ILUSTRASI Sejumlah warga lanjut usia (lansia) membaca Alquran saat mengikuti pengajian. | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Dunia Islam

Menggali Makna Pengajian

Pengajian adalah istilah yang khas Indonesia untuk menuntut ilmu agama.

"Menuntut ilmu adalah wajib bagi Muslim, laki-laki maupun perempuan," demikian hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satu tempat untuk menimba ilmu adalah pengajian. Bahkan, di Indonesia kegiatan tersebut sudah menjadi kebiasaan yang membudaya di tengah masyarakat. 

Istilah pengajian sangat erat kaitannya dengan kegiatan keagamaan di Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengajian memiliki dua makna. Pertama, kegiatan dakwah untuk menanamkan norma-norma dan nilai-nilai agama. Kedua, kegiatan membaca Alquran.

Dalam tradisi keislaman, pengajian kerap diistilahkan dengan majelis taklim. Istilah ini juga tidak asing lagi di Indonesia. Akarnya berasal dari bahasa Arab, yakni dua kata: majlis dan ta'lim. Yang pertama berarti tempat, sedangkan yang lain berarti pengajaran atau pengajian Islam.

Dalam sebuah wawancara dengan Republika, KH Zulfa Mustofa menjelaskan bahwa di negara-negara luar yang mayoritas Muslim istilah majelis taklim kurang begitu atau tidak dikenal. Dalam tradisi di sana, terminologi yang lebih umum adalah halaqah. Sementara itu, dalam tradisi tasawuf istilahnya adalah zawiyah.

 
Dalam tradisi di sana, terminologi yang lebih umum adalah halaqah. Sementara itu, dalam tradisi tasawuf istilahnya adalah zawiyah.
 
 

Semua kata-kata itu menggambarkan kondisi sekelompok Muslim yang berkumpul untuk belajar. Mereka mengkaji ilmu keagamaan, baik dari aspek teologi, filsafat, maupun tasawuf.

Secara etimologis, menurut Kiai Sulfa, istilah tersebut terdiri dari dua kata yakni majlis. Asal katanya adalah jalasa yang dalam bahasa Arab berarti ‘duduk’. Menurut dia, majlis adalah bentuk kata tempat isim makan dari kata dasar ‘duduk’ tersebut.

Sedangkan kata ta'lim merupakan bentuk masdar dan artinya adalah ‘pengajaran’. Adapun asal katanya adalah 'allama.

Dengan penjelaskan tersebut, maka majelis taklim berarti tempat pengajaran. Di dalam pengajian ini, biasanya orang-orang berkumpul untuk menerima pengajaran atau pengajian agama dengan tujuan untuk menumbuhkan dan membina rasa ketakwaan kepada Allah SWT.

Dalam Pedoman Majelis Ta’lim, Effendi Zarkasi menjelaskan bahwa majelis taklim adalah lembaga pendidikan nonformal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur.

Majelis taklim biasanya diikuti jamaah yang relatif banyak dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan sesama manusia, hubungan yang santun dan serasi antara sesama manusia dengan sesamanya, dan antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.

 
Dalam aplikasinya, kegiatan majelis taklim memiliki beberapa bertujuan.
 
 

Dalam aplikasinya, kegiatan majelis taklim memiliki beberapa bertujuan. Pertama, memperoleh ketenangan hati, karena kegiatannya syarat dengan zikrullah dan pengobatan penyakit hati. Kedua, membina kedekatan hamba dengan pencipta-Nya agar semakin kuat senantiasa introspeksi diri dalam menunaikan kewajiban tentang kekurangannya, sehingga mendorong kita untuk bertobat.

Ketiga, sebagai realisasi dari tujuan, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Terakhir, majelis taklim juga memiliki tujuan untuk mempererat silaturrahmi dengan menghormati sesama muslim tanpa memandang perbedaan.

Shalat Kebutuhan Dasar Manusia

Shalat menyeimbangkan antara kebutuhan masukan dan luaran energi tubuh.

SELENGKAPNYA

Kiamat dan Dajjal Menurut Nasaruddin Umar

Dajjal bisa dimaknai secara fakta bisa dimaknai secara simbolik

SELENGKAPNYA

Megawati, Angka Stunting, dan Pengajian Kaum Ibu

Mega menjelaskan, saat mengikut pengajian, bagaimana anak akan diperhatikan?

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya