OPINI -- Shalat merupakan Kebutuhan Dasar Manusia | Republika/Daan Yahya

Opini

Shalat Kebutuhan Dasar Manusia

Shalat menyeimbangkan antara kebutuhan masukan dan luaran energi tubuh.

BAMBANG PURWANTO; Guru Besar Bidang Ilmu Faal, Kaprodi S2 Ilmu Kesehatan Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

photo
Opini --Bambang Purwanto - (Republika/Daan Yahya)

Selalu ada yang menarik setiap kali umat Islam memasuki bulan Rajan, yaitu peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Salah satu pelajaran penting dari hikmah peringatan tersebut adalah kewajiban muslimin melaksanakan shalat.

Kewajiban shalat yang disampaikan Allah SWT melalui Nabi Muhammad adalah shalat di lima waktu yaitu Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya setiap harinya. Kewajiban shalat lima waktu dirasakan berat tetapi tidak bagi orang yang khusyuk menjalankanya.

Hal ini disampaikan Allah SWT dalam firman yang tertulis di QS al-Baqarah ayat 45. Ahli tafsir memberikan pendapat tentang makna khusyuk dalam shalat.

 
Kewajiban shalat lima waktu dirasakan berat tetapi tidak bagi orang yang khusyuk menjalankanya.
 
 

Sebagian berpendapat, khusyuk adalah saat seorang hamba mampu menghadirkan jiwa dan raga untuk beribadah hanya mengharap ridha Allah SWT. Shalat tak sekadar menggerakkan badan takbir, rukuk, iktidal, sujud, dan salam.

Shalat diharapkan mampu menggerakkan hati mengikuti gerakan badan. Bagaimanakah gerakan hati itu?

Gerakan hati di dalam shalat merupakan landasan bagi gerakan badan saat melakukan takbir, rukuk, itidal, sujud, dan salam. Gerakan hati muncul dari kesadaran diri untuk bersyukur atas semua nikmat yang Allah SWT anugerahkan kepada hamba yang shalat.

Setidaknya ada tiga hal yang patut disyukuri. Pertama, syukur karena masih diberi kesempatan bisa melakukan shalat.

Kedua, syukur karena masih diberi kesehatan sehingga melaksanakan shalat tanpa ada keluhan sakit jiwa dan raga.

Ketiga, syukur karena masih diberi kemampuan atas niat yang kuat, fisik yang sehat, harta yang berkah, dan waktu yang sempat untuk shalat. Syukur akan melahirkan ikhlas dan sabar dalam melaksanakan shalat.

Shalat yang dilakukan dengan ikhlas, tak akan memunculkan keterpaksaan dan penyesalan. Biarpun dilakukan dalam waktu yang lama atau pada kondisi tidak ideal seperti hujan, panas, lapar, shalat tetap akan terasa membahagiakan.

Rasa syukur merupakan kunci awal membuka shalat yang bahagia. Jika hamba mampu bersyukur, maka Allah menambah nikmat baginya.

Allah mewajibkan umat Nabi Muhammad melaksanakan lima kali per hari. Jika awam mau berhitung dalam menit, rerata minimal muslimin melakukan shalat berjamaah lima menit per kali. Dalam sepekan muslimin shalat 5 menit x 5 kali x 7 hari atau sama dengan 175 menit.

 
Dalam sepekan muslimin shalat 5 menit x 5 kali x 7 hari atau sama dengan 175 menit. Durasi 175 menit sudah lebih dari cukup untuk membuat seorang Muslim “sehat dengan bergerak”.
 
 

Berarti, dalam sepekan Muslim minimal telah menggerakkan tubuhnya untuk melakukan shalat selama 175 menit. Durasi 175 menit sudah lebih dari cukup untuk membuat seorang Muslim “sehat dengan bergerak”.

American College of Sport Medicine (ACSM) memberi rekomendasi melakukan aktivitas fisik minimal untuk menjaga kesehatan adalah 150 menit per pekan yang terbagi (tidak boleh hanya dalam satu waktu).

Senada dengan ACSM, International Diabetes Federation (IDF) merekomendasikan hal sama untuk pencegahan diabetes. Muslim yang taat shalat wajib lima waktu tak hanya terpelihara dalam kondisi sehat, juga terhindar dari diabetes dan penyakit metabolik lainya.

Hasil studi yang dilakukan Dr Jasem Ramadhan dari Kuwait University dengan judul “Bioenergetic of Islamic Prayers” menambah manfaat shalat bagi muslimin. Shalat dikategorikan aktivitas fisik ringan yang mengeluarkan besaran energi 3 Met per menit.

Jika shalat dilakukan selama 5 menit, energi yang dikeluarkan selama sepekan adalah 3 Met x 5 menit x 5 kali x 7 hari = 525 Met per pekan.

 
Muslim yang taat shalat wajib lima waktu tak hanya terpelihara dalam kondisi sehat, juga terhindar dari diabetes dan penyakit metabolik lainya.
 
 

Dengan menggunakan persamaan konversi energi dari satuan Met ke kalori, seorang Muslim dengan berat badan 50 kg yang shalat minimal 5 menit per waktu, 5 kali sehari, dan 7 hari dalam sepekan setidaknya mengeluarkan energi sebesar 459 kalori per minggu.

Dari shalat saja, seorang Muslim sudah memenuhi besaran energi yang perlu dikeluarkan per pekan untuk beraktivitas fisik. Kebutuhan kalori yang dibakar selama sepekan dengan aktivitas fisik rutin untuk seseorang yang berat badannya 50 kg adalah 400-500 kalori.

Dengan demikian, seharusnya tidak ada Muslim di dunia ini yang masuk kategori bergaya hidup sedenter (beraktivitas fisik kurang dari 400 kalori per pekan).

Ibadah shalat yang dilaksanakan Muslim bukan sekadar kewajiban semata tetapi membawa manfaat menyehatkan. Shalat menyeimbangkan antara kebutuhan masukan dan luaran energi tubuh.

Saat semua ahli sibuk mencari model aktivitas fisik terbaik untuk menjaga kesehatan, sebenarnya Allah telah memberikan petunjuk itu melalui shalat.

Allah SWT mewajibkan shalat bukan karena perintah yang memberatkan untuk dilaksanakan tetapi bentuk kasih sayang kepada manusia yang membutuhkan “sehat” dan “seimbang”. Apakah hal ini tidak membuat manusia berpikir?

Shalat menjadi solusi tepat bagi “penganut gaya hidup sehat”. Sebuah program latihan fisik terstruktur dan kontinyu sepanjang hayat. Manfaat shalat bergantung ketaatan Muslim mengikuti program yang telah Allah susun.

 
Dengan melaksanakan shalat, Muslim tak hanya dinilai taat dan memperoleh pahala juga otomatis menyehatkan tubuhnya dan menyeimbangkan energinya.
 
 

Keengganan untuk shalat berdampak pada tak tercapainya rekomendasi gaya hidup sehat bahkan yang dibuktikan lembaga kesehatan internasional seperti WHO, ACSM dan IDF.

Beruntung menjadi seorang Muslim yang bertuhan kepada Allah SWT. Atas berkat kasih dan saying-Nya, diwajibkan bagi manusia melaksanakan shalat lima waktu.

Dengan melaksanakan shalat, Muslim tak hanya dinilai taat dan memperoleh pahala juga otomatis menyehatkan tubuhnya dan menyeimbangkan energinya. Cukuplah itu menjadi alasan bagi setiap Muslim bersyukur kepada Allah.

Bersyukur karena telah diwajibkan shalat dan melaksanakan shalat untuk bersyukur atas nikmat-Nya. Syukur adalah motivasi Muslim melaksanakan shalat dan shalat adalah instrumen bagi Muslim untuk bersyukur.

Menengok Kesultanan Deli yang ‘Ditinggalkan’

Banyak anggota keluarga kesultanan kini kesulitan dalam ekonomi.

SELENGKAPNYA

KTT Afrika: Israel Negara Apartheid

Kongres Nasional Afrika menegaskan hanya solusi dua negara yang dapat mengakhiri konflik Israel-Palestina.

SELENGKAPNYA

Mengeratkan Kepedulian

Sikap peduli sebagai simbol keimanan dan ketakwaan setiap manusia terhadap Sang Pencipta.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya