Wakil Presiden AS Kamala Haris bereaksi menyaksikan Presiden Joe Biden bersalaman dengan mantan presiden Barack Obama di Gedung Putih, Selasa (5/3/2022). | AP/Carolyn Kaster

Internasional

Wapres AS Kamala Harris Positif Terinfeksi Covid-19

Studi CDC menunjukkan lebih dari separuh populasi AS telah terinfeksi Covid-19 setidaknya satu kali.

WASHINGTON – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris positif terinfeksi Covid-19. Kendati demikian, dia dalam kondisi stabil dan tak menunjukkan gejala apa pun.

“Beliau (Harris) tidak menunjukkan gejala, akan menjalani isolasi, dan terus bekerja dari kediaman wakil presiden,” kata Gedung Putih dalam keterangannya, Selasa (26/4).

Menurut Gedung Putih, Harris tidak melakukan kontak dekat dengan Presiden AS Joe Biden dan istrinya Jill Biden. “Beliau (Harris) akan dipantau CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan mengikuti saran dari dokternya. Wakil Presiden akan kembali ke Gedung Putih ketika hasil tesnya negatif,” ungkap Gedung Putih.

Saat ini AS masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Negara itu telah mencatatkan lebih dari 81 juta kasus dengan korban meninggal melampaui 990 ribu jiwa.

Antibodi dari infeksi

Studi CDC menunjukkan lebih dari separuh populasi AS telah terinfeksi Covid-19 setidaknya satu kali. Studi tersebut menawarkan pandangan rinci tentang dampak dari lonjakan kasus varian omicron di AS.

Menurut data nasional AS yang dirilis pada Selasa, sekitar 58 persen dari total populasi AS dan lebih dari 75 persen anak-anak telah terinfeksi virus korona sejak awal pandemi. Sebelum varian omicron menyerang pada Desember 2021, sepertiga populasi AS telah terinfeksi Covid-19.

Omicron mendorong infeksi di semua kelompok umur, termasuk anak-anak dan remaja yang memiliki tingkat infeksi tertinggi. Sementara kelompok usia di atas 65 tahun memiliki tingkat infeksi terendah.

Para ilmuwan menyatakan, ada antibodi spesifik yang diproduksi sebagai respons terhadap virus korona. Antibodi ini muncul setelah terinfeksi virus korona, dan tidak dihasilkan oleh vaksin Covid-19. Jumlah jejak antibodi ini tetap berada dalam darah selama dua tahun.

photo
Presiden AS Joe Biden bersiap menerima vaksin Covid-19 dosis ketiga di Gedung Putih, Rabu (30/3/2022). - (AP/Patrick Semansky)

"Memiliki antibodi yang terbentuk dari infeksi (Covid-19), tidak selalu berarti Anda terlindungi dari infeksi di masa depan.  Kami tidak melihat apakah orang memiliki tingkat antibodi yang memberikan perlindungan terhadap infeksi ulang atau penyakit parah," kata rekan penulis studi tersebut dari CDC, Kristie Clarke.

Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan, kasus infeksi Covid-19 naik 22,7 persen dalam sepekan terakhir menjadi 44 ribu per hari. Sementara kasus rawat inap naik untuk minggu kedua berturut-turut, menjadi 6,6 persen. Sebagian besar kenaikan didorong oleh subvarian omikron.

CDC merekomendasikan pemakaian masker di tempat umum dan di dalam ruangan, di negara bagian tertentu dengan penyebaran Covid-19 yang tinggi. Walensky mengatakan CDC terus merekomendasikan penggunaan masker di transportasi umum, dan di dalam ruangan. 

Menurut CDC, vaksinasi tetap menjadi strategi teraman untuk mencegah komplikasi dari Covid-19. Sejauh ini, lebih dari 66 persen populasi AS telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap. Sementara hampir 46 persen telah mendapatkan dosis booster

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Contraflow Arus Mudik Diberlakukan

Pemudik diimbau terus memperbarui informasi rekayasa lalu lintas.

SELENGKAPNYA

Dugaan Suap Bupati Bogor Terkait Laporan Keuangan

Seluruh pihak yang ditangkap menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK.

SELENGKAPNYA

Pemerintah Janji Bekerja Lebih Keras

Pemerintah berjanji meningkatkan bekerja lebih keras lagi untuk menjawab ekspektasi.

SELENGKAPNYA