Petugas memotong daging sapi kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Ciroyom, Jalan Arjuna, Kota Bandung, Ahad (10/7/2022). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nusantara

Pemotongan Hewan Kurban di RPH Bandung Menurun

Pemotongan kurban di RPH dianjurkan di masa wabah PMK

BANDUNG — Jumlah hewan kurban yang dipotong tahun ini di rumah pemotongan hewan (RPH) Kota Bandung, Jawa Barat tahun ini menurun. Kepala Bagian Tata Usaha PT RPH Ciroyom Diki Sofandi mengatakan, tahun ini RPH Kota Bandung, yang terdiri dari RPH Ciroyom dan Cirangrang, akan menyembelih 199 sapi.

Jumlah itu merupakan akumulasi dari pemotongan mulai dari hari H pada Ahad (10/7) hingga H+3 Idul Adha, yaitu Rabu (13/7). Jumlah kurban terbanyak, kata dia, ada di hari H, dengan RPH Ciroyom sebanyak 93 ekor, dan RPH Cirangrang 30 ekor. “Meski begitu, kalau dibandingkan tahun lalu, tahun ini lebih sedikit,” kata Diki, Ahad (10/7).

Jika merujuk pada data pemotongan hewan kurban di RPH Kota Bandung pada 2021 yang mencapai total 233 ekor, maka jumlah pemotongan tahun ini menurun sekitar 15 persen atau 34 ekor. Meski begitu, Diki meyakinkan bahwa penurunan ini tidak terlalu signifikan dan masih dapat dikategorikan normal.

photo
Petugas membawa daging sapi kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Ciroyom, Jalan Arjuna, Kota Bandung, Ahad (10/7/2022). Kementerian Agama mengeluarkan surat edaran tentang imbauan bagi umat Islam untuk melakukan penyembelihan hewan kurban Idul Adha 1443 H melalui RPH setempat sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Saat ditanya mengenai adanya hewan yang tak layak konsumsi, Diki mengatakan, sejak pemotongan dimulai kemarin RPH Ciroyom telah menemukan setidaknya dua sapi yang dinyatakan tidak layak dikonsumsi. Dari 20 sapi yang telah disembelih, dua di antaranya memiliki penyakit yang membuatnya tidak layak dikonsumsi.

“Keduanya ditemukan memiliki penyakit cacing hati. Jadi bagian dalamnya tidak semua bisa dikonsumsi, tapi kalau bagian lainnya itu aman konsumsi,” jelas Diki.

Namun dia menegaskan bahwa seluruh sapi yang masuk ke RPH Ciroyom maupun Cirangrang telah dipastikan bebas PMK. Seluruh hewan yang masuk dan yang akan disembelih di RPH harus melalui pemeriksaan berlapis sesuai prosedur yang berlaku.

Plt Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengingatkan agar pelaksanaan penyembelihan hewan kurban pada momen perayaan Idul Adha agar diwujudkan secara sehat dan aman. Caranya melalui pemotongan di RPH.

Emil menjelaskan, ketika pemotongan hewan kurban dilaksanakan di RPH, 12 jam sebelum disembelih, hewan kurban bakal terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan ante mortem atau pengecekan fisik. Begitu juga setelah dilakukan pemotongan juga dilakukan post mortem.

Bagi masyarakat yang ingin tetap melakukan penyembelihan secara mandiri, Emil mengingatkan harus ada persetujuan dari dinas terkait khususnya pejabat yang membidangi peternakan seperti Pejabat Otoritas Veteriner (POV). "Saya imbau kepada camat dan kepala desa untuk memastikan agar ada persetujuan dari pejabat dari dinas terkait peternakan jika ingin melakukan penyembelihan secara mandiri," ujarnya.

photo
Panitia menimbang daging hewan kurban untuk dibagikan kepada warga di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Ahad (10/7/2022). Masjid Cut Meutia menerima hewan kurban berupa 13 ekor kambing dan 13 ekor sapi yang selanjutnya akan dibagikan kepada warga yang membutuhkan di sekitar Masjid. - (Prayogi/Republika.)

Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Ariyani mengatakan, jumlah RPH yang berada di Jatim dan siap melakukan pemotongan hewan sebanyak 103 RPH resmi. Di luar itu, ada 17 ribu lebih tempat pemotongan hewan dari 38 kabupaten/kota yang sudah melaporkan ke dinas.

Daging kurban

Ketua Dewan Pertimbangan PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap daging kurban untuk dikonsumsi. Hal ini lantaran kekhawatiran adanya hand, foot, and mouth disease (HFMD) yang membuat manusia mengalami gejala yang mirip dengan PMK.

photo
Anak-anak melihat hewan kurban di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Ahad (10/7/2022). - (Prayogi/Republika.)

Zubairi menegaskan, PMK dan HFMD adalah penyakit yang berbeda. Dalam keterangan tertulisnya, Zubairi menjelaskan, HFMD merupakan kondisi yang terjadi pada manusia.

Penularan yang terjadi juga hanya di antara manusia. Sementara PMK terjadi pada hewan berkuku belah atau genap seperti sapi, babi, kambing, dan lain-lain. "HMFD memang amat menular. Tetapi tidak ada hubungannya dengan PMK," kata Zubairi dalam keterangannya, Ahad (10/7).

Zubairi mengatakan, kemungkinan dan risikonya amat-amat rendah. "Pesan saya di hari besar ini cuma hati-hati kolesterol naik. He...he," kata Zubairi. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Menjauhi Sifat Pelit

Langkah awal menyembuhkan pelit adalah menyadari sifat itu menjerumuskan diri pada kehinaan.

SELENGKAPNYA

Pelit, Mabuk Harta, dan Cinta Dunia

Sebab pelit adalah kecintaan pada harta yang berlebihan.

SELENGKAPNYA

Menjadi Keluarga Ahli Zikir

Orang tua dapat mengajak anggota keluarga untuk menghadiri majelis-majelis ilmu dan zikir.

SELENGKAPNYA