Pedagang beras menunjukkan barang dagangannya di Pasar Baru, Kudus, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. | YUSUF NUGROHO/ANTARA FOTO

Nusantara

Pedagang Kesulitan Dapatkan Pasokan Beras

Harga rata-rata beras secara nasional naik tipis.

INDRAMAYU – Para pedagang beras mengeluhkan sulitnya memperoleh pasokan karena saat ini masih belum masuk musim panen. Keterbatasan pasokan membuat harga beras terus mengalami kenaikan.

Kondisi itu terjadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pemilik kios beras Maju Jaya di Pasar Mambo, Indramayu, Jana, menyebutkan, harga beras medium saat ini berada di kisaran Rp 10.500-Rp 11 ribu per kilogram. Namun, dia mengaku tidak menjual beras seharga Rp 10.500 per kilogram karena kualitasnya yang kurang bagus.

Sedangkan, harga beras premium mencapai Rp 11.500-Rp 13 ribu per kg, tergantung kualitasnya. Adapun beras premium yang dijual karungan dengan isi 25 kg, harganya sudah mencapai Rp 295 ribu per karung. Harga itu mengalami kenaikan Rp 10 ribu per karung.

''Harga itu naik secara bertahap. Tapi, biasanya sekali naik hanya Rp 200 per kilogram, sekarang Rp 500 per kilogram sekali naik,'' ujar Jana kepada Republika, Senin (23/1).

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras medium naik tipis 0,17 persen menjadi Rp 11.570 per kg pada Senin (23/1). Sedangkan, harga beras premium naik 0,23 persen menjadi Rp 13.140 per kg.

photo
Harga rata-rata beras secara nasional per Senin (23/1). - (Badan Pangan Nasional)

Jana menyebutkan, kenaikan harga mulai terjadi sejak lebih dari dua pekan yang lalu. Sebelumnya, harga beras medium berada di kisaran Rp 9.500 ribu per kg dan harga beras premium di kisaran Rp 11 ribu per kg.

Menurut Jana, kenaikan harga beras terjadi seiring naiknya harga gabah. Saat ini, harga gabah kering giling (GKG) mencapai Rp 7.300 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp 6.500-Rp 6.800 per kg.

Selain mahal, lanjut Jana, pasokan beras juga sulit diperoleh. Dia mengatakan, pasokan hanya bisa diperoleh dari bandar beras tertentu yang berskala besar. ''Masih dari daerah Indramayu, belum sampai nyari ke luar daerah,'' kata Jana.

Jana mengatakan, kondisi saat ini terjadi karena masa panen rendeng (musim hujan) belum tiba. Masa panen rendeng di Kabupaten Indramayu diperkirakan mulai pada awal Maret 2023.

Ia memperkirakan, kenaikan harga beras masih akan terus terjadi hingga panen tiba. Meski demikian, dia akan tetap menaikkan harga secara bertahap agar tidak terlalu memberatkan para pelanggannya.

photo
Seorang pembeli sedang memilih beras di kios beras yang ada di Pasar Mambo, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Senin (23/1). - (Lilis Sri Handayani)

Hal senada diungkapkan pedagang beras di Pasar Baru Indramayu, Warto. Dia mengatakan, kenaikan harga beras mulai terjadi sejak sulitnya memperoleh pasokan. ''Nyari pasokan berasnya lagi susah,'' tutur Warto.

Warto mengatakan, sejak awal tahun sampai sekarang, harga beras sudah dua kali naik. Setiap kali naik, besarannya mencapai Rp 500 per kg. Warto mengaku kerap diprotes konsumennya karena mahalnya harga beras. Namun, dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa karena harga beras saat ini memang mengalami kenaikan.

''Ya, banyak pembeli yang protes. Tapi, mereka tetap membeli karena beras kebutuhan pokok,'' kata Warto.

Salah seorang ibu rumah tangga asal Kelurahan Karangmalang, Kecamatan Indramayu, Sairoh (50 tahun), mengaku keberatan dengan mahalnya harga beras saat ini. Namun, dia juga dapat memahami situasi saat ini terjadi karena petani belum memasuki musim panen. ''Kalau sebagai masyarakat, saya inginnya harga beras cepat turun," kata Sairoh.

photo
Pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). - (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu pada akhir pekan lalu mengatakan, beras yang dihasilkan para petani Indramayu selama ini selalu surplus. Karena alasan itu pula, KTNA Kabupaten Indramayu menolak beras impor yang sudah didatangkan Bulog. Di sisi lain, Bulog Indramayu menyebut stok beras makin menipis.

"Kami menolak beras impor, apalagi kalau sampai masuk Indramayu,’’ ungkap Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, Ahad (22/1).

Sutatang mengungkapkan, meski Bulog berdalih beras impor hanya untuk cadangan pangan, pihaknya tetap tidak setuju beras impor masuk ke Indramayu. Pasalnya, masuknya beras impor biasanya juga membawa dampak psikologis yang menjatuhkan harga gabah petani.

Menurut Sutatang, tengkulak yang membeli gabah dari petani akan menawar dengan harga rendah seraya memakai keberadaan beras impor sebagai alasan. Harga gabah yang rendah jelas akan merugikan petani.

Sutatang mengatakan, sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu akan mulai melakukan panen rendeng pada awal Maret 2023. Pada masa panen rendeng, petani biasanya akan tetap menjual gabahnya meski dengan harga rendah karena membutuhkan biaya untuk musim tanam gadu.

Pimpinan Bulog Cabang Indramayu Dandy Arianto sebelumnya mengatakan, belum ada keputusan mengenai beras impor akan masuk ke Indramayu atau tidak. Dandy menyebutkan, stok beras yang dimiliki Bulog Indramayu hingga Jumat (20/1) hanya tersisa 100 ton. Beras tersebut dipersiapkan sebagai cadangan pangan jika tiba-tiba terjadi bencana.

Mengapa Mereka Membenci Alquran?

Umat Islam tak tergoyahkan keyakinannya terhadap Alquran.

SELENGKAPNYA

Islamofobia di Swedia dan Tur Pembakaran Alquran Paludan

Paludan sebelumnya pernah menggelar sejumlah aksi demonstrasi dengan membakar Alquran.

SELENGKAPNYA

Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Dimulai

Vaksinasi Covid-19 booster kedua bisa diakses di seluruh fasyankes.

SELENGKAPNYA