Foto mikroskopiklansiran Central Disease Control (CDC) Amerika Serikat yang menunjukkna virion cacar monyet. | Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via

Nasional

IDI Minta Pemantauan Cacar Monyet dari Kepulangan Haji

Salah satu faktor risiko terpapar cacar monyet bisa terjadi dari kepulangan jamaah haji.

JAKARTA -- Ketua Satgas Cacar Monyet Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Hanny Nilasari meminta dilakukan pemantauan kasus cacar monyet secara intensif. Saat ini, katanya, salah satu faktor risiko bisa terjadi dari kepulangan jamaah haji.

Ia mengatakan petugas puskesmas sebaiknya juga melakukan pemeriksaan kelainan kulit pada anggota jamaah haji yang baru pulang ke Tanah Air. "Di beberapa wilayah sudah dilakukan ke PMI dan puskesmas terkait karena banyak haji yang baru pulang dari luar negeri. Kalau di PMI, kami instruksikan sebelum lakukan tindakan pengambilan sampel darah, periksa apakah ada kelainan di kulit, gejala demam, dan lainnya," katanya, Jumat (5/8).

"Kami mendukung dilakukan contact tracing (pelacakan kontak) apabila ada kasus dugaan cacar monyet. Tenaga kesehatan juga diminta memakai alat pelindung ketika menangani pasien," kata Hanny.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Kesehatan RI (kemenkes_ri)

Satgas IDI berkolaborasi dengan organisasi-organisasi profesi kedokteran untuk meningkatkan pemantauan kasus penularan penyakit cacar monyet. Pada 2 Agustus 2022, Satgas Cacar Monyet IDI telah menyampaikan rekomendasi ke seluruh pemerintah daerah, tenaga kesehatan, serta warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan cacar monyet.

Satgas juga mempublikasikan temuan kasus agar masyarakat awam bisa meningkatkan kewaspadaan serta segera melapor jika mengalami atau mendapati orang dengan gejala serupa cacar monyet.

Cacar monyet atau monkeypox tak ubahnya penyakit lain. Seseorang bisa tertular cacar monyet lebih dari satu kali. "Cacar monyet jadi hampir sama dengan infeksi virus lain, apabila infeksi virus pada saat itu ada gejala dan tubuh akan bentuk antibodi, apa ada kemungkinan (reinfeksi), bisa. Tubuh itu punya antibodi untuk masa tertentu kecuali dia punya kondisi defisiensi imun tubuh, daya tahannya lemah makanya bisa reinfeksi berulang," ujar Hanny.

Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi penyebaran virus ini dengan terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menjaga imunitas. Pasalnya, seluruh kelompok manusia yang melakukan kontak fisik maupun seksual memiliki risiko terinfeksi virus cacar monyet.

Beberapa gejala yang berhubungan dengan cacar monyet antara lain seperti demam, sakit kepala kronis, nyeri otot, sakit punggung, panas dingin dan batuk. Serta ada pembengkakan kelenjar getah bening. Beberapa gejala lain yang juga muncul ketika seseorang terkena infeksi virus cacar monyet adalah kulit melepuh dengan sedikit cairan, ruam berwarna merah, dan lainnya.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, mengatakan, hingga kini pemberian vaksinasi untuk cacar monyet masih perlu penelitian lebih lanjut. Menurut Tjandra menghindari kontak langsung dengan pasien masih menjadi cara pencegahan terbaik.

Dari sudut virologi virus penyebab cacar monyet masuk dalam kelompok genus orthopoxvirus, bersama dengan virus smallpox penyebab penyakit cacar yang sudah dieradikasi di muka bumi pada tahun 1980. Karena masih dalam satu genus maka diduga bahwa mereka yang sebelum tahun 1980 sudah pernah divaksin cacar maka akan punya proteksi juga terhadap cacar monyet.

"Dalam hal ini, Dr Anthony Fauci penasehat penyakit menular pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa lamanya proteksi vaksin cacar dapat berbeda dari orang ke orang, sehingga kita tidak dapat menjamin sepenuhnya bahwa mereka yang dulu sudah divaksin cacar akan terlindung pula terhadap cacar monyet kini," tutur Tjandra.

Tjandra mengatakan, WHO saat ini belum merekomendasikan pemberian vaksinasi massal pada seluruh penduduk. Yang dianjurkan adalah vaksinasi pada mereka yang kontak dengan pasien cacar monyet, termasuk petugas kesehatan dan mereka dengan risiko penularan sexual. n antara ed: indira rezkisari

Hasil Tes Suspek Cacar Monyet Negatif

IDI meminta semua pihak jangan menganggap enteng penyakit cacar monyet.

SELENGKAPNYA

Satu Suspek Cacar Monyet Dirawat di RS Jawa Tengah

Cacar monyet erat kaitannya dengan komunitas gay.

SELENGKAPNYA

New York Status Darurat Cacar Monyet

Filipina melaporkan kasus pertama cacar monyet pada Jumat.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya