Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Melepas Belenggu Diri

Meski kita sudah merdeka dari kolonialisme, masih terbelenggu oleh empat perilaku menyengsarakan.

Oleh HASAN BASRI TANJUNG

 

OLEH HASAN BASRI TANJUNG

Sejatinya, antara hijrah dan kemerdekaan memiliki landasan dan tujuan yang sama, yakni membebaskan manusia dari segala macam penindasan, sehingga tercapai kehidupan yang bermartabat.

Dahulu, umat Islam juga pernah mengalami kekalahan pada Perang Uhud melawan kafir Quraisy. Lalu, Allah SWT menghibur mereka agar bangkit dari keterpurukan, sebab umat Islam memiliki derejat yang tinggi (QS Ali Imran [3]: 139).

Kini, walaupun kita sudah merdeka dari kolonialisme, masih terbelenggu oleh empat sikap dan perilaku yang menyengsarakan, yakni, pertama, kemiskinan. Sejatinya, Allah tidak menakdirkan manusia menjadi miskin, tapi justru dikaruniai kekayaan dan kecukupan (QS an-Najm [53]: 48).

Kekayaan bukanlah kemuliaan dan kemiskinan bukan pula kehinaan. Namun, enggan berusaha, apalagi menganggapnya takdir adalah kesalahan (kemiskinan kultural). Negara wajib tidak boleh membiarkan pemiskinan sitematis (kemiskinan struktural), yang membuat orang miskin makin miskin dan yang kaya makin kaya. Nabi SAW pun mengajarkan doa agar kita dijauhkan dari kefakiran (HR Ahmad). 

Kedua, kebodohan. Manusia tidak dilahirkan bodoh, tapi tidak tahu apa-apa. Dengan potensi yang dianugerahkan Allah, orang yang tidak tahu bisa menjadi pandai (QS an-Nahl [16]: 78).

Kebodohan adalah sikap mental yang tidak mau tahu dan merasa paling tahu atau tidak mendapatkan akses pendidikan. Kemiskinan selalu terkait erat dengan kebodohan.

Betapa banyak anak usia sekolah yang tidak mendapatkan haknya karena diabaikan oleh pemerintah. Nabi SAW selalu mengajarkan doa agar kita diberikan ilmu yang bermanfaat dan mampu mengamalkanya (HR Ahmad).

Ketiga, kemalasan. Sikap mental yang sangat berbahaya bagi seorang manusia adalah malas melakukan tugas. Manusia tidak dilahirkan malas, tapi fitrah, yakni membawa potensi benar (ilmu), baik (etika), dan indah (estetika). Nabi SAW mengajarkan doa agar kita dilindungi dari delapan sifat buruk seperti lemah dan malas (HR Bukhari).

Prof KH Didin Hafidhuddin dalam buku Membangun Kemandirian Umat menjelaskan bahwa dengan doa tersebut Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk berhijrah dari sifat-sifat buruk menuju sifat-sifat mulia yang dibutuhkan dalam mengisi kemerdekaan.

Keempat, kesyirikan. Perilaku yang paling berbahaya pada seorang Muslim adalah menyekutukan Allah SWT, sebab menyandingkan-Nya dengan sesuatu untuk mengikuti hawa nafsu (QS al-Jatsiyah [45]: 23). Oleh karena itulah, Allah tidak mengampuni dosa syirik sampai ia tobat nasuha dan semua ibadahnya akan hampa (QS al-Kahfi [18]: 110).

Belakangan, dunia klenik unjuk gigi dengan membentuk perkumpulan dukun se-Indonesia. Namun, keberanian seorang pesulap muda membuka kedoknya membuat kita sadar bahwa kehebatan mereka hanya tipuan belaka.

Akhirnya, kemiskinan bisa diubah dengan kerja keras. Kebodohan pun bisa diubah dengan belajar sungguh-sungguh. Kemalasan juga bisa diubah dengan kemauan tinggi. Begitu pun kesyirikan mesti diubah dengan ketauhidan.

Jika mampu melepas belenggu yang menggerogoti hati dan pikiran tersebut, kita telah hijrah dan merdeka. Dirgahayu RI. Semoga berkah makin melimpah. Allahu a’lam bissawab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Presiden: Jangan Ada Politik Identitas di 2024

Jokowi juga mengingatkan jangan ada lagi politisasi agama dan polarisasi sosial.

SELENGKAPNYA

Pemerintah Hitung Harga Baru Pertalite

Para menteri terkait masih menghitung berapa besaran angka kenaikan harga Pertalite.

SELENGKAPNYA

Mensyukuri Kemerdekaan

Dengan mensyukuri kemerdekaan, maka keberkahan akan selalu menaungi bangsa ini.

SELENGKAPNYA