

Namun jangan lupa, ada satu hal yang dapat Anda lakukan dengan layanan streaming yang jauh lebih sulit dilakukan dengan perusahaan kabel, yakni Anda dapat membatalkan dan berlangganan dengan mudah secara daring. Pelanggan juga tidak perlu menyisihkan waktu dan energi emosional untuk berurusan dengan perwakilan layanan pelanggan melalui telepon, atau meluangkan waktu di pagi hari untuk dikunjungi teknisi.

Potensi ini terjadi pada setiap penyedia streaming. Jadi jika harga mereka terlalu tinggi, atau mereka tidak menyediakan konten yang cukup berharga untuk ditonton, tinggalkan saja. Namun, perlu diingat bahwa akses terhadap media saat ini lebih murah dibandingkan sebelumnya. Selain itu, tidak ada biaya keterlambatan yang perlu dikhawatirkan. 

 
Dibanding layanan TV kabel, layanan streaming tetap memiliki lebih banyak keunggulan. 
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Rekomendasi Film Horor Khusus Buat yang Takut Darah

The Sixth Sense adalah film yang sempurna bagi siapa saja yang ingin merasakan suasana seram tanpa berpaling dari layar.

SELENGKAPNYA

Deretan Film Horor Klasik dengan Kengerian tak Terlupakan

Psycho adalah film dengan salah satu adegan paling ikonik.

SELENGKAPNYA

Menguak Formula Rahasia Suksesnya Banyak Film Bergenre Kriminal

Perempuan cenderung lebih tertarik pada film dengan kisah kriminal nyata dibandingkan laki-laki.

SELENGKAPNYA