
Kabar Utama
Biden-Putin Perang Kata-Kata
Biden dan Putin sama-sama yakin akan memenangkan perang.
OLEH LINTAR SATRIA, RIZKY JARAMAYA
Menjelang setahun serangan Rusia ke Ukraina, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin saling serang melalui kata-kata. Keduanya meyakini, pihak masing-masing akan memenangkan perang.
Dalam pidatonya saat mengunjungi Warsawa, Polandia, pada Selasa (21/2), Joe Biden memamerkan bahwa Ukraina sejauh ini belum berhasil ditaklukkan Rusia. “Setahun lalu, dunia bersiap menyaksikan kejatuhan Kiev. Saya baru saja mengunjungi Kiev dan dapat melaporkan: Kiev tetap kuat berdiri, Kiev tetap berdiri dengan bangga. Ia menjulang dan yang lebih penting tetap bebas merdeka,” kata Kiev ditimpali tepuk tangan warga yang menyaksikan pidatonya.
Ia mengingatkan bahwa serangan Rusia adalah perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Perang itu juga mengancam stabilitas dan perdamaian di Bumi.
“Presiden Putin dihadapkan pada sesuatu hari ini yang menurut dia tidak mungkin terjadi setahun yang lalu. Demokrasi dunia tumbuh lebih kuat, bukan sebaliknya. Tapi, para otokrat dunia semakin lemah, bukan sebaliknya,” kata Biden melanjutkan.
Ia juga menjanjikan dukungan sepenuhnya dari negara-negara Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk Ukraina. Menurut dia, serangan Rusia telah membuat anggota NATO makin bersatu. “Rusia tak akan berjaya di Ukraina. Tak akan!” kata Biden.
Presiden Joe Biden juga merencanakan pertemuan dengan pemimpin-pemimpin negara anggota NATO yang merupakan bekas jajahan Uni Soviet. Hal ini sebagai bentuk dukungan pada keamanan mereka setelah Moskow menunda partisipasinya dalam perjanjian senjata nuklir.
Biden tiba di Warsawa pada Senin (20/2) malam setelah melakukan kunjungan mendadak ke Kiev. Tepat beberapa hari sebelum peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini menandakan bahwa ketegangan antara Rusia dan Barat berada di titik tertingginya sejak Perang Dingin.
Pada Rabu (22/2) Biden akan bertemu dengan staf dari Kedutaan Besar AS di Warsawa sebelum bertemu anggota NATO. Sebagian besar memberikan bantuan militer ke Ukraina.

Pemerintah negara-negara yang tergabung dalam Bucharest Nine itu juga menyerukan sumber daya tambahan seperti sistem pertahanan udara. Dalam pertemuan itu Biden berencana menegaskan kembali komitmennya pada keamanan mereka dan membahas dukungan untuk Ukraina.
Sedangkan, Presiden Vladimir Putin pada Selasa (21/2) menyampaikan peringatan kepada Barat dengan menangguhkan perjanjian kontrol senjata nuklir New START. Putin mengumumkan bahwa sistem strategis baru telah digunakan untuk tugas tempur dan mengancam akan melanjutkan uji coba nuklir.
Perjanjian New START ditandatangani oleh mantan presiden AS Barack Obama dan mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev pada 2010. Perjanjian tersebut membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat digunakan oleh kedua negara.
Putin juga mengatakan, Rusia akan mencapai tujuan perangnya di Ukraina. “Para elite Barat tidak menyembunyikan tujuan mereka. Namun, mereka juga tidak bisa tidak menyadari bahwa tidak mungkin mengalahkan Rusia di medan perang," kata Putin kepada elite politik dan militer negaranya. Putin menduga bahwa AS akan mengubah perang menjadi konflik global.
Selama setahun terakhir, Putin berulang kali mengisyaratkan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika terancam. Pada dasarnya, Putin mengatakan bahwa dia dapat membongkar arsitektur kendali senjata nuklir kecuali Barat tidak lagi mendukung Ukraina.
Putin mengatakan konflik telah dipaksakan ke Rusia, terutama oleh ekspansi NATO ke arah timur sejak Perang Dingin. "Rakyat Ukraina telah menjadi sandera rezim Kiev dan penguasa Barat yang secara efektif menduduki negara ini dalam arti politik, militer, dan ekonomi," kata Puting.
Pasukan Rusia telah mengalami tiga kekalahan besar di medan perang, tetapi masih menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina. Puluhan ribu orang telah terbunuh di kedua sisi.
Dalam pidatonya, Putin bersumpah bahwa Moskow akan mencapai tujuannya di Ukraina dan menggagalkan ekspansi aliansi NATO ke wilayah timur. "Mereka bermaksud mengubah konflik lokal menjadi fase konfrontasi global. Begitulah cara kita memahami semuanya dan kita akan bereaksi sesuai dengan itu karena dalam hal ini kita berbicara tentang keberadaan negara kita," ujar Putin.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang pada Selasa (21/2) mengatakan sangat khawatir konflik Rusia-Ukraina dapat lepas kendali. “Kami mendesak negara-negara tertentu untuk segera berhenti mengobarkan api," kata Qin dalam komentar yang tampaknya diarahkan ke Amerika Serikat.
Qin menambahkan bahwa mereka harus berhenti membesar-besarkan bahwa Cina berencana melakukan hal yang sama terhadap Taiwan seperti yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Beijing tahun lalu menjalin kemitraan "tanpa batas" dengan Moskow.
Cina telah menahan diri untuk tidak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Amerika Serikat telah memperingatkan konsekuensi jika Cina memberikan dukungan militer kepada Rusia.
Komentar Qin muncul ketika kantor berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Moskow pada Selasa. Selain itu, Presiden Xi Jinping juga akan menyampaikan pidato perdamaian pada Jumat (24/2), bertepatan dengan peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina.
Pada Selasa, Cina merilis sebuah makalah tentang Prakarsa Keamanan Global (GSI). Itu adalah proposal keamanan andalan Xi yang bertujuan untuk menegakkan prinsip keamanan tak terpisahkan. Konsep itu didukung oleh Moskow.
Rusia berkeras agar pemerintah Barat menghormati perjanjian tahun 1999, berdasarkan prinsip "keamanan tak terpisahkan" bahwa tidak ada negara yang dapat memperkuat keamanannya sendiri dengan mengorbankan negara lain. Pada Senin (20/2), Wang menyerukan negosiasi untuk menyelesaikan perang Ukraina.
Amerika Serikat menempatkan Cina dan Rusia sebagai dua ancaman terbesar terhadap keamanan negara. Xi telah mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin dan menolak tekanan Barat untuk mengisolasi Moskow.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan, Amerika Serikat sangat khawatir Cina sedang mempertimbangkan untuk memberikan bantuan senjata ke Rusia. "Ada berbagai jenis bantuan mematikan yang setidaknya mereka pertimbangkan untuk diberikan, termasuk senjata," kata Blinken dalam wawancara dengan NBC News.
Kelindan NATO, Perang Rusia-Ukraina, dan Pembakaran Alquran
Serangan Rusia terkait juga dengan kekuatan NATO.
SELENGKAPNYAIsrael Serang Nablus di Siang Bolong, Bunuh 10 Orang
Serangan Israel memicu pertempuran paling berdarah setahun belakangan.
SELENGKAPNYAHabib Ali Kwitang dan Akar Pengajian di Jakarta
Habib Ali mewariskan majelis taklim yang terus beraktivitas hingga kini.
SELENGKAPNYA