
Geni
Kenali Batasan Berkenalan Daring agar tak Dirugikan
Salah satu risiko yang mungkin dihadapi ketika berkenalan dengan orang baru di media sosial adalah penipuan.
Kemajuan teknologi saat ini memudahkan orang-orang untuk berkenalan dan bahkan menjalin hubungan dekat dengan orang lain tanpa harus bertatap muka. Namun, kemudahan ini perlu disikapi dengan bijak agar diri sendiri tak dirugikan kemudian hari.
Seperti kisah Asib Ali, seorang warga negara asing asal India yang belum lama ini menghebohkan jagat dunia maya. Asib memberanikan diri untuk datang ke Wajo, Sulawesi Selatan, demi menemui pujaan hatinya, seorang wanita berinisial SK.
Asib dan SK sudah berpacaran selama sekitar satu tahun, setelah sebelumnya berkenalan di media sosial. Asib bahkan dikabarkan telah mengirimkan uang sebanyak Rp 52 juta kepada sang kekasih selama mereka menjalin hubungan.
Namun, kedatangan Asib justru tak mendapatkan sambutan seperti yang dia harapkan. Lamarannya ditolak oleh keluarga SK, karena sang kekasih ternyata telah dijodohkan dengan orang lain. Asib yang kecewa dan merasa dirugikan lalu memilih untuk kembali pulang ke India.
Kisah serupa mungkin cukup sering ditemukan saat ini, terutama ketika komunikasi bisa terjalin dengan mudah dan cepat. Agar terhindar dari situasi serupa, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar proses berkenalan dengan orang baru di media sosial bisa terjalin dengan sehat. Berikut ini adalah lima hal di antaranya.

Buat Batasan
Saat berkenalan dengan orang baru di media sosial, hindari percakapan yang membahas hal-hal pribadi. Upayakan untuk menjaga topik pembicaraan di ranah yang umum, seperti hobi atau kegiatan yang disenangi saat waktu luang.
"Di awal-awal, disarankan untuk tidak membuka informasi pribadi, karena kita tidak tahu maksud tujuan orang itu apa," kata Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani Sani Budiantini Hermawan SPsi Psikolog kepada Republika, melalui sambungan telepon.
Kritis dan Kroscek
Psikolog dari Psycoach Human Integra, Ine Indriani MPsi Psikolog mengatakan, semua hal bisa dipalsukan pada era digital seperti saat ini. Oleh karena itu, orang-orang juga perlu bersikap kritis ketika berkenalan dengan orang baru di media sosial.
"Jangan sampai kita terbawa, atau terbodohi, atau mudah dimanipulasi," kata Ine kepada Republika, melalui sambungan telepon.
Selain bersikap kritis, penting juga untuk melakukan kroscek terhadap keaslian informasi yang diberikan oleh kenalan baru di dunia maya. Kroscek ini bisa dilakukan dengan melihat media sosial orang tersebut, memanfaatkan aplikasi pengidentifikasi nomor, hingga memantau mutual friend di media sosial.
"Kalau informasi mengenai kenalan baru tersebut palsu kadang suka kelihatan celah-celahnya di media sosial, itu yang perlu diperhatikan," ujar Ine.
Curigai Pola Penipuan
View this post on Instagram
Salah satu risiko yang mungkin dihadapi ketika berkenalan dengan orang baru di media sosial adalah penipuan. Sani mengungkapkan, modus penipuan melalui media sosial biasanya memiliki pola yang serupa.
Sebagai contoh, modus penipuan dengan alasan meminjam uang. Di awal, kenalan baru ini mungkin akan memperkenalkan diri dengan kisah-kisah yang "mengangkat" dirinya.
Lalu tak lama setelahnya, kenalan tersebut mungkin akan bercerita bahwa dia sedang kesulitan dan membutuhkan pinjaman uang. "Pinjam uang, dia balikin, lalu nanti pinjam lagi, tetapi habis itu tidak dibalikin," kata Sani menjelaskan.
Jangan Mudah Baper
Tak jarang, hubungan yang dibangun di media sosial bisa memunculkan rasa kecewa dan sakit hati. Hal ini dapat dihindari dengan cara menjaga diri agar tidak mudah terbawa perasaan atau baper.
"Lihat dulu secara objektif dia seperti apa, cari informasi dulu, jangan langsung karena baper jadi bucin," kata Ine.
Agar tidak mudah baper, Ine menganjurkan orang-orang untuk membatasi harapan mereka saat berkenalan dengan orang baru di internet. Selain itu, gunakan pola pikir yang kritis agar tidak dengan mudah termakan oleh rayuan. "Logikanya dimainin," ujar Ine.
Bertemu dengan Perencanaan
Bila memutuskan untuk bertemu tatap muka dengan kenalan dari dunia maya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Salah satunya, menurut Sani, pertemuan tersebut sebaiknya dilakukan pada siang hari, dan bukan pada malam hari.
Selain itu, pertemuan sebaiknya berlangsung di tempat umum yang ramai dan terletak di wilayah yang familiar. Hindari untuk bertemu di tempat yang lebih tertutup, seperti di hotel atau di area yang kurang familiar.
Beri tahu pula teman atau keluarga mengenai rencana pertemuan tersebut. Bila perlu, ajak seseorang untuk ikut menemani saat melakukan pertemuan dengan kenalan dari dunia maya. Selain itu, sebaiknya tidak menerima tawaran untuk dijemput oleh kenalan baru di rumah.
"Jadi, ada yang tahu atau ditemenin, di tempat umum, siang, di tempat yang) kita kenal. Dipersiapkannya itu sih. Selain dari komunikasi, pastikan juga pakaian yang rapi, yang sopan," ujar Sani.
Batasi harapan saat berkenalan dengan orang baru di internet.
INE INDRIANI MPSI, Psikolog
Menggali Makna Pengajian
Pengajian adalah istilah yang khas Indonesia untuk menuntut ilmu agama.
SELENGKAPNYAUrgensi Konsolidasi Masyarakat Sipil
Pada momen-momen itu pula peran masyarakat sipil semakin penting.
SELENGKAPNYASaat Para Petarung Tersentuh Cahaya Islam
Sejumlah petarung dari berbagai disiplin bela diri memeluk Islam belakangan.
SELENGKAPNYA