Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berswafoto dengan mahasiswa usai memberikan kuliah umum di Universitas Islam Darul Ulum, Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (9/4/2022). | ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Nasional

Popularitas Erick Thohir Naik Signifikan

Nama Erick Thohir termasuk 10 sosok potensial presiden 2024.

JAKARTA – Hasil survei  Populi Center terkait peta politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 menunjukkan popularitas Menteri BUMN Erick Thohir naik signifikan. Popularitas Erick naik dari 48 persen menjadi 50,3 persen. 

"Paling signifikan memang Ganjar Pranowo dari 57,1 persen menjadi 65,4 persen, terus kemudian ada Erick Thohir dari semula 48,0 persen 50,3 persen," ujar Deputi Direktur Populi Center Rafif Pamenang Irawan, Ahad (24/4). 

Pada kategori top of mind calon presiden, elektabilitas Erick juga naik dari 0,2 persen pada survei Oktober 2020 menjadi 0,4 persen. Pada kategori calon wakil presiden, elektabilitas Erick berada di posisi ketiga sebesar 5,8 persen.

Posisi pertama dan kedua, yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (16,6 persen) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (8,6 persen). "Kaitannya dengan pencapresan, sosok (cawapres) yang perlu dicermati ada dua orang, Erick Thohir dan Ridwan Kamil," ujar dia.

photo
Survei Nasional Populi Center - (Populi Center)

Nama Erick juga muncul dalam empat menteri yang diharapkan maju sebagai capres pada Pemilu 2024. Tiga nama lainnya, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. 

Dari keempat menteri, Rafif menyebutkan, elektabilitas Erick sebesar 8 persen. Erick mengungguli Airlangga yang merupakan ketua umum Partai Golkar dengan elektabilitas sebesar 2,3 persen.

Posisi pertama dan kedua, yakni Prabowo dengan 37,1 persen dan Sandiaga dengan 23,0 persen. “Yang belum memutuskan 22,4 persen dan menolak menjawab 7,2 persen," ujar dia. 

Survei juga menunjukkan 10 sosok potensial menjadi presiden 2024, yakni Prabowo dan Ganjar dengan masing-masing 24 persen, Anies (12,1 persen), Sandiaga (6,3 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (5,0 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (4,0 persen), Ketua DPR dan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani (2,4 persen), Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (1,4 persen), Erick (1,3 persen), dan Airlangga 0,9 persen.

Pakar politik Universitas Airlangga Ramlan Surbakti mengatakan bahwa elektabilitas sosok potensial calon presiden belum mampu menarik perhatian masyarakat. Alasannya, masih sedikit dari mereka yang membicarakan permasalahan yang tengah dihadapi Indonesia saat ini.

"Semuanya masih persepsi. Harapan saya ketika ini masih panjang prosesnya, jadi kita harapkan calon-calon presiden ini bicara mengenai isu," ujar Ramlan. 

Salah satu isu yang harus mampu dijawab oleh calon-calon presiden itu adalah terkait keuangan negara. "Siapapun menjadi presiden di Indonesia akan sukar karena anggaran belanja negara sudah habis 20 persen untuk pendidikan, 80 juta orang miskin premi asuransi dibayarkan negara, subsidi BBM, kemudian dana itu sepertiga dari belanja negara," ujar Ramlan.

Di samping itu, ia ingin melihat peran lebih dari partai politik dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang tengah dihadapi Indonesia. "Partai menurut saya sekarang ini, mau enaknya aja, serahkan saja ke calonnya, tidak mau cari duit. Jadi yang cari duit itu calon, menggunakannya juga calon," ujar dia. 

photo
Survei Nasional Populi Center - (Populi Center)

Survei juga menunjukkan mayoritas atau 47,2 persen responden tak setuju jika ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen dihapuskan. Responden yang setuju sebesar 25,3 persen, 21,6 persen tidak memahami persoalan tersebut, dan 5,9 persen menolak menjawab.

Sementara itu, 64,4 persen tak setuju dengan usulan perpanjangan masa jabatan presiden. Angka itu terdiri atas 55,1 persen sangat tidak setuju dan 9,3 persen tidak setuju. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Populi Center (populicenter)

Sebanyak 27,6 persen responden menjawab setuju, terdiri atas 24,3 persen setuju dan 3,3 persen sangat setuju. Adapun, delapan persen responden menolak menjawabnya.

Populi Center melakukan survei dengan wawancara tatap muka sejak 21 hingga 29 Maret 2022. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak bertingkat dengan margin of error kurang lebih sebesar 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden dipilih secara multistage random sampling, mulai dari pengacakan untuk kelurahan, rukun tetangga (RT), keluarga, hingga akhirnya mendapatkan responden terpilih. Besaran sampel di setiap wilayah dialokasikan sesuai dengan proporsi daftar pemilih tetap (DPT) data Pemilu 2019. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Maksimalkan Ibadah demi Lailatul Qadar

Langit disesaki malaikat yang turun ke bumi pada malam Lailatul Qadar.

SELENGKAPNYA

Berburu Kemuliaan di Sesaknya Malam

Rasulullah fokus pada sepuluh hari terakhir Ramadhan untuk beriktikaf

SELENGKAPNYA