Jamaah membaca Alquran (tadarus) saat beritikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan 1443 H di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Sabtu (23/4/2022) | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Laporan Utama

Maksimalkan Ibadah demi Lailatul Qadar

Langit disesaki malaikat yang turun ke bumi pada malam Lailatul Qadar.

OLEH IMAS DAMAYANTI

Allah SWT menurunkan Lailatul Qadar pada setiap Ramadhan datang. Malam ini memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri mengingat sifatnya yang lebih baik dari malam seribu bulan.

Umat Islam sangat menantikan Lailatul Qadar tiap kali Ramadhan tiba. Persiapan diri untuk merengkuh Lailatul Qadar sudah seyogyanya dilakukan. Apa sebetulnya makna Lailatul Qadar tersebut dan apa saja yang perlu dipersiapkan seorang Muslim agar mendapatkannya?

Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ustaz Syamsul Hidayat menyampaikan, malam Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan dan keberkahan. Pada sejarahnya, dia menjelaskan, Allah SWT menurunkan Alquran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia pada malam Lailatul Qadar ini.

“Dan peristiwa itu terjadi pada 10 hari terakhir Ramadhan, terutama di malam-malam terakhir inilah dipercaya Lailatul Qadar diturunkan,” kata Ustaz Syamsul saat dihubungi Republika, Rabu (13/4).

photo
Umat muslim membaca Alquran (tadarus) saat beritikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan 1443 H di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Sabtu (23/4/2022) dini hari. Pada 10 hari menjelang berakhirnya bulan Ramadhan, umat muslim melakukan Itikaf untuk meraih malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dengan membaca Alquran, Shalat Tahajud dan berzikir. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Untuk itu, dia menjelaskan, barang siapa yang memperbanyak kualitas dan kuantitas ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, niscaya ia akan mendapatkan Lailatul Qadar. Namun demikian, dia mengimbau agar umat Islam memperbanyak dan meningkatkan amalan ibadah tersebut dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.

Mutu dan kualitas ibadah menjadi hal penting bagi seseorang Muslim yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar. Dia juga mengingatkan agar umat Islam tidak hanya memperbanyak dan meningkatkan amalan ibadah di tanggal-tanggal ganjil Ramadhan sebagaimana dipercaya bahwa Lailatul Qadar terdapat pada tanggal ganjil.

“Makanya memperbanyak dan meningkatkan ibadahnya jangan hanya di tanggal ganjil. Apalagi Ramadhannya mulainya beda-beda, tugas kita sekarang lengkapi saja semua. Mungkin yang tadinya baca Alquran kita hanya satu lembar per hari, menjelang 10 hari terakhir Ramadhan ayo kita tingkatkan menjadi dua lembar atau seterusnya jika mampu,” kata dia.

Ketua Dewan Syariah PP Wahdah Islamiyah Ustaz Muhammad Yusron Anshor mengatakan, Lailatul Qadar memiliki beberapa makna. Lailatul Qadar bermakna malam kemuliaan, malam yang terasa sempit dengan kedatangan malaikat ke bumi dalam jumlah yang banyak, hingga penetapan ketetapan hukum-hukum yang penting di mana Allah SWT mengutus malaikat untuk menetapkan takdir para hamba-Nya selama satu tahun ke depan.

Untuk itu, dia mengajak agar umat Islam memaksimalkan ibadah, terutama sepuluh hari terakhir Ramadhan. Caranya dengan memperbanyak ibadah sebagaimana yang dicontohkan Nabi SAW seperti menghidupkan malam (dengan beribadah), tidak lagi menggauli istri di malam hari pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, dan membangunkan keluarga untuk menghidupkan malam-malam tersebut.

“Ada juga ibadah-ibadah yang spesifisik di 10 hari terakhir Ramadhan, seperti iktikaf. Kita juga diajarkan untuk memperbanyak doa dan ibadah di malam-malam ini,” kata Ustaz Yusron.

photo
Rasulullah fokus pada sepuluh hari terakhir Ramadhan untuk beriktikaf - (Pixabay)

Dia pun mengingatkan agar umat Islam tidak teperdaya dengan fenomena yang biasa terjadi pada malam-malam terakhir Ramadhan dengan lebih sibuk memenuhi tempat belanja dan hiburan. Dia mengajak kepada umat Islam untuk kembali menengok apa yang dicontohkan Rasulullah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, yaitu dengan memaksimalkan ibadah dan meningkatkan intensitasnya.

Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Misbahul Munir mengatakan, keutamaan Lailatul Qadar yang disandingkan lebih baik dari seribu bulan jika dihitung sama dengan 83 tahun empat bulan. Melihat kesempatan tersebut, beliau mengajak umat Islam untuk senantiasa mengisi malam-malam Ramadhan dengan amalan ibadah.

“Saya mengajak untuk bersama-sama mengisi malam Ramadhan dengan ibadah. Tarawih, iktikaf, sedekah, tahajud, dan ibadah-ibadah lain. Sebab di malam ini adalah di mana amal baik dilipatgandakan,” kata dia.

photo
KH Ahsin Sakho (kanan), pakar ilmu Alquran. Wihdan/ Republika - (Republika/ Wihdan)

Istiqamah Ibadah Menjelang Lailatul Qadar

Setiap Ramadhan, Allah SWT menurunkan malam yang paling istimewa di antara malam-malam lainnya. Malam itu adalah malam Lailatul Qadar, malam yang lebih utama dibandingkan dengan malam seribu bulan. Karena itu malam yang istimewa, umat Islam berbondong-bondong untuk menjemput malam tersebut.

Namun demikian, umat Islam sejatinya perlu secara ikhlas dan juga istiqomah dalam beribadah. Bagaimana sebenarnya kemuliaan Lailatul Qadar? Seperti apa ciri-ciri datangnya Lailatul Qadar?

Wartawati Republika Imas Damayanti mewawancarai Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho melalui sambungan telepon, Selasa (12/4). Berikut kutipannya. 

Apa keutamaan malam Lailatul Qadar?

Lailatul Qadar adalah malam yang istimewa bagi umat Islam. Allah SWT sudah sebut dalam Alquran Surah Al-Qadar ayat 1-5. Allah berfirman, “Inna anzalnahu fi lailatil-qadr. Wa maa adraaka maa lailatul-qadr. Lailatul-qadri khairun min alfi syahr. Tanazzalul-malaa-ikatu warruhu fiha bi-idzni Rabbihim min kulli amr. Salaamun hiya hatta mathla’il-fajr.”

Yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Alquran) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apa lailatul qadar itu? (Yaitu) malam kemuliaan yang lebi baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar”. Tentunya keutamaan itu menjadi sangat istimewa bagi umat Islam. Di malam ini, Allah turunkan Alquran, Allah turunkan kemuliaan.

Apa saja tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar?

Tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar sesungguhnya dapat dilihat dengan tanda-tanda alam semesta. Yang pertama itu, tidak ada hujan, terang. Pada waktu Subuhnya, tidak terlalu terang.

Kenapa ketika Subuhnya itu tidak terlalu terang? Karena menurut riwayat, banyak malaikat yang turun di malam itu, sehingga mereka pergi di waktu Subuh dan sayap-sayap mereka menutupi cahaya matahari. Sayap-sayap malaikat itu kan besar sekali, sehingga ketika sayap mereka menutupi matahari, otomatis cahaya matahari juga meredup ke bumi.

Malam Lailatul Qadar juga biasanya diturunkan Allah pada tanggal-tanggal ganjil di bulan Ramadhan. Seperti tanggal 21, 25, dan 29 Ramadhan, karena Allah suka dengan sesuatu yang ganjil. Tapi bukan berarti, karena kita ingin dapat Lailatul Qadar, kita hanya beribadah dengan intens di tanggal-tanggal tersebut. Tidak seperti itu juga.

Apa yang perlu dilakukan umat Islam agar dapat merengkuh Lailatul Qadar?

Pertama-tama kita harus ikhlas dan istiqomah dalam beribadah. Tujuan kita jika beribadah itu hanya kepada Allah, tujuannya ke Allah. Lailatul Qadar yang Allah ciptakan, jangan sampai membuat kita lupa dengan tujuan utama kita, yaitu kepada Allah SWT.

Maka kalau orang sudah ikhlas dalam beribadah, biasanya intensitas ibadahnya tidak hanya  di malam-malam yang dipercaya dekat dengan malam Lailatul Qadar. Orang yang ikhlas akan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT kapanpun di manapun.

Tentunya, di malam-malam terakhir Ramadhan, kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah. Baca Alquran, berdoa, berzikir, iktikaf, shalat malam, sedekah, semua itu adalah ibadah-ibadah yang baik yang perlu kita lakukan.

Dan terutama, kita harus selalu ingat bahwa keikhlasan itu menjadi yang paling penting. Orang yang ikhlas dalam beribadah, raut wajahnya akan berbeda. Sel-sel di wajahnya itu memancarkan binaran-binaran yang apabila orang memandangnya akan merasa teduh dan tenang. Kita tiru Rasulullah SAW. Beliau adalah pribadi yang mulia, yang istiqomah dalam ibadah dan amalan-amalan baik.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Berburu Kemuliaan di Sesaknya Malam

Rasulullah fokus pada sepuluh hari terakhir Ramadhan untuk beriktikaf

SELENGKAPNYA

Jurus Muslimah Berburu Pahala Ramadhan

Saat sedang berhalangan, banyak ibadah yang dapat dilakukan Muslimah.

SELENGKAPNYA

Hak Suami Istri dalam Hubungan Intim yang Diatur Agama

Hak-hak dalam hubungan intim tidak tercerabut, baik itu hak suami maupun hak istri.

SELENGKAPNYA