
Oase
Terus Menebar Pesan Kedamaian
Seorang mualaf, Suhaib Webb, giat menyebarkan pesan dakwah Islam rahmatan lil 'alamin.
Terlahir di keluarga besar pendeta tak serta-merta membuat Suhaib Webb menjadi penganut Kristen yang taat. Sebenarnya, dia sempat berusaha mengkaji Alkitab dan rutin pergi ke gereja. Namun, semakin dia mendalami teologi Kristen, akal sehatnya tidak bisa menerima dogma mendasar seperti trinitas.
"Saya juga tidak bisa mencerna konsep penebusan dosa oleh Yesus," ujar sosok yang lahir dengan nama William Webb itu, seperti dikutip My Islam Guide.
Kondisi demikian membuatnya sempat putus asa. Ia pun memilih untuk menanggalkan semua identitas religiusnya. Semua itu terjadi ketika Webb menginjak usia yang ke-17.
Pemuda kelahiran Oklahoma, Amerika Serikat (AS) itu pun akhirnya memilih bergabung dengan kelompok berandal yang lekat dengan budaya populer di kotanya. Dia merintis karier sebagai disc jockey atau DJ musik hip-hop sampai sempat menelurkan beberapa album rekaman. Keseharian yang hedonistik itu diakrabinya selama tiga tahun.
Lewat lagu hip-hop itulah Webb berkenalan dengan Islam.
Uniknya, lewat lagu hip-hop itulah Webb berkenalan dengan Islam. Dalam sejumlah lagu yang yang dibawakan penyanyi Muslim, dia mengetahui nilai-nilai ajaran Islam yang membawa pesan damai. Pada usia 20 tahun, Webb mengucapkan dua kalimat syahadat dan berganti nama menjadi Suhaib.
Setelah menjadi pemeluk Islam, ia berhenti dari pekerjaan disc jockey (DJ) dan meneruskan studinya ke University of Central Oklahoma sampai menggondol gelar sarjana di bidang keguruan dan pendidikan.
Sejak kuliah, dia berguru bahasa Arab sekaligus menggali ilmu agama kepada seorang syekh asal Senegal yang sudah lama bermukim di AS. Setelah dianggap mampu, Komunitas Muslim Greater Oklahoma mendapuk Webb sebagai imam masjid mereka.
Ternyata, hasrat Webb mempelajari agama tak mampu tercukupi oleh satu syekh saja. Dia pun berangkat ke Universitas Al-Azhar, Mesir untuk menimba ilmu syariah. Berada dalam lingkungan penutur asli mengasah kemampuannya dalam berbahasa Arab sampai mumpuni. Karena itu, dia mendapat amanah sebagai kepala Departemen Penerjemahan Bahasa Inggris di Dar Al-Iftah Mesir.
Selama masa studi di Timur Tengah itulah, dia genap menghapal seluruh isi Alquran dan ditahbis sebagai hafiz di Makkah. Sekembalinya ke Negeri Paman Sam, Webb aktif memberikan kuliah umum mengenai Islam dan isu kontemporer seputar keislaman di AS dan Inggris.
Webb aktif memberikan kuliah umum mengenai Islam dan isu kontemporer seputar keislaman di AS dan Inggris.
Sebagian materi yang dia sampaikan dijadikan video yang didistribusikan secara komersial. Selain menjadi dosen tamu, Webb juga aktif mengajar bahasa Arab di Muslim American Society dan terjun di komunitas kepemudaannya. Dia mempromotori program beasiswa bagi generasi muda AS yang ingin menuntut ilmu agama dan bahasa Arab di Mesir.
Upayanya mendapatkan pelbagai apresiasi. Pada 2010, Royal Islamic Strategic Studies Center, sebuah lembaga riset yang berbasis di Yordania, memasukkan namanya ke dalam jajaran 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia. Sebagai informasi, dalam daftar tahun itu, ada pula tokoh-tokoh dari Indonesia, semisal presiden RI kala itu Susilo Bambang Yudhoyono, ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Agil Siradj, dan ketua umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin.
Banyak berubah
Webb mengenang, citra Islam di AS di awal masa keislamannya versus saat ini telah jauh berbeda. Dahulu, Muslim erat dengan identitas-identitas positif seperti menjauhi minuman keras dan obat terlarang, dan tidak melakukan seks bebas.
"Pada waktu itu, saya selalu punya perasaan bahwa Muslim yang saya temui di jalan adalah orang baik," paparnya. Bahkan, bila seorang non-Muslim ingin lingkungan yang kondusif, dia akan memilih tinggal di kawasan yang mayoritas dihuni Muslim karena merasa lebih tenteram.
Semua itu berubah sejak Tragedi World Trade Center pada 11 September 2001. Seketika masyarakat AS dilanda ketakutan. Orang Islam dan para pemeluknya distigma sebagai teroris. Satu dekade berselang, Webb merasakan stigma negatif itu masih ada.
Kesan buruk terhadap umat Islam di AS diperparah dengan kondisi sebagian Muslim yang terjerat masalah kriminal. Malah, sejumlah daerah hunian dengan konsentrasi penduduk Muslim justru menjadi sarang penyakit sosial.
Dia (Webb) gencar berdakwah memperkenalkan agama penuh kasih ini kepada masyarakat AS.
Karena itulah, dia gencar berdakwah memperkenalkan agama penuh kasih ini kepada masyarakat AS. Dia menyitir satu hadis yang menuturkan, Rasulullah SAW membenci tindakan seorang perempuan yang menyiksa kucing, dan menyatakan orang tersebut akan disiksa di neraka karena perbuatannya itu.
"Menyakiti binatang saja ganjarannya neraka, apalagi manusia," tutur Webb dalam dakwahnya. Dia melanjutkan, propaganda negatif telah menciptakan ketakutan terhadap Islam. Walau demikian, dia percaya kesenjangan itu bisa dijembatani lewat komunikasi yang memadai.
Webb beralasan, umumnya penduduk AS sudah memiliki pengetahuan mengenai agama Allah yang dibawa nabi-nabi sebelum Rasulullah. Mereka yang sebagian besar merupakan pemeluk Nasrani pun sudah beriman kepada Ibrahim, Musa, Daud, dan penyampai risalah lainnya.
"Mereka yang bergaul langsung dengan Muslim pun biasanya tertarik, karena Islam tak hanya mengajarkan untuk menyembah Allah, tetapi juga menyayangi sesama. Mereka melihat kesederhanaan dalam Islam," tuturnya.

Kiprah dai jagat maya
Bila Anda memasukkan kata kunci Suhaib Webb di mesin pencari, internet akan mengantar anda ke ratusan ribu tautan yang berhubungan dengan juru dakwah asal Oklahoma, Amerika Serikat itu. Dia gencar menebar pesan damai lewat video Youtube, kicauan di Twitter, sampai tulisan di blog dan laman pribadinya.
Dalam berdakwah, Webb membidik generasi muda AS sebagai target. Karena itu, dia menggunakan jejaring sosial dan internet untuk menjangkau targetnya. Upaya itu mendapat sambutan baik dari masyarakat jagat maya. Penyelenggara Brass Crescent Award, penggerak komunitas Muslim, menganugerahi Webb gelar "Netizen", yakni Muslim paling berpengaruh selama dua tahun berturut-turut berdasarkan pilihan pengunjung.
Prestasi-prestasi pun diraihnya. Pada 2009, laman suhaibwebb.com menjadi "Blog of The Year." Berikutnya, Webb memperoleh gelar "Best Muslim Tweeter." Sejumlah peserta polling berkomentar, blog Imam Suhaib Webb memiliki kontributor yang berlatar belakang beragam dan mumpuni di bidangnya.
Selain itu, ada pula yang menyebut, "Blog Webb sangat membantu saya meningkatkan kualitas keimanan."
Dakwah lincah Webb semata untuk menghalau gerakan radikal yang marak berkembang di kalangan Muslim asli AS. Dia merasakan, sebagai mualaf kulit putih kerap terdapat stigma bahwa mereka berbeda dengan kelompok Muslim imigran yang memeluk Islam sedari lahir.
Hasilnya, bisa jadi generasi muda Muslim kulit putih di AS merasa perlu membuktikan komitmen keislaman mereka dengan mengambil sikap garis keras dan militan. "Kami harus memantau mereka dan menjaga jangan sampai muncul gerakan ekstrem. Kami mengingatkan mereka," katanya dalam sebuah wawancara dengan Reuters.
Selain berdakwah di dunia maya, Webb juga giat mendorong pencegahan gerakan ekstrem lewat edukasi langsung di kalangan Muslim AS. Tahun lalu, dia menyelenggarakan konferensi bertema kecenderungan radikalisasi di generasi muda Muslim.
Pencarian Panjang Gitaris Sufi
Ketika pertama kali shalat, Richard Thompson mengalami luapan perasaan bahwa Islamlah yang selama ini dibutuhkannya.
SELENGKAPNYATak Selamanya Minta Maaf Itu Perlu dan Bermakna
Ada situasi yang sejatinya tak mengharuskan kita untuk minta maaf.
SELENGKAPNYAGame Theory Pilpres dan Ekonomi
Game theory membahas keseimbangan yang membuat semua pihak nyaman.
SELENGKAPNYA