JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) akan menguji coba layanan cashless living cost untuk 400 jamaah haji pada tahun ini. Dengan adanya layanan tersebut, jamaah haji yang terpilih akan menerima uang saku dalam bentuk nontunai. Anggota Badan Pelaksana BPKH, Iskandar Zulkarnain, menyampaikan, uji coba tersebut akan dilaksanakan oleh dua bank, yakni Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Muamalat.

"Uang saku yang sebesar 1.500 riyal akan diberikan dalam bentuk 1.000 riyal cashless dan 500 riyal banknotes pada sekitar 400 jamaah," kata Iskandar kepada wartawan di Jakarta, Selasa (26/4) malam.

Iskandar mengatakan, masing-masing bank akan mengelola uang saku nontunai 200 jamaah haji. BPKH, BSI, dan Muamalat telah melakukan persiapan di Tanah Suci dengan memeriksa sejumlah layanan nontunai, termasuk kesiapan ATM. Layanan tersebut dapat digunakan oleh jamaah haji untuk melakukan tarik tunai tanpa kendala.

Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad Kusna Permana menyebut akan ada pemilihan khusus untuk jamaah haji yang akan ikut dalam proyek percontohan tersebut. Penyempurnaan ketentuannya masih dilakukan hingga saat ini.

"Tentu ada syarat-syarat tertentu bagi jamaah yang akan diujicobakan seperti nasabah yang lebih terbiasa (dengan aktivitas nontunai)," katanya.

Permana menyebutkan, layanan nontunai bagi jamaah haji dari Bank Muamalat telah ada sebelumnya. Bank Muamalat bekerja sama dengan Bank Al-Rajhi di Arab Saudi untuk akses layanan perbankan.

Jamaah haji dapat menggunakan layanan perbankan Al-Rajhi dengan pilihan bahasa Indonesia sehingga memudahkan transaksi. Permana mengatakan, Bank Muamalat berkomitmen meningkatkan layanan agar bisa memanjakan jamaah haji dalam bertransaksi perbankan di Tanah Suci. Tidak hanya jamaah haji, jamaah umrah juga dapat menggunakan layanan cashless dengan menggunakan kartu tabungan Bank Muamalat.

Bank Muamalat berupaya meningkatkan layanan di segmen haji dan umrah kepada nasabah. Muamalat telah meluncurkan fitur pembukaan rekening tabungan jamaah haji (RTJH) dan pembayaran setoran awal porsi haji melalui aplikasi mobile banking Muamalat DIN. Permana mengatakan, inovasi ini akan memudahkan calon jamaah haji Tanah Air untuk melakukan pendaftaran tanpa harus datang ke kantor cabang.

“Inovasi ini adalah wujud dukungan Bank Muamalat terhadap program dari Kementerian Agama untuk memberikan kemudahan layanan pendaftaran haji bagi calon jamaah haji Indonesia," kata Permana.

Dengan layanan ini, nasabah cukup membayar setoran awal pendaftaran haji sebesar Rp 25 juta melalui aplikasi Muamalat DIN. Nominal tersebut adalah syarat untuk mendapatkan nomor porsi haji yang ditentukan oleh Kemenag. Setelah melakukan pembayaran nasabah akan mendapatkan bukti pembayaran setoran awal haji dan nomor validasi melalui aplikasi.

Kemudian, nasabah dapat mengakses aplikasi Haji Pintar milik Kemenag untuk mendapatkan nomor porsi dan tahun keberangkatan. Nasabah juga bisa mengunjungi Kantor Kemenag sesuai dengan domisili di KTP.

Permana optimistis calon jamaah haji Indonesia yang menggunakan fitur pendaftaran haji secara daring akan terus bertumbuh karena sesuai dengan kebutuhan di era digital. Di samping itu, Bank Muamalat juga ingin meningkatkan pendaftaran haji di segmen milenial yang sejalan dengan program Haji Muda dari BPKH. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat