Ketua BAZNAS KH Noor Achmad memberikan sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Unit Pengumpul Zakat (Rakornas UPZ) 2021 di Jakarta, Senin (1/11). Rakornas UPZ ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan za | Prayogi/Republika.

Khazanah

Kemenag Sambut Baik UPZ di KBRI

Untuk tahap awal, UPZ rencananya dibentuk di Amerika Serikat dan Belanda.

JAKARTA — Upaya menguatkan dan mensyiarkan zakat tak hanya dilakukan di Indonesia, tapi juga di mancanegara. Karena itu, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) berencana membuka unit pengumpul zakat (UPZ) di seluruh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) Tarmizi Tohor menyambut baik rencana Baznas tersebut. "Saya kira bagus sekali kalau ada UPZ, orang berzakat, infak, sedekah bisa dikelola dan dipertanggungjawabkan dengan baik," ujar dia kepada Republika, Senin (18/4).

Dengan adanya UPZ di berbagai tempat, menurut dia, akan memudahkan muzaki dalam menunaikan zakat. Selain itu, zakat yang terkumpul pun lebih merata. Terkait pengumpulan zakat di luar negeri, Tarmizi mengakui, ini merupakan langkah pertama Baznas. Sebab, sebelumnya belum ada pengumpulan zakat yang dilakukan Baznas di luar negeri.

Tarmizi menyarankan, selain KBRI dan masjid-masjid, Baznas sebaiknya juga mendirikan UPZ di berbagai tempat lainnya, seperti kantor urusan agama (KUA), kementerian, dan lembaga.

Terkait hal ini, Deputi Bidang Pengumpulan Baznas M Arifin Purwakananta menjelaskan, salah satu tugas Baznas yang disebutkan dalam UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, yakni Baznas dapat memberikan pelayanan dan mengajak masyarakat Indonesia di luar negeri untuk mengumpulkan zakat.

"Sebagai representasi dari tugas Baznas tersebut, kami membuat unit pengumpul zakat (UPZ) perwakilan Indonesia di luar negeri," ujar dia.

Arifin pun mengimbau dan mengajak masyarakat Indonesia di luar negeri untuk membentuk UPZ di berbagai kedutaan besar RI di luar negeri, terutama di negara yang jumlah WNI-nya banyak. Untuk menyiapkan hal tersebut, Baznas telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan KBRI di berbagai negara.

"Kami juga telah membuka kontak dengan komunitas Indonesia di luar negeri untuk menjadi mitra Baznas dalam melayani zakat masyarakat Indonesia di sana," ujar dia.

Arifin berharap, UPZ di KBRI ini dapat mengumpulkan dan mengelola zakat dengan lebih aman dan transparan. Dengan demikian, penyalurannya dapat tepat sasaran, baik kepada mustahik yang berada di luar negeri maupun dalam negeri.

Ia berharap, gerakan ini dapat membantu menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia dan yang mungkin timbul kepada masyarakat Indonesia di perantauan. Dalam tiga tahun mendatang, Baznas berharap minimal dapat melayani 75 persen zakat masyarakat Muslim Indonesia di luar negeri.

UPZ KBRI akan dibentuk secara bertahap selama tiga tahun. Untuk tahap awal, UPZ rencananya dibentuk di Amerika Serikat dan Belanda. Selanjutnya, koordinasi sedang berlangsung dengan KBRI di Turki, Bosnia, Korea Selatan, Australia, Jepang, dan kawasan Timur Tengah.

Sementara, pengamat zakat dan ekonomi syariah, Yusuf Wibisono, menilai, pembentukan UPZ di KBRI justru tidak efisien. Baznas, menurut dia, memang sudah menggencarkan pembentukan UPZ sejak lima atau enam tahun lalu. Sekarang, menurut dia, Baznas juga sedang menggencarkan pembentukan UPZ di KBRI.

Pembentukan UPZ ini berkaitan dengan penghimpunan dana zakat. Namun, percuma membentuk UPZ jika potensi penghimpunannya kecil. Selain itu, pembentukan UPZ tentu juga membutuhkan sumber daya kepengurusan dan operasional. Menurut Yusuf, sebenarnya yang paling penting dilakukan sekarang ini adalah membangun kepercayaan publik.

Jika masyarakat sudah percaya, menurut dia, pasti akan dengan mudah membayar zakatnya melalui Baznas, baik melalui transfer maupun via layanan digital Baznas. “Jadi, fokusnya harusnya di edukasi publik, edukasi muzakinya, dan kemudian peningkatan kepercayaan publik kepada lembaga zakat. Dan yang terakhir, sediakan saja kanal-kanal pembayaran zakatnya semudah mungkin, sebanyak mungkin.”

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Badan Amil Zakat Nasional (baznasindonesia)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Covid-19 Diprediksi Landai Pasca-Lebaran

Hasil serosurvei menunjukkan hampir 100 persen masyarakat Indonesia memiliki antibodi Covid-19.

SELENGKAPNYA

Erdogan: Turki Selalu Dukung Palestina

Erdogan bertelepon dengan Guterres membahas perkembangan di al-Aqsha.

SELENGKAPNYA

Saudi Kecam 'Penyalahgunaan' Alquran

Setidaknya tiga orang terluka dalam aksi menentang pembakaran Alquran di Swedia.

SELENGKAPNYA