Warga menengok gedung lokasi tempat tinggalnya yang hancur dalam pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina di Borodyanka, Ukraina, pada 5 April 2022. | AP/Vadim Ghirda

Internasional

Zelenskyy Sebut Rencana Sekjen PBB tak Logis

Zelenskyy mengatakan, sangat penting bagi Ukraina untuk mendapatkan lebih banyak senjata.

KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut rencana kunjungan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "tak logis". Alasannya, Guterres lebih dahulu mengunjungi Moskow pada Selasa (26/4) lalu berkunjung ke Kiev pada Kamis (28/4).

"Sungguh keliru berkunjung lebih dulu ke Rusia lalu ke Ukraina," kata Zelenskyy, Sabtu (24/4).  "Urutan itu menunjukkan tidak ada keadilan dan tidak logis."

"Perang terjadi di Ukraina, tidak ada jenazah di jalanan Moskow. Akan lebih logis jika berkunjung dulu ke Ukraina, bertemu orang-orang di sana, sebagai konsekuensi dari pendudukan," kata Zelenskyy dikutip Aljazirah, Ahad (24/4).

Sebelum mendatangi Rusia dan Ukraina, Guterres dijadwalkan untuk melawat ke Turki. Kini Turki memegang peran penting sebagai mediator perundingan kedua negara.

Guterres, kata pernyataan kantor kepresidenan Turki, "Akan berkunjung ke Ankara, Turki, yaitu pada 25 April, beliau akan diterima Presiden Recep Tayyip Erdogan."

Pada Ahad, Zelenskyy menyatakan ia telah berbicara dengan Erdogan. Ini dilakukan sebelum Erdogan kemudian berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Erdogan berjanji untuk membantu semaksimal mungkin dalam proses negosiasi. Turki juga menanggapi positif permintaan Ukraina untuk menjadi penjamin keamanan selama perundingan berlangsung.

Sedang menurut Zelenskyy, ia dan Erdogan membahas pentingnya evakuasi Kota Mariupol yang kini sebagian besar dikuasai Rusia. Isu lainnya yang dibahas adalah pertukaran pasukan Ukraina yang ada di pabrik baja Azovstal namun saat ini dikepung pasukan Rusia.

Sebelumnya, Zelenskyy mengancam akan hengkang dari perundingan damai jika pasukan Ukraina di pabrik Azovstal terbunuh oleh Rusia. Ia juga akan mundur dari perundingan jika Rusia menggelar referendum di wilayah lain di Ukraina.

"Jika pasukan kami di Mariupol terbunuh, dan jika referendum semu dilakukan di selatan, maka Ukraina akan menarik diri dari semua perundingan," kata Zelenskyy, dikutip Aljzairah.

photo
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat menghadiri konferensi pers bersama Presiden Majelis Uni Eropa Charles Michel di Kiev, Ukraina, Rabu (20/4/2022). - (AP/Efrem Lukatsky)

Minta tambahan senjata

Zelenskyy berharap untuk mengamankan bantuan senjata berat dalam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Kiev pada Ahad. Ia mengatakan, pasokan senjata berat penting bagi Ukraina untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia.

"Segera setelah kami memiliki (lebih banyak senjata), percayalah, kami akan segera merebut kembali wilayah ini atau wilayah yang untuk sementara diduduki," ujar Zelenskyy.

Zelenskyy mengatakan, sangat penting bagi Ukraina untuk mendapatkan lebih banyak senjata. "Kami akan membahas daftar senjata yang penting bagi kami dan kecepatan pengirimannya. Kami mengharapkan dapat memiliki senjata berat yang kuat," kata Zelenskyy.

Kunjungan Blinken dan Austin akan menjadi perjalanan tingkat tinggi pertama AS ke Kiev sejak perang dimulai 24 Februari. Ketika mengunjungi Polandia pada Maret lalu, Blinken melakukan kunjungan singkat ke Kiev untuk bertemu menteri luar negeri Ukraina.

photo
Jenazah empat warga Ukraina yang meninggal akibat serangan Rusia bersiap dikuburkan di Kiev, Rabu (20/4/2022). - (AP/Emilio Morenatti)

Sementara itu Rusia sedang menyelidiki laporan pengerahan pasukan khusus Special Air Service (SAS) Inggris ke wilayah Lviv, Ukraina barat. Kantor berita Rusia RIA yang mengutip sumber keamanan Rusia mengatakan, sekitar 20 anggota SAS beroperasi di Ukraina.

SAS adalah pasukan militer elit Inggris yang dilatih untuk melakukan operasi khusus, pengawasan dan kontraterorisme. Kementerian Pertahanan Inggris belum memberikan komentar terkait penyelidikan Rusia.

Sejak awal perang, Inggris telah mengirimkan bantuan militer ke Ukraina, termasuk peralatan baru yang mungkin belum pernah digunakan militer Ukraina.

"Masuk akal jika mereka mendapatkan pelatihan yang diperlukan untuk memanfaatkannya sebaik mungkin," kata Juru Bicara Perdana Menteri Boris Johnson. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Maksimalkan Ibadah demi Lailatul Qadar

Langit disesaki malaikat yang turun ke bumi pada malam Lailatul Qadar.

SELENGKAPNYA

Berburu Kemuliaan di Sesaknya Malam

Rasulullah fokus pada sepuluh hari terakhir Ramadhan untuk beriktikaf

SELENGKAPNYA

Ulugh Beg, Negarawan yang Ilmuwan

Ulugh Beg merupakan seorang penguasa dan sekaligus saintis yang cemerlang.

SELENGKAPNYA