
Kabar Utama
NU Bukan Hanya Milik Umat Islam
Ormas keagamaan dari PGI hingga Matakin mengapresiasi Harlah 1 Abad NU
JAKARTA – Perjalanan Nahdlatul Ulama sebagai sebuah ormas keagamaan dinilai matang. Kiprahnya dari masa ke masa membekas tidak hanya kepada umat Islam, tetapi juga kepada umat agama lain dan bangsa Indonesia.
Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Jacklevyn Fritz Manuputty mengatakan, PGI menyampaikan selamat atas capaian satu abad NU atas pengabdiannya bagi bangsa. Pihaknya melihat derap perjalanan NU sejak 1938 sudah dengan tegas memosisikan NU sebagai pilar perlawanan terhadap penjajah kala itu, sekaligus pembentukan bangsa ini.
Dalam perjalanan selanjutnya, menurut dia, NU turut serta dalam bidang apa pun. "Dalam seluruh pengabdiannya bagi bangsa ini, kami lihat NU berkontribusi sangat banyak dalam sosial, politik, ekonomi," ujarnya.
Menurut Jacklevyn, NU bukan hanya milik umat Islam, melainkan juga aset bangsa dan milik semua golongan. Maka pada satu abad NU ini, dia mengajak setiap elemen untuk mensyukuri dan merayakan bersama perjalanan NU.
Di sisi lain, lanjutnya, satu abad NU ini diharapkan dapat mengukuhkan derap langkah NU pada abad kedua bagi bangsa Indonesia. “Tentunya kami mengulurkan tangan bersama-sama mewujudkan cita-cita bangsa,” ujarnya.
Dia menilai bahwa NU merupakan salah satu elemen penting dalam rangka menjaga kemajemukan negara Indonesia. Menurut dia, NU lahir atas respons perjalanan bangsa, sejak awal yang diikat dengan tujuan bersama, yakni kemerdekaan melawan penjajahan. “Sehingga kita punya ikatan bersama yang disimpan dalam memori kolektif,” kata dia.
Kami melihat NU itu banyak berbuat. Kami di Walubi sangat terinspirasi sekali.RUSLI TAN Anggota Walubi
Anggota Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Rusli Tan mengatakan, sebagai sebuah ormas yang berdiri sejak satu abad lalu, NU merupakan organisasi yang menginspirasi banyak ormas kegamaan lain, termasuk Walubi.
“Kami melihat NU itu banyak berbuat. Kami di Walubi sangat terinspirasi sekali dengan kiprah NU sebagai sebuah ormas, perannya NU dari sebelum merdeka sampai saat ini sangat bermanfaat bagi Indonesia,” kata Rusli saat dihubungi Republika, baru-baru ini.

Menurut dia, NU jika dipandang dari kacamata Walubi merupakan organisasi yang sukses. Kiprah NU dari aspek sosial dan politik semakin menggema. Salah satu hal yang identik dengan NU, yakni terdepan dalam mengawal toleransi.
Untuk itu, Rusli menekankan bahwa jika Indonesia ingin merekatkan kembali toleransi dan menghilangkan intoleransi, pemerintah harus turun tangan. Caranya adalah agar setiap orang disibukkan dengan hal-hal positif agar tak mengurusi perkara orang lain.
“Intoleransi tidak akan ada jika semua orang itu sibuk, sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan orang lain. Jika toleransi ingin semakin direkatkan, pemerintah harus turun tangan secara serius membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Tak hanya itu, berikan subsidi-subsidi yang tepat sasaran, seperti kepada ojol. Berikan mereka subsidi BBM karena penghasilan mereka sangat minim,” ujar Rusli.
Saya pikir NU berada di garis depan, NU sangat memberikan suatu suasana kedamaian dan ketenangan bagi suatu kelompok yang lebih kecil.UUNG SENDANA L LINGGARAJA Ketua Umum Matakin
Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Uung Sendana L Linggaraja mengatakan, NU sangat menghargai pluralitas dalam kesatuan negara RI. “Saya pikir NU berada di garis depan, NU sangat memberikan suatu suasana kedamaian dan ketenangan bagi suatu kelompok yang lebih kecil,” ujarnya.
Dia menjelaskan, NU kerap mengedepankan Islam Nusantara yang benar-benar diwujudkan dalam hubungan apa pun. Untuk merekatkan kembali kerukunan di Indonesia, dia menekankan pentingnya pertemuan yang lebih intensif.
Dia juga menekankan agar kaum minoritas jangan terus menuntut mayoritas untuk bertoleransi. “Justru kita yang minoritas segeralah bergaul kepada tetangga-tetangga kita yang mayoritas, dengan lingkungan kita, beradaptasi. Jadi kita harus menyadari hal itu. Jadi kita saling menyadari bahwa perbedaan itu ada, sehingga kita tidak bisa memaksakan cara pandang kita kepada kelompok yang lain,” ujarnya.
Hal demikian pun tetap berlaku kepada setiap elemen. Dengan demikian, apa yang dicontohkan organisasi yang besar seperti NU ataupun yang lain, harus senantiasa dapat menjadi pengawal dan penjaga toleransi yang baik.
Gus Yahya: Muktamar demi Masa Depan Peradaban
Acara Satu Abad NU ini diharapkan memicu ulama dunia membuat forum serupa.
SELENGKAPNYAMenggali Aspek Kesyariahan Piagam PBB
Di dalam khazanah fikih kita, relasinya itu relasi konflik.
SELENGKAPNYAUlil Abshar: Fiqih Peradaban Sumbangan NU untuk Dunia
Peradaban itu dimensinya banyak, tapi yang dibahas di sini adalah tentang fikih siyasah.
SELENGKAPNYA