
Kitab
Pandangan Islam Mengenai Jin
Melalui buku ini, Prof M Quraish Shihab menjelaskan dengan mendetail dalil-dalil Islam tentang jin.
Alquran tidak hanya memuat ajaran dan hukum, melainkan juga pengetahuan. Salah satu pengetahuan yang diterangkan dalam Kitabullah ialah keberadaan makhluk halus, semisal jin.
Seorang mufasir kenamaan, Prof Muhammad Quraish Shihab, menulis sebuah buku yang membahas kelompok makhluk tersebut, Jin Dalam al-Qur’an.
Pada awal pembahasan buku ini, cendekiawan Muslim tersebut menegaskan bahwa kepercayaan akan makhluk halus sudah ada di tengah komunitas manusia. Bahkan, keyakinan itu melekat sejak sebelum mereka mengenal dakwah agama tauhid.
Dalam kepercayaan yang mereka peluk pada masa pra-Islam, makhluk-makhluk itu dikatakan tidak semuanya jahat. Ada yang memberi manfaat, tetapi sebagian juga mendatangkan mudarat.
Prof Quraish lalu mengutip beragam pendapat para ilmuwan tentang alasan di balik kepercayaan manusia (pra-Islam) akan eksistensi makhluk halus. Mereka peneliti telah berusaha menjawabnya dan berbagai pendapat banyak dikemukakan.

Sementara itu, Alquran menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan alam raya ini sebagai bukti kebesaran-Nya. Semesta yang luas itu ditempati oleh berbagai makhluk ciptaan-Nya, baik yang berjasad maupun nirempiris. Keragaman tersebut begitu beraneka. Ada makhluk yang berakal, hewani, nabati dan lain sebagainya. Jin dan manusia diciptakan Allah dengan misi penghambaan dan beribadah kepada-Nya. Demikian diterangkan dengan begitu jelas dalam surah al-Zariyat ayat 56.
Sebelum menguraikan pandangan para pakar tentang jin di dalam karyanya ini, penulis yang juga mantan menteri agama RI itu terlebih dahulu mengemukakan pandangan masyarakat jahiliyah tentang jin. Sumber-sumbernya merujuk pada kisah sejarah atau sirah nabawiyah. Berbagai takhayul dipercayai kaum pra-Islam tersebut. Bagaimanapun, semuanya terbantahkan oleh kebenaran dari Alquran dan as-Sunnah.
Secara umum, menurut Quraish Shihab, masyarakat Jahiliyah percaya adanya makhluk yang bernama jin. Dalam keyakinannya, bangsa ini adalah makhluk yang memiliki kekuatan tersembunyi. Menurut kepercayaan mereka, jin di satu sisi mampu memicu gangguan, tetapi di sisi lain juga dapat memberikan manfaat. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam Alquran surah Saba’ ayat 41, yang artinya, “Sebagian mereka menyembah jin.”
Di samping itu, tidak jarang pula sebagian masyarakat jahiliyah yang meminta bantuan dan perlindungan jin. Kebiasaan itu tentunya dilakukan karena ketidaktahuan orang-orang ini. Mereka hanya mengira-ira tentang kehebatan jin, padahal perbuatan itu pada akhirnya menambah dosa dan kesukaran. Hal ini disinggung dalam Alquran surah al-Jinn ayat 6, yang artinya, “Jin-jin itu menambah mereka dosa dan kesalahan (kesulitan).”
Mereka hanya mengira-ira tentang kehebatan jin, padahal perbuatan itu pada akhirnya menambah dosa dan kesukaran.
Setelah memaparkan tentang pandangan masyarakat Jahiliyah tentang jin, penulis mengungkapkan pandangan para pakar tentang eksistensi atau wujud dari jin. Di antaranya, penulis mengutip pandangan seorang filsuf muslim, Ibnu Sina, yang menyebutkan bahwa jin adalah binatang yang bersifat hawa yang dapat mewujud dalam aneka bentuk.
Seorang pakar tafsir Alquran dari abad ke-13 M, Fakhruddin ar-Razi (wafat 1210), yang menukil pendapat tersebut mengomentari bahwa definisi yang dikemukakan Ibnu Sina tersebut hanyalah penjelasan tentang arti kata jin. Adapun mahkluk jin itu sendiri tidak memiliki eksistensi di dunia nyata.
Dalam pembahasan selanjutnya, baru kemudian penulis menjelaskan tentang wawasan Alquran tentang jin. Namun, sebelum itu, penulis mengingatkan mengenai beberapa penjelasan dalam Kitabullah. Misalnya, Allah menciptakan banyak makhluk yang hakikatnya tidak diketahui manusia. Karena itu, satu-satunya jalan untuk mengetahui tentang jin adalah melalui wahyu, baik yang disampaikan dari Alquran maupun hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.
Quraish Shihab menjelaskan, di dalam Alquran ditemukan paling tidak lima kata yang sering digunakan untuk menunjuk makhluk halus dari jenis jin. Kelimanya adalah jin, jan, jinnah, iblis, dan syaithan. Agar para pembaca dapat memehaminya, penulis pun menjelaskan lima kata tersebut secara lebih perinci.
Lalu, apa saja yang harus dipercayai oleh seorang Muslim tentang jin? Menurut Qurasih Shihab, secara singkat dapat disimpulkan bahwa Alquran menjelaskan adanya makhluk ciptaan Allah yang bernama jin, yang tercipta dari api sebagaimana diakui iblis dan dibenarkan Alquran.
Alquran menjelaskan adanya makhluk ciptaan Allah yang bernama jin, yang tercipta dari api.
“Aku lebih baik darinya (Adam). Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau menciptakannya dari tanah” (QS al-A’raf [7]: 12).
Penulis juga mengingatkan informasi Alquran yang menyatakan bahwa iblis itu termasuk golongan jin. Allah berfirman, “Iblis (enggan bersujud). Dia adalah dari golongan jin” (QS al-Kahf [18]: 50).
Ciri-ciri
Menurut Quraish, jin mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan ciri manusia. Antara lain, dia dapat melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihatnya. “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka” (QS al-A’raf [7]: 27).
Makhluk tersebut juga dapat hidup di bumi. Namun, Alquran tidak menjelaskan di mana, tetapi demikian iitulah perintah Allah kepadanya ketika Yang Mahakuasa mengusir dari surga bersama Adam. Mereka juga juga mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan berat, seperti apa yang mereka lakukan untuk Nabi Sulaiman AS.
Terkait putra Nabi Daud AS itu, Alquran menunjukkan sebuah kisah menarik. Para jin terus mengerjakan pekerjaannya, sekalipun Nabi Sulaiman AS sudah wafat. Ya, mereka tidak mengetahui bahwa tuannya itu telah tiada. Ini menunjukkan, kemampuan bangsa jin juga memiliki keterbatasan. Walaupun makhluk tak gaib, mereka pun tidak diberi pengetahuan tentang semua perkara gaib.
Dalam bukunya ini, Quraish Shihab banyak menjelaskan sosok jin berdasarkan ayat-ayat Alquran. Menurut dia, banyak sekali ayat Alquran yang redaksinya dapat dijadikan dalil untuk membuktikan adanya makhluk yang bernama jin.
Selain itu, buku setebal 161 halaman ini juga juga menyuguhkan pengetahuan kepada para pembaca tentang jenis dan macam-macam jin, makanan dan cara makan jin, tempat dan waktu yang disukai jin, aneka bentuk jin, kemampuan jin, serta mengungkapkan bahwa jin bisa dimanfaatkan manusia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
BTS dan Nyawa-Nyawa yang Terselamatkan Selama Pandemi
Penggemar BTS sangat terhubung dalam membawa pesan-pesan idolanya ke tingkat yang lebih mendalam.
SELENGKAPNYACegah Osteoporosis, Tak Cukup Hanya Kalsium
Kandungan boron juga berguna untuk pembangunan otot dalam tubuh yang dapat melindungi tulang dari risiko retak hingga patah.
SELENGKAPNYAAnak di Gaza Berguguran, Biden: Namanya juga Perang
Biden ragukan data kematian penduduk Gaza akibat agresi Israel.
SELENGKAPNYA