ILUSTRASI Kaligrafi Nabi Muhammad SAW. Bahkan, Nabi Musa AS pun ingin menjadi bagian dari umat beliau. | Republika/Agung Supriyanto

Kisah

Nabi Musa Ingin Jadi Umat Rasulullah SAW

Nabi Musa mendapatkan informasi tentang keistimewaan umat Nabi Muhammad SAW.

Bersyukurlah menjadi seorang Muslim! Sungguh, nikmat yang tidak terkira ialah iman dan Islam. Apabila dalam hati kita telah menetap kedua hal itu, maka cukuplah yang demikian menjadi bukti, betapa Allah SWT Mahapengasih dan Mahapenyayang pada diri kita.

Sebagai Muslimin, kita pun sekaligus menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Inilah identitas yang juga patut disyukuri. Bahkan, Nabi Musa AS pun, bila diberi kesempatan oleh Allah, ingin sekali menjadi umat beliau.

Sebab, informasi tentang kemuliaan Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir telah diketahui pemuka Bani Israil itu. Semua itu atas petunjuk dari wahyu Allah SWT.

 
Informasi tentang kemuliaan Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir telah diketahui pemuka Bani Israil itu. Semua itu atas petunjuk dari wahyu Allah SWT.
 
 

Seperti diriwayatkan Abul Laits as-Samarqandi, berikut ini kisah tentang senarai munajat Nabi Musa AS. Sebelumnya, pemimpin Bani Israil itu menerima sejumlah kabar tentang keutamaan umat yang beriman kepada Allah pada akhir zaman.

"Ya Tuhanku, aku mendapatkan dalam alwaah, terdapat suatu umat yang bisa memberikan syafaat dan syafaat mereka akan diterima. Kumohon jadikanlah mereka itu umatku," pinta Nabi Musa AS.

"Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam," jawab Allah SWT.

"Wahai Tuhanku, aku juga mendapatkan (dalam alwaah), terdapat umat yang mereka dapat menebus dosa dengan cukup melaksanakan shalat lima waktu. Kumohon jadikanlah mereka itu umatku," Nabi Musa AS bermohon.

"Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam," jawab Allah Ta'ala.

"Wahai Tuhanku, aku juga mendapatkan (dalam alwaah), ada umat yang akan membasmi kesesatan, sampai-sampai mereka akan membunuh Dajjal, si yang bermata satu. Jadikanlah mereka umatku," pinta Nabi Musa AS.

"Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam," jawab Allah kemudian.

Demikianlah Nabi Musa AS terus-menerus berdoa. Berturut-turut disebutkannya tentang sifat suatu umat yang gemar bersuci dengan air dan tanah; umat yang boleh menerima harta rampasan perang (catatan: dalam syariat yang berlaku pada Bani Israil, ghanimah mesti dikumpulkan untuk kemudian api membakarnya); serta umat yang mengalami pelipatgandaan pahala.

Ihwal terakhir itu perinciannya sebagai berikut. Bila menjadi bagian dari umat ini, seseorang yang hanya berniat mengerjakan kebaikan--intensi saja, belum sampai mewujudkannya--maka malaikat mencatat baginya satu pahala kebaikan.

Bila niat baik itu jadi dilaksanakan, maka pahala baginya adalah 10 hingga 700 kali lipat atau bahkan lebih dari itu.

Sebaliknya, bila orang Muslim tadi berniat kejahatan, maka tidak ditulis apa-apa baginya. Jika niat jahat itu dilakukan dalam tindakan, barulah malaikat mencatat untuknya, tetapi hanya satu kejahatan--tidak dilipatgandakan.

"Jadikanlah mereka (yang demikian itu) umatku," pinta Nabi Musa AS dengan nada memohon-mohon. Namun, jawaban yang datang kepadanya tetap sama: yang memeroleh keistimewaan itu adalah umat Nabi Muhammad SAW.

Tidak berhenti di sana, masih banyak pula keistimewaan umat Rasulullah SAW. Misalnya, sebanyak 70 ribu orang di antara mereka masuk surga tanpa melalui hisab. Kemudian, mereka seluruhnya disebut Allah SWT sebagai sebaik-baik umat karena menyuruh pada kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar ma'ruf nahi munkar).

 
Meski muncul paling akhir, yakni menjelang Hari Kiamat, tetapi kelak di akhirat mereka-lah yang masuk surga paling awal dibanding umat-umat lain.
 
 

Meski muncul paling akhir, yakni menjelang Hari Kiamat, tetapi kelak di akhirat mereka-lah yang masuk surga paling awal dibanding umat-umat lain. Mereka juga menghafal Kitab-Nya di dalam dada serta gemar membacanya.

Setiap kali Nabi Musa AS bermunajat kepada-Nya supaya sifat-sifat itu diberikan kepada umatnya, Bani Israil, jawaban yang sama datang dari Zat Yang Mahakuasa: "Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam."

Karena itu, Nabi Musa AS kemudian berkata, "Ya Allah, ingin sekali aku menjadi umatnya (Nabi Muhammad SAW)."

Maka Allah berfirman kepadanya, "Wahai Musa, Aku telah memilih engkau dan segenap manusia untuk menerima risalah-Ku dan firman-Ku. Maka terimalah apa yang telah Aku beri kepadamu. Jadikanlah dirimu termasuk orang-orang yang bersyukur."

Riwayat Mush'ab bin Umair, Sang Duta Pertama

Inilah kisah seorang sahabat Nabi SAW, Mush'ab bin Umair, dalam membela agama Allah.

SELENGKAPNYA

Buka Bersama di Masjid Jogokariyan

Tiga ribu piring makanan disediakan oleh Masjid Jogokariyan untuk masyarakat yang berbuka.

SELENGKAPNYA

Pintu Ar-Rayyan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya