
Dunia Islam
Buah Delima Dalam Lintasan Sejarah
Buah delima telah dinikmati manusia sejak ribuan tahun silam.
Khususnya bagi jamaah haji asal Indonesia, cuaca di Arab Saudi pada siang hari biasanya terasa panas. Suhunya dapat mencapai lebih dari 40 derajat celsius. Bila tidak mempersiapkan diri dengan baik, seseorang akan mudah lelah dan kehausan di tengah kondisi demikian.
Untuk mengatasi rasa panas, buah-buahan dapat menjadi pilihan sajian jamaah haji. Salah satu buah yang bisa dijumpai dengan mudah di Arab Saudi adalah delima. Bentuknya bulat dengan warna kulit kemerah-merahan dan isi yang berupa bulir-bulir kecil.
Sejak ribuan tahun lalu, manusia sudah menikmati delima, baik sebagai makanan maupun obat. Buah ini diperkirakan berasal dari kawasan Asia barat dan menyebar ke wilayah sekitar. Hebron, kota yang kini menjadi bagian dari tanah Palestina yang dijajah Israel, masyhur dengan pohon-pohon delima. Semua itu sudah ditanam masyarakat sejak zaman Nabi Musa.

Mesir, Yunani kuno, dan Romawi adalah peradaban yang dikenal memanen buah ini. Sejumlah temuan arkeologis menemukan sisa tanaman delima, seperti biji dan kulitnya di sekitar Siprus, Palestina, Irak, Yordania, Lebanon, Suriah, dan Turki.
Buah itu diperkirakan sudah dibudidayakan sejak 3.000 tahun sebelum Masehi. Masih di daerah yang sama, penelitian arkeologis juga menemukan artefak tentang kebun delima yang diperkirakan menjadi bagian Kuil Sulaiman. Pilar Kuil itu juga digambarkan berhias delima pada bagian atasnya.
Masyarakat Hyksos di daerah Tell el-Dab'a, sekitar Sungai Nil, juga mengembangkan tanaman delima. Setelah memanennya, mereka menjual hasil bumi ini ke pasar dalam negeri Mesir. Sebagian lainnya diekspor ke wilayah lain melalui perairan. Penjualan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat sekaligus menjadikan area tadi terkenal dengan hasil pertanian yang subur.
Buah ini digambarkan dalam hieroglif dinding kuburan para firaun, seperti Thutmosis. Delima menjadi buah primadona masyarakat Mesir. Pohonnya menjadi hiasan pekarangan orang-orang yang hidup pada 1.600 sebelum Masehi. Buahnya menjadi santapan kaum bangsawan istana yang hidup penuh kenikmatan.
Romawi juga menanam dan memanen tanaman ini. Dahannya menjadi hiasan kepala pengantin wanita sebagai simbol kesuburan dan menunjukkan status pernikahan. Para pengikut ajaran Majusi atau Zoroaster juga menggunakan delima sebagai perlambang kehidupan sesudah mati.
Pasukan Sparta yang dipimpin Xerxes (511-465 SM) digambarkan membawa tombak dan delima ketika menginvasi Yunani pada 480 sebelum Masehi. Mereka adalah tentara yang ditakuti pada zamannya. Meski berjumlah terbatas, pasukan Xerxes tangguh dan mampu menghadapi militer Persia yang telah berhasil menjajah banyak kawasan.
Buah ini juga disebutkan dalam mitologi Yunani dan digambarkan dalam sejumlah karya seniman Barat. Lukisan itu menampakkan Persephone memegang delima pemberian Hades. Terkait penamaan, dapat ditelusuri dalam sejarah dengan memperhatikan terminologi ilmiahnya, Punica granatum.
Punica merupakan istilah yang dipakai bangsa Romawi Kuno untuk menyebut penduduk Fenisia (bahasa Inggris: Phoenicia) di pesisir Afrika Utara. Fenisia memiliki ibu kota Kartago, kini wilayah negara Tunisia. Masyarakat Roma menyebut delima sebagai malum punicum, apel Punic, karena buah itu didatangkan dari sana.
Dalam keilmuan taksonomi, genus punica terbilang istimewa karena hanya terdiri atas dua spesies, yakni protopunica dan delima. Protopunica adalah leluhur genus tersebut dan tergolong endemik karena hanya ditemukan di Pulau Saqatra, sekitar Yaman Selatan.
Adapun istilah granatum merupakan bentuk jamak dari kata bahasa Latin granum yang artinya 'biji-bijian' (bahasa Inggris: grain). Ed Stover dan Eric W Mercure dalam artikelnya, “The Pomegranate: A New Look at the Fruit of Paradise” mencontohkan, masyarakat Amerika Serikat sampai kini masih menyebut delima sebagai seedy apple, 'apel yang berbiji banyak.'
Dalam bahasa Prancis, terjemahan delima adalah grenade sehingga tidak beda daripada granat tangan (bahasa Inggris: grenade). Buah tersebut memang menyerupai bentuk granat. Dalam bahasa Spanyol, delima adalah granada, yang mengingatkan kita pada salah satu pusat kosmopolitan di Andalusia, Kota Granada.
Di sanalah lokasi Istana Alhambra, yang tercatat sebagai situs warisan dunia versi UNESCO. Penyebutan delima dalam bahasa Spanyol mungkin karena Granada sebagai sentra perniagaan dibanjiri pelbagai komoditas, termasuk buah tersebut.
Sebuah teori juga menyebut bahwa buah yang kaya serat ini berasal dari daerah Persia (Iran) ribuan tahun silam. Di sana, namanya lebih dikenal sebagai anar. Bangsa Iran telah membuat kebun-kebun delima setidak-tidaknya sejak 3.000 tahun SM. Morton dalam uraiannya, Fruits of Warm Climates (1987), memaparkan bagaimana persebaran awal buah delima. Pada mulanya, pohon-pohon delima sebatas dikenal layaknya tanaman liar di kawasan Persia hingga India Utara.
Seiring dengan arus migrasi penduduk setempat, budaya mengonsumsi delima juga turut menyebar. Di India zaman prasejarah, bentuk buah itu diketahui masih berkulit tebal serta arils yang cenderung lebih kecil. Barulah dengan domestifikasi, pohon-pohon itu dikembangkan dan dirawat secara lebih metodis.
Hasilnya, buah-buahan yang dipanen pun lebih baik, dagingnya lebih tebal, sedangkan kulitnya lebih Interaksi kekaisaran Persia dengan Barat (Yunani, dan belakangan Romawi) membuat pamor delima ikut terbawa ke sana.
Sejak tahun 800, seluruh wilayah Imperium Romawi marak dengan kebun-kebun delima. Kecenderungan ini bertahan bahkan hingga kerajaan besar itu terbagi menjadi dua, satu berpusat di Roma dan lainnya di Konstantinopel (kini Istanbul). Demikianlah, delima mewarnai gaya hidup masyarakat di banyak wilayah Eurasia.
Khasiat Delima, Buah Kegemaran Nabi
Mengonsumsi buah delima memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.
SELENGKAPNYADelima: Dari Legenda dan Buah Surga
Buah delima mewarnai kebudayaan-kebudayaan dunia, baik masa sebelum maupun sesudah datangnya Islam.
SELENGKAPNYABagaimana Erdogan Kembali Menang Pemilu?
Sentimen antimigran dan rayuan kaum sekuler tak berhasil tumbangkan Erdogan.
SELENGKAPNYA