Gunung Semeru mengeluarkan asap yang tampak dari Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/6/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Semeru masih berstatus level tiga atau siaga dan mengimbau masya | ANTARA FOTO/Seno

Jawa Timur

Gunung Semeru Erupsi 19 Kali

Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan.

MALANG -- Gunung Semeru mengalami 19 kali erupsi pada periode Jumat (25/11/2022) pukul 06.00 sampai 12.00 WIB. Erupsi itu terjadi dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 500 meter di atas puncak.

Berdasarkan laporan tertulis dari petugas Pemantauan Gunung Api (PGA) Semeru, Liswanto, Menurut Liswanto, erupsi pada kali ini memiliki amplitudo sekitar 11 sampai 22 milimeter (mm). Sementara itu, lama gempa tersebut tercatat berlangsung 65 sampai 105 detik.

Tidak hanya erupsi, gunung berketinggian 3.676 mdpl ini mengalami tiga kali gempa vulkanik dalam. Amplitudonya sekitar 12 hingga 24 mm, S-P 0.76 sampai 2.88 detik. "Dan lama gempa 12.69 hingga 18.36 detik," katanya.

Ada pun mengenai laporan pengamatan visual, Liswanto mengungkapkan, gunung api tertutup kabut 0-III. Sementara itu, asap kawah gunung tidak teramati. Untuk laporan visual lainnya, Liswanto tidak menemukan hal tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by INFO SEMERU (@infosemeru_)

Untuk diketahui, tingkat aktivitas Gunung Semeru berada pada level III atau siaga. Sebab itu, pihaknya merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena area tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

 
Waspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan
LISWANTO Petugas Pemantau Gunung Api Semeru
 

Selanjutnya, masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru. Hal ini dilakukan karena area tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Liswanto juga mendorong masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat."Kemudian mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," kata dia menambahkan.

Sementara itu, Petugas Pos Pantau Gunung Semeru Nur Rokhman Hidayat mengatakan kolom abu erupsi Semeru teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut. “Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi lebih kurang 1 menit 30 detik," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PVMBG (@pvmbg_)

PVMBG menyatakan Gunung Semeru saat ini masih berada dalam status siaga atau level III dengan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.

Selain itu, PVMBG juga merekomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.

Aktivitas Gunung Semeru terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru. Letusan Gunung Semeru umumnya letusan abu bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi tiga sampai empat kali setiap jam. Letusan tipe vulkanian dicirikan dengan letusan eksplosif yang kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya. Selanjutnya terjadi letusan bertipe strombolian yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru.

Pada saat terjadi letusan eksplosif biasanya diikuti oleh terjadinya aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dan arah alirannya sesuai dengan bukaan kawah dan lembah-lembah di Gunung Semeru.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

KH Mas Mansur Sang Pembangkit Nasionalisme

KH Abdul Wahab Hasbullah dan KH Mas Mansur turut berjasa dalam menyebarkan kesadaran akan cinta pada Tanah Air. 

SELENGKAPNYA

Warga Ukraina Diimbau untuk Stok Makanan

Sejak awal Oktober, Rusia telah menyerang infrastruktur energi di seluruh Ukraina setiap sepekan sekali.

SELENGKAPNYA