
Internasional
Alquran Dibakar, Kans Swedia ke NATO Menipis
Tanpa persetujuan Turki, Swedia tak bis ajadi anggota NATO.
ISTANBUL -- Pembakaran naskah Alquran oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan berbuntut panjang. Aksi tersebut mengancam kans Swedia bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang bisa memengaruhi dinamika konflik di Eropa.
Swedia dan Finlandia yang bertahun-tahun menegaskan sebagai negara netral mengajukan keinginan bergabung dengan NATO pada pertengahan tahun lalu. Langkah tersebut diambil kedua negara sehubungan serangan Rusia ke Ukraina yang dikhawatirkan menjadi konflik yang meluas di Eropa.
Hanya Turki dan Hungaria yang masih menahan ratifikasi untuk keanggotaan Swedia dan Finlandia tersebut, kala itu. Pada Juni 2022, diadakan pertemuan antara Swedia, Finlandia, Turki, dan petinggi NATO.
Di antara kesepakatan dalam pertemuan itu, Swedia dan Finlandia berjanji tak akan memberikan dukungan kepada organisasi separatis militan Partai Pekerja Kurdistan yang dikenal dengan singkatannya PKK. Timbal baliknya, Turki tak akan memveto ajuan keanggotaan mereka di KTT NATO di Madrid, akhir Juni itu. Untuk diketahui, setiap negara yang bergabung dengan NATO membutuhkan persetujuan bulat dari negara-negara anggota.

Aksi pembakaran Alquran di depan Kedubes Turki di Stockholm dan unjuk rasa pro-Kurdi tak jauh dari situ pada Sabtu (21/1) lalu dinilai mengancam kesepakatan itu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan pada Senin (23/1) mengisyaratkan hal tersebut. Dia memperingatkan Swedia untuk tidak mengharapkan dukungan menjadi anggota NATO setelah protes di Stockholm.
"Jelas bahwa mereka yang membiarkan keburukan seperti itu terjadi di depan kedutaan kami tidak dapat lagi mengharapkan belas kasihan dari kami sehubungan dengan permohonan keanggotaan NATO mereka,” kata Erdogan dalam komentar pertamanya mengenai protes akhir pekan.
Menurut Erdogan, Swedia pasti telah menghitung biayanya konsekuensi dari mengizinkan demonstrasi Rasmus Paludan. Dia dengan keras mengecam protes pembakaran Alquran yang dilakukan Paludan pada pekan lalu. Dia mengatakan, itu adalah penghinaan bagi semua orang, terutama bagi umat Islam.

Presiden Turki ini menyatakan marah besar kepada otoritas Swedia karena mengizinkan demonstrasi berlangsung di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Mereka melakukan aksi di bawah perlindungan pasukan keamanan.
Pembakaran kitab suci Islam membuat marah orang-orang di seluruh spektrum politik di Turki. Kondisi ini persis sama seperti ketika Swedia dan Finlandia muncul di titik puncak keanggotaan NATO setelah mencabut kebijakan ketidakberpihakan militer mereka yang telah berlangsung lama setelah perang Rusia di Ukraina.
Erdogan juga mengkritik Swedia karena mengizinkan protes pro-Kurdi dengan para demonstran mengibarkan bendera berbagai kelompok Kurdi, termasuk PKK. Kelompok itu telah melakukan pemberontakan selama puluhan tahun melawan Turki. PKK dianggap sebagai kelompok teroris di Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat, tetapi simbolnya tidak dilarang di Swedia.

"Jadi Anda akan membiarkan organisasi teror menjadi liar di jalan dan jalan Anda dan kemudian mengharapkan dukungan kami untuk masuk ke NATO. Itu tidak akan terjadi,” kata Erdogan mengacu pada tawaran aksesi Swedia dan Finlandia untuk aliansi militer.
Erdogan mengatakan, jika Swedia tidak akan menunjukkan rasa hormat kepada Turki sebagai anggota NATO atau Muslim, sebagai balasan tentu saja negara itu tidak akan mendapatkan dukungan untuk bergabung dengan NATO.
Dalam aksi di Stockholm pekan lalu, beberapa ratus pengunjuk rasa berjalan di atas foto Erdogan pada pekan lalu dan patung Erdogan digantung di tiang lampu dalam protes sebelumnya. Pejabat Turki membatalkan pertemuan bilateral sebagai tanggapan aksi tersebut.
Pejabat Swedia telah menekankan bahwa kebebasan berekspresi dijamin oleh Konstitusi Swedia. Aturan ini yang memberi orang hak yang luas untuk mengekspresikan pandangan di depan umum, meskipun hasutan untuk melakukan kekerasan atau ujaran kebencian tidak diperbolehkan.

Demonstran juga harus mengajukan permohonan kepada polisi untuk izin pertemuan publik. Polisi dapat menolak izin tersebut hanya atas dasar pengecualian, seperti risiko terhadap keselamatan publik. Pejabat tinggi Swedia mengatakan, kebebasan berekspresi sangat penting untuk demokrasi sambil mengkritik tindakan Paludan sebagai tindakan yang tidak sopan dan tidak mereka setujui.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson juga telah mengutuk aksi pembakaran Alquran oleh politisi sayap kanan berkewarganegaraan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan. Dia menolak aksi pembakaran kitab suci sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
“Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi yang legal belum tentu sesuai. Membakar buku-buku yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat kurang ajar,” tulis Kristerrson lewat akun Twitter pribadinya pada Sabtu (21/1) malam.
Dia pun menyampaikan simpatinya kepada umat Muslim di seluruh dunia. “Saya ingin mengungkapkan simpati saya untuk semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepresidenan Urusan Agama Turki, Diyanet, mengumumkan rencana untuk mengambil tindakan hukum di luar negeri terhadap insiden tersebut. Ketua Urusan Agama Ali Erbas mengatakan perwakilan dan konsultan badan keagamaan di 120 negara memprotes insiden tersebut.
"Kami akan mengangkat suara kami, tidak hanya menentang insiden pembakaran Alquran yang keji di Swedia, tetapi juga terhadap serangan Islamofobia di negara-negara Eropa," ucapnya.
Erbas mengatakan Kepresidenan Urusan Agama Turki dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) merencanakan pertemuan daring mengenai masalah ini pada Rabu (25/1). Pihaknya juga akan menghubungi perwakilan dari berbagai organisasi melalui surat.
"Kami akan menunjukkan sikap kami atas serangan terhadap Alquran dan masjid, dengan menulis surat ke berbagai tempat,” kata Erbas. Ia pun mendesak suara bersama melawan serangan anti-Muslim di seluruh dunia.
Jerman Terus Didesak Kirim Tank ke Ukraina
Korban meninggal perang Rusia-Ukraina mencapai ratusan ribu.
SELENGKAPNYAMengapa Mereka Membenci Alquran?
Umat Islam tak tergoyahkan keyakinannya terhadap Alquran.
SELENGKAPNYAIslamofobia di Swedia dan Tur Pembakaran Alquran Paludan
Paludan sebelumnya pernah menggelar sejumlah aksi demonstrasi dengan membakar Alquran.
SELENGKAPNYA