Foto udara aktivitas bongkar muat di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Bungkutoko Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (6/10/2021). Pelabuhan Bungkutoko merupakan pelabuhan pengumpul yang memiliki kapasitas kapal kargo sebesar 6.000 DWT dan dapat m | ANTARA FOTO/Jojon/rwa.

Ekonomi

Pelindo Tunda Rencana IPO 

Penundaan IPO ini dilakukan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.

JAKARTA  — PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menunda pencarian pendanaan melalui penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) di pasar modal. Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono menjelaskan, IPO akan dilakukan apabila perusahaan memiliki rencana bisnis atau yang membutuhkan anggaran besar.

"Rencana IPO tahun 2019-2020 itu sebelum merger, tentunya setelah merger banyak perubahan. Rencana besar itu membutuhkan dana yang besar, maka salah satu opsi untuk memperoleh dana adalah IPO," kata Arif dalam kegiatan temu media di Jakarta, Kamis.

Arif mengatakan, langkah IPO memang sudah direncanakan setelah Pelindo I-IV digabungkan atau merger. Namun demikian, setelah merger Pelindo tercatat memiliki anggaran besar yang bersumber dari pendanaan aset Pelindo I-IV yang digabungkan dalam Holding BUMN Pelabuhan.

"Karena ini adalah cara mengumpulkan dana. Alhamdulillah kita mempunyai dana besar dan saat ini kami masih belum mengarah ke sana," kata Arif menambahkan.

Arif menyampaikan, pada Mei 2021 lalu masing-masing subholding memiliki rencana go public di pasar modal. Keempat subholding ini adalah petikemas, nonpetikemas, marine equipment, dan logistik.

Di lain sisi, sebelum merger Arif menunda rencana penawaran umum perdana dua anak usahanya karena saat ini kondisi pasar modal belum stabil. Kedua anak usahanya, yaitu PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) dan PT IPC Terminal Petikemas (IPC TPK). "Kondisi market tidak begitu menggembirakan saat ini karena adanya pandemi, jadi kami putuskan untuk menundanya" kata Arif.

Kendati demikian, Arif menyampaikan, perseroan akan kembali melakukan revisi terkait rencana strategis tersebut. Ia menambahkan, penundaan IPO ini dilakukan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan. ”Karena situasi belum stabil kami putuskan untuk IPO kami tunda sampai waktu yang belum bisa ditentukan," kata Arif.

Arif juga memastikan Pelindo akan terus mendukung upaya pemangkasan biaya logistik di Indonesia. Arif mengatakan, peran Pelindo dalam memangkas biaya logistik melalui upaya dalam memperpendek waktu port stay.

"Bagaimana cara Pelindo memperbaiki biaya logistik adalah bagaimana mengupayakan sependek mungkin kapal di Pelabuhan atau port stay. Itu cara untuk mengurangi biaya logistik," kata Arif.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BUMN Pelabuhan Indonesia (pelindo)

Setelah Pelindo merger, Arif menjelaskan, banyak transformasi yang dilakukan di pelabuhan. Khususnya dalam mengupayakan efisiensi waktu kapal saat berada di Pelabuhan tersebut. "Jadi, Pelindo kembali ke jati dirinya. Pelindo ini merupakan perusahaan jasa dan pelayanan di pelabuhan," kata Arif. 

Arif mengatakan, pelabuhan memiliki peran dalam upaya mengefisiensikan biaya logistik nasional dalam aspek transportasi kapal dan inventory carrying cost. Arif mengatakan, dari 23 persen biaya logistik di Indonesia, kontribusinya 8,9 persen dari inventori, 8,5 persen dari darat, 2,8 persen dari laut, 2,7 persen dari admin, dan 0,8 persen dari kontribusi lain. 

Direktur Utama Subholding Pelindo Peti Kemas M Adji menjelaskan, semenjak merger, Pelindo sudah melakukan sejumlah langkah untuk memangkas port stay. "Jadi, terminal yang dulu milik Pelindo I, II, III, IV yang masih pada kami untuk tahun ini ada 15 terminal. Untuk tahun ini yang sudah dilakukan transformasi ada sembilan terminal,” kata Adji. 

Adji mengatakan, dalam memangkas port stay, Pelindo membenahi terlebih dahulu bisnis proses. Selanjutnya, kata Adji, Pelindo melakukan sistemisasi agar proses di pelabuhan lebih efisien. 

Adji menyebutkan, salah satu keuntungan setelah merger, yakni dengan memudahkannya akselerasi. "Nah kalau di sebelumnya itu, misal di Pelindo IV ada kekurangan peralatan, sementara di Pelindo II ada beberapa alat yang sudah tidak dipakai tapi masih bagus, sekarang sudah merger butuh alat itu bisa digunakan," kata Adji.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Refleksi Harkitnas 2022

Bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan yang begitu sangat kompleks.

SELENGKAPNYA

UAS dan Muruah Bangsa

Singapura mendukung Israel dan menjalin hubungan diplomatik yang semakin mesra.

SELENGKAPNYA

Polisi Musnahkan Satu Ton Sabu Senilai Rp 1 Triliun

Vonis mati layak diberikan lantaran sindikat ini mengancam genarasi muda dari bahaya narkotika.

SELENGKAPNYA