
Gaya Hidup
Nyaman Berpuasa Kala Pancaroba
Asupan minuman yang terlalu manis saat sahur juga sebaiknya dihindari.
Bulan suci Ramadhan tahun ini terjadi bertepatan dengan musim pancaroba. Mengingat ada beragam risiko penyakit pada musim pancaroba, penting bagi umat Muslim untuk menjaga diri agar tetap sehat selama berpuasa.
"Musim pancaroba telah membuat penyebaran penyakit terjadi jauh lebih cepat," ujar Chief of Medical Halodoc, dr Irwan Heriyanto MARS, melalui surel HaloInfo yang diterima Republika.
Menurut dia, penyebaran penyakit bisa terjadi lebih cepat karena musim pancaroba memiliki iklim yang cocok untuk patogen bertahan hidup. Suhu, kelembapan, paparan sinar matahari, pH, hingga salinitas yang ideal, semuanya membuat organisme patogen mampu bertahan hidup di luar inang.
Musim pancaroba telah membuat penyebaran penyakit terjadi jauh lebih cepat.
"Ketika organisme patogen lebih mampu bertahan hidup, penyebarannya pun juga lebih mudah," ujar Irwan.
Karena itulah, umat Muslim yang sedang berpuasa dan masyarakat secara umum perlu lebih peduli terhadap kondisi kesehatan diri pada musim pancaroba. Agar umat Muslim bisa menjalani ibadah puasa dengan sehat pada musim pancaroba ini, dr Irwan memberikan empat tip yang bisa dilakukan.
Pastikan cukup tidur

Selama Ramadhan, jadwal tidur umat Muslim memang akan mengalami perubahan yang signifikan karena harus bangun lebih awal untuk sahur. Cuaca yang tak menentu pada musim pancaroba serta berkurangnya asupan makanan dan minuman pada siang hari juga dapat membuat tubuh mudah lelah dan mengantuk.
Oleh karena itu, penting untuk tetap mendapatkan tidur selama enam hingga delapan jam per hari. Tidur yang cukup tak hanya dapat membuat tubuh terasa lebih berenergi, tetapi juga bisa mengoptimalkan imunitas tubuh.
Asupan kaya antioksidan
Pada musim pancaroba, tubuh cenderung lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan asupan makanan yang kaya antioksidan agar sistem kekebalan tubuh menjadi lebih optimal.
Seperti diketahui, antioksidan dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas. Beberapa makanan yang kaya akan kandungan antioksidan adalah bayam, brokoli, wortel, tomat, apel, bluberi, anggur, dan stroberi. Makanan kaya antioksidan ini penting untuk dikonsumsi baik saat sahur maupun berbuka puasa.
Batasi kopi dan teh

Meski sangat menyukai kopi dan teh, umat Muslim yang sedang berpuasa sebaiknya membatasi diri dari minuman-minuman ini. Alasannya, kopi dan teh bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil dan berpotensi memicu dehidrasi selama puasa. Dehidrasi dapat memunculkan rasa lemas sejak awal berpuasa hingga waktu berbuka.
Di sisi lain, kopi dan teh kerap disajikan dengan tambahan gula yang manis. Asupan minuman yang terlalu manis saat sahur juga sebaiknya dihindari karena dapat memicu rasa haus pada siang hari, terutama pada musim pancaroba yang suhu udaranya dapat berubah secara ekstrem.
Jenis minuman yang terbaik untuk dinikmati saat sahur adalah air putih. Umat Muslim sebaiknya meminum minimal dua gelas air putih saat sahur.
Vitamin dan olahraga

Asupan makanan dan minuman yang lebih sedikit saat berpuasa dapat membuat tubuh kekurangan asupan gizi dan air. Bila hal ini tak ditanggulangi, tubuh tak hanya bisa merasa lelah, lesu, dan lemas, tetapi juga menjadi lebih rentan terhadap penularan penyakit yang identik dengan musim pancaroba.
Agar terhindar dari risiko ini, umat Muslim dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan menyantap makanan yang seimbang gizi dan beragam selama berpuasa. Bila perlu, umat Muslim juga dapat mengonsumsi suplemen, seperti vitamin A, D, C, zinc, yodium, serta magnesium.
Selain asupan gizi, aktivitas fisik juga tetap perlu dilakukan oleh umat Muslim di saat bulan puasa. Jenis aktivitas fisik atau olahraga dengan intensitas yang ringan sudah cukup untuk menjaga vitalitas tubuh selama berpuasa. Beberapa contohnya adalah yoga atau pilates pada malam hari setelah berbuka puasa dan beribadah.
Penyebaran penyakit bisa terjadi lebih cepat karena musim pancaroba memiliki iklim yang cocok untuk patogen bertahan hidup.DR IRWAN HERIYANTO MARS, Chief of Medical Halodoc
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Nabi Musa Ingin Jadi Umat Rasulullah SAW
Nabi Musa mendapatkan informasi tentang keistimewaan umat Nabi Muhammad SAW.
SELENGKAPNYARiwayat Mush'ab bin Umair, Sang Duta Pertama
Inilah kisah seorang sahabat Nabi SAW, Mush'ab bin Umair, dalam membela agama Allah.
SELENGKAPNYAMasuki Ramadhan Muslim Pakistan Belanja Perlengkapan Shalat
Mereka membeli sajadah, tasbih, peci menyambut datangnya bulan Ramadhan.
SELENGKAPNYA