Opini -- Moderasi Pemuda Muhammadiyah Jaga Harmoni Bangsa | Republika/Daan Yahya

Opini

Moderasi Pemuda Muhammadiyah Jaga Harmoni Bangsa

Pemuda Muhammadiyah harus mengedepankan akhlak sebagai pegangan dalam kehidupannya.

FAJAR IQBAL MIRZA, Kader Pemuda Muhammadiyah Banten

Indonesia sebentar lagi memasuki tahun politik. Pesta demokrasi terbesar segara diselenggarakan. Kesuksesan momentum ini semestinya tak hanya diukur dengan kuantitas pemilih tetapi juga sisi kualitasnya.

Amanat reformasi menginginkan kita ada di alam demokrasi, rakyat terlibat bebas dan aktif menyuarakan kepentingannya. Ruang terbuka luas ini jadi peluang bersama untuk bertarung ide dan mendiskusikan narasi substantif agar bisa menciptakan kualitas dalam demokrasi.

Namun, berkaca pada Pemilu 2014 dan 2019, ruang demokrasi kita dipenuhi politisasi identitas yang mengkotak-kotakan anak bangsa. Cebong versus kampret, kadrun versus buzzerrp, paling Islami versus tidak Islami, menjadi tuduhan dan fitnahan antaranak bangsa.

 
Berkaca pada Pemilu 2014 dan 2019, ruang demokrasi kita dipenuhi politisasi identitas yang mengkotak-kotakan anak bangsa.
 
 

Ruang publik lebih banyak didominasi percakapan nirsubstansi yang penuh kebencian dan saling caci maki hanya karena perbedaan pilihan politik. Kehangatan antara sesama anak bangsa terasa hilang karena lebih banyak saling curiga.

Karena hal itu, banyak keluarga, saudara, tetangga yang tak mau saling menyapa. Tak sedikit dari silaturahim antara teman kandas hanya karena saling tuduh atas perbedaan. Polarisasi sangatlah terasa dan hal ini mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan.

Politik identitas menjadi salah satu variabel utama terjadinya hal ini. Identitas dalam entitas politik sejatinya sebuah keniscayaan. Setiap manusia terlahir dengan identitas suku, ras, dan agamanya masing-masing.

Namun yang menjadikan identitas ini berbahaya ketika terus dikapitalisasi secara politik sehingga mengancam harmonisasi kemajemukan.

Ketika kelompok identitas dijadikan alat memobilisasi kepentingan politik tertentu, kelompok identitas itu akan menguat secara internal dan merasa kebenaran dalam politik hanyalah miliknya. Ini yang membuat polarisasi tajam pada 2014 dan 2019.

Indonesia dengan kemajemukan yang dimiliki sangat rentan terpecah dengan adanya politik identitas. Tahun politik 2024 menjadi tantangan bagi Indonesia. Kita tidak boleh lagi terjebak dalam ruang gelap yang menyandera anak bangsa untuk tidak saling menyapa.

Perlu ada gerakan bersama untuk menjaga kualitas ruang demokrasi ini agar mengarusutamakan narasi substantif dan mendidik. Ini sangat penting demi cita-cita mewujudkan harmoni bangsa dan memajukan Indonesia.

 
Perlu ada gerakan bersama untuk menjaga kualitas ruang demokrasi ini agar mengarusutamakan narasi substantif dan mendidik.
 
 

Cita-cita ini selaras dengan tema yang diangkat Pemuda Muhammadiyah dalam Muktamar Pemuda Muhammadiyah, 21-24 Februari 2023, yakni “Pemuda Negarawan Harmoni Memajukan Indonesia”.

Pemuda Muhammadiyah sebagai civil society organization (CSO) yang berusia 90 tahun berperan penting mewujudkan hal ini. Setidaknya ada tiga argumen utama. Pertama, Pemuda Muhammadiyah dapat memberikan gagasan.

Kedua, sikap dan prinsip moderasi yang dijunjung tinggi Pemuda Muhammadiyah. Ketiga, Pemuda Muhammadiyah memiliki kekuatan struktural. Ruang demokrasi harus diisi ide dan gagasan sehingga kualitas dari demokrasi bisa terjaga untuk memajukan Indonesia.

Pemuda Muhammadiyah melalui kadernya berpotensi mewarnai percakapan politik dengan ide dan gagasan. Tak sedikit kader Pemuda Muhammadiyah mengisi ruang-ruang di masyarakat bersuara tentang pentingnya menjaga harmoni dan bersama mencegah polarisasi.

Mulai dari akademisi, pengusaha, hingga politisi dari kalangan Pemuda Muhammadiyah senantiasa mengisi ruang demokrasi dengan substansi, bukan emosi. Menghadapi politik identitas yang menarik masyarakat ke dua kutub ekstrem perlu pandangan tengahan yang menjadi jembatan.

Pemuda Muhammadiyah memiliki pandangan keislaman moderat. Setidaknya, ada empat nilai dasar sikap moderasi yang dimiliki dan semestinya dipegang teguh Pemuda Muhammadiyah.

Pertama, mengedepankan akhlak. Jika kita telaah percakapan politik di Indonesia khususnya di media sosial, banyak yang jauh dari akhlak. Saling hina, caci maki, fitnah, benci senantiasa terjadi. Ini yang bisa menimbulkan polarisasi terjadi semakin menajam.

Tak ada ruang dialog produktif yang dilakukan dengan baik antara kubu satu dan lainnya. Pemuda Muhammadiyah harus mengedepankan akhlak sebagai pegangan dalam kehidupannya.

Kedua, berlaku adil, yang berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya. Adil merupakan sikap yang objektif. Mudahnya masyarakat terjebak suasana politik identitas karena kurang bisa berlaku adil. Mereka terjebak dalam keadilan versi kelompoknya, merasa informasi ataupun sikap yang mereka miliki paling benar dan kelompok lain salah.

Mereka tak mau menerima informasi dan kebenaran dari kelompok lain. Pemuda Muhammadiyah harus adil dalam segala hal, harus dapat menempatkan kebenaran pada tempatnya. Mendahulukan tabayyun ketika ada potensi konflik karena adanya perbedaan.

Dengan mengetahui berbagai sudut pandang, Pemuda Muhammadiyah bisa lebih adil dalam bersikap.

Ketiga, mengedepankan kemaslahatan umat dan bangsa. Politik identitas hanya memikirkan kepentingan kelompok dan menguntungkan segelintir elite.

Keempat, terhindar dari sikap dan pemikiran berlebihan/ekstrem. Identitas yang terus dikapitalisasi secara politik menimbulkan sikap ekstrem, kebenaran hanyalah milik dirinya dan golongannya.

Politik identitas pun memunculkan sifat berlebihan dalam memuji dan menjunjung derajat seseorang. Ini termanifestasikan dalam memberikan dukungan politik baik di legislatif maupun eksekutif secara sporadis.

 
Pemuda Muhammadiyah harus mampu berpikir rasional dan kritis dalam partisipasinya di dunia politik.
 
 

Pemuda Muhammadiyah semestinya memiliki sikap tengahan yang tidak ekstrem kiri ataupun kanan. Pemuda Muhammadiyah harus mampu berpikir rasional dan kritis dalam partisipasinya di dunia politik.

Dengan demikian, politik tak disikapi sebagai pertarungan zero sum game, satu pihak menang telak dan pihak lain kalah telak. Pemuda Muhammadiyah perlu meyakini proses politik yang baik bisa diupayakan untuk mewujudkan kebijakan yang berpihak pada rakyat.

Sebagai salah satu agen dalam struktur masyarakat, Pemuda Muhammadiyah memiliki kekuatan menciptakan perubahan. Salah satu hal yang mungkin bisa dilakukan adalah mencegah kapitalisasi politik identitas yang menyebabkan polarisasi pada tahun politik 2024.

Dengan mengisi ruang demokrasi melalui gagasan, nilai-nilai moderasi, dan dilakukan secara bersama secara struktural, penulis yakin Pemuda Muhammadiyah dapat mewujudkan "pemuda negarawan harmoni memajukan Indonesia".

Biden-Putin Perang Kata-Kata

Biden dan Putin sama-sama yakin akan memenangkan perang.

SELENGKAPNYA

Alquran, Umat Islam, dan Persaudaraan Universal (II)

Betapa jauhnya bangunan dunia Islam dari cita-cita mulia Alquran.

SELENGKAPNYA

Keutamaan Menjaga Wudhu

Orang yang senantiasa berwudhu, selalu siap untuk beramal kebaikan.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya