Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin saat pembukaan ASEAN Para Games 2022. | ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Liputan Khusus

Tuah ASEAN Para Games 2022

APG 2022 dapat memicu industri olahraga untuk memproduksi alat-alat yang dibutuhkan.

SOLO -- Gelaran ASEAN Para Games (APG) 2022 di Solo, Jawa Tengah, pada 30 Juli hingga 6 Agustus 2022 memberikan manfaat, baik secara ekonomi, kultur, maupun sosial. Bukan hanya atlet difabel yang merasakan tuah, melainkan juga masyarakat Surakarta pada umumnya.

Nilai kemanfaatan yang dihadirkan jauh lebih besar dibanding setiap hasil yang muncul di papan skor. Bukan dalam artian bahwa prestasi itu tidak penting, tetapi semangat dari ASEAN Para Games, yaitu kemanusiaan, persatuan, persaudaraan, dan keadilan sosial, yang menjadi kemewahan tersediri.

Semangat itu yang terus digaungkan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin. Saat pembukaan ASEAN Para Games 2022, Ma'ruf Amin melangitkan harapan bahwa APG 2022 akan semakin mempererat persaudaraan, khususnya bagi negara-negara di Asia Tenggara.

Senada dengan Wapres, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali juga berharap APG 2022 meraih empat kesuksesan, yakni sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, sukses administrasi, dan sukses memberikan dampak terhadap perekonomian, khususnya peningkatan pendapatan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Keinginan Zainudin ini berkaca pada pelibatan UMKM untuk memeriahkan gelaran dua tahunan tersebut.

Secara resmi terdapat 35 UMKM yang dilibatkan dalam pembukaan ASEAN Para Games, tapi jumlah yang berpartisipasi jauh lebih banyak. Apalagi, panitia tak membebankan biaya lisensi untuk setiap produk yang dibuat para pelaku usaha. Panitia ingin perhelatan internasional ini menjadi hajatan akbar bagi seluruh masyarakat sehingga meningkatkan roda perekonomian setelah jatuh dihantam badai pandemi Covid-19.

 

Menteri BUMN Erick Thohir pun mengapresiasi penyelenggaraan ASEAN Para Games 2022. Ajang ini diikuti 11 negara Asia Tenggara, yakni Laos, Myanmar, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura, Kamboja, Timor Leste, Brunei Darussala, dan tuan rumah Indonesia.

Erick Thohir yang juga pernah menjadi ketua panitia pelaksana ajang multievent Asian Games 2018 menyatakan, saat beberapa negara tidak menyanggupi, Indonesia khususnya, Kota Solo, mengajukan diri sebagai tuan rumah. "Ini tak hanya sebuah kepercayaan internasional bagi Indonesia, tetapi wujud komitmen besar dari Indonesia,” ujar dia, awal Agustus 2022.

Erick Thohir pun menyatakan kekagumannya. Bagaimana tidak, dengan waktu demikian terbatas, Solo dengan dukungan semua pihak bisa mewujudkannya. Upacara pembukaan pun demikian indah dan menangkap betul makna penting dari ajang ini. "Kami di pemerintah pusat, khususnya Kementerian BUMN bersama BUMN, juga mendukung agar acara ini berjalan sukses sesuai dengan yang direncanakan. Ini semua demi kesetaraan dan memberi kesempatan atlet-atlet disabilitas terbaik ASEAN berkompetisi menuju Paralimpiade Paris.”

Erick Thohir juga menyatakan dengan menjadi tuan rumah para atlet disabilitas, Solo semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu model kota yang ramah difabel di Indonesia. Sebelumnya, Solo sudah menjadi pusat pelatihan nasional atlet-atlet disabilitas, sukses menggelar acara yang sama pada 2011, dan memiliki berbagai  fasilitas dan sarana umum yang ramah disabilitas, mulai dari stadion olahraga hingga bus dan pasar.

"Dengan adanya ASEAN Para Games tahun ini, akan semakin mendorong penambahan fasilitas dan sarana umum lain yang ramah terhadap saudara-saudara disabilitas. Sehingga, legacy Solo tidak hanya budaya dan tradisinya, tetapi komitmennya kepada disabilitas," ujar Erick Thohir.

Erick Thohir menambahkan, ajang ASEAN Para Games akan mengangkat ekonomi Kota Solo. "Setiap ajang olahraga pastinya akan membantu mengangkat perekonomian di mana event itu digelar. Tidak hanya sektor pariwisatanya, yang saya dengar, penerbangan dan akomodasinya diserbu pengunjung, aneka kuliner tradisional, hasil kerajinan yang banyak di kelola UMKM pasti akan terkena efek positif ajang ini."

 

Dampak Sistematis

Ada sejumlah hal positif yang dapat dipetik dalam pelaksanaan ASEAN Para Games 2022. Pertama, menjadi penyambung dari kekosongan perhelatan mengingat dalam dua episode sebelumnya, yakni di Filipina dan Vietnam, urung digelar akibat pandemi Covid-19.

Kedua, dampak ekonomi bagi pelaku UMKM. Pelibatan UMKM yang terbuka seluas-luasnya membuat ekonomi Kota Solo dapat kembali bergairah.

Tak bisa menutup mata bahwa pandemi Covid-19 membuat sektor ekonomi hancur. Angka pengangguran naik secara drastis akibat perusahaan tak mampu lagi menjalankan roda bisnisnya.

Ketiga, ASEAN Para Games 2022 menciptakan ekosistem usaha yang tidak hanya dirasakan oleh satu orang saja. Terdapat pelibatan masyarakat sekitar dalam pembuatan segala macam bentuk suvenir. Sanggar Wayang Gogon, misalnya, pemilik melibatkan puluhan orang untuk pembuatan 2.600 suvenir APG 2022.

Dampak sistematis dari APG 2022 ini diamini pakar industri olahraga dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Febriani Fajar Ekawati. Ia bahkan secara perinci menyebut bahwa sejumlah aspek akan terangkat dari perhelatan akbar bagi penyandang difabel ini.

Febriani menilai, APG 2022 bakal membuat industri olahraga meningkat, salah satunya infrastruktur olahraga bagi para penyandang disabilitas. Tidak hanya di lapangan, infrastruktur ramah disabilitas juga akan semakin lengkap, termasuk juga penginapan dan hotel yang ramah disabilitas.

photo
Pertunjukan kembang api pada pembukaan ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/7/2022). - (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Baru-baru ini, Pemerintah Kota Solo menerjunkan bus low deck atau berlantai rendah yang diklaim memiliki desain pertama dan satu-satunya di Indonesia. Bus itu dapat digunakan oleh tunadaksa, baik yang menggunakan kursi roda atau kruk, bisa juga digunakan warga lanjut usia yang menggunakan kursi roda.

Tak hanya itu, monitor dan suara yang ditampilkan juga diharapkan memberikan petunjuk kepada penumpang tunanetra dan tunarungu. Bus ramah difabel itu digunakan untuk mendukung angkutan massal Batik Solo Trans (BST) di enam koridor, sambil menunggu persetujuan Kementerian Perhubungan.

Febriani juga menganggap APG 2022 dapat memicu industri olahraga untuk memproduksi alat-alat yang dibutuhkan. Contoh kecilnya, yakni Bocce Shop yang hadir di pameran Sports Industry Exhibition di sekitar halaman Stadion Manahan Solo. Bocce ini merupakan permainan yang diperuntukkan bagi penyandang tunagrahita. Kini alatnya tak lagi harus diimpor dari luar negeri, UMKM lokal sudah mampu memproduksinya.

"Ini bisa menjadi kesempatan industri-industri olahraga untuk unjuk kualitas ke dunia internasional, terutama industri-industri olahraga yang ada di sekitar Solo," ujar dosen Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Sebelas Maret itu.

photo
Suasana pembukaan ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/7/2022). - (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Sektor pariwisata juga akan turut kebagian berkah. Febriani pun membagi kebermanfaatan ASEAN Paragames untuk sektor pariwisata menjadi dua jenis, yakni tangible dan intangible in nature. Maksudnya, tangible berhubungan dengan sektor perhotelan yang akan dipenuhi para peserta ASEAN Paragames, mulai dari atlet, pelatih, hingga ofisial.

Belum lagi media massa, baik dari dalam maupun luar negeri. Kehadiran APG 2022 akan meningkatkan okupansi hotel-hotel setelah sebelumnya anjlok dipukul pandemi Covid-19. Bahkan, toko-toko sekitar hotel pun ketiban untung. Bidang kuliner pun tidak lupa akan dilirik oleh para tamu.

Sementara itu, perihal intangible in nature, yakni ikon Kota Solo akan mendunia. Sejumlah media internasional akan memberitakan hal-hal menarik di Kota Solo sehingga kota ini akan dikenal masyarakat dunia lebih luas. Solo dapat semakin mengenalkan kekayaan budayanya ke masyarakat dunia.

ASEAN Para Games memang hanya peristiwa olahraga yang didedikasikan untuk penyandang difabel dan tidak terang-terangan diberi maksud untuk tujuan ekonomi. Namun, karsa mulia memberi kesetaraan kesempatan untuk atlet difabel itu ternyata menuai juga tuah multidimensi.

Tanpa harus meninggalkan niat semula untuk memberi arena bagi atlet penyandang disabilitas berprestasi, APG jika dirancang dengan cermat bukan mustahil akan menjadi pemicu gerak industri yang besar, seperti PON, SEA Games, bahkan Olimpiade. (c02)

Bukan Sekadar Bidik Juara Umum

Penampilan para atlet Indonesia dalam ajang ASEAN Para Games 2022 cukup menjanjikan.

SELENGKAPNYA

Quo Vadis Atlet Difabel

Pengurus NPCI diminta mendata agar pemerintah bisa membantu mengarahkan masa depan atlet lebih baik.

SELENGKAPNYA