Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Puasa Hancurkan Kesombongan

Salah satu tujuan berpuasa adalah menghancurkan kesombongan.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Dosa pertama yang dilakukan makhluk kepada Allah, pencipta langit dan bumi, adalah kesombongan. Pelakunya disebut sebagai iblis. Asalnya dari kalangan jin. “Kaana minal jinni, fafasaqa ‘an amri Rabbihi” (QS al-Kahfi: 50).

Jin yang satu ini mulanya saleh. Bahkan, kesalehan itu kemudian mengantarkannya bergabung dengan golongan malaikat. Allah Ta’ala mengujinya. Dan, iblis tidak lolos dalam ujian itu karena sifat angkuh yang terdapat dalam dirinya.

Apakah ujian itu? Allah SWT menyuruh iblis untuk bersujud kepada Adam AS. Maksud sujud itu bukanlah ibadah, melainkan penghormatan. Yang satu diinstruksikan untuk menghormati yang lain.

Tatkala semua malaikat bersujud, iblis tidak turut serta. Tampak jelas bahwa dalam diri jin yang satu ini ada penyakit sombong. Begitu menolak perintah tersebut, makhluk ini langsung disebut Allah sebagai iblis. “Fasajaduu illaa ibliis.”

Untuk sesaat, iblis sempat menyampaikan alasan penolakannya kepada Allah. Dalih itu diabadikan dalam Alquran, “Qaala, a asjudu liman khalaqta thiinaa” (QS al-Isra: 61). Artinya, “Apakah pantas aku bersujud kepada makhluk yang Engkau ciptakan dari tanah?”

Inilah ayat yang menunjukkan kesombongan iblis. Pertama-tama, ia menolak perintah-Nya. Padahal, ia tahu dan menyadari bahwa Allah pemilik mutlak alam semesta dan segala isinya.

Kedua, jin yang satu ini merasa memiliki derajat lebih tinggi daripada Adam AS. Dalihnya, manusia diciptakan dari tanah, sedangkan dirinya tercipta dari api. “Qaala, maa mana’aka allaa tasjuda idz amartuka, qaala anaa khairum minhu, khalaqtanii min naariw wa khalaqtahuu min thiin” (QS al-A’raf: 12).

Artinya, “(Allah) berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?’ (Iblis) menjawab, ‘Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah'.”

Maka ingatlah kisah pembangkangan iblis itu dalam bulan Ramadhan ini. Salah satu tujuan berpuasa adalah menghancurkan kesombongan.

Rasa lapar dan haus selama berpuasa akan menyadarkan seseorang bahwa dalam hidup manusia harus sinergi dan tolong-menolong. Tidak pantas manusia menyombongkan diri. Untuk apa ia sombong? Apa yang akan disombongkan, sementara ia harus bergantung kepada orang lain dalam menjalani kehidupan?

Dari segi medis, para ahli kedokteran menemukan, hormon yang memicu rasa ridha dan kebahagiaan dalam diri seseorang dapat meningkat selama ia berpuasa.

Kemudian, terstimulus pula rasa empati. Ternyata lapar dan haus mengantarkan pribadi pada level kesadaran, setiap manusia mesti bersikap peduli kepada yang lemah dan tidak berdaya.

Islam mengajarkan, segala harta sejatinya adalah titipan dari-Nya. Maka bersedekahlah agar lebih dicintai-Nya.

Kesombongan bukanlah hak makhluk. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, “Kesombongan selendang-Ku dan keagungan adalah pakaian-Ku. Siapa saja yang menandingi Aku pada salah satu dari keduanya, akan Kumasukkan dia ke dalam neraka.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mempertahankan Daya Beli

Penurunan daya beli ini patut diwaspadai karena tak hanya menurunkan kesejahteraan penduduk, tapi juga berdampak pada perekonomian secara umum.

SELENGKAPNYA

Persiapan Kesehatan Haji

Panduan umumnya, kita memprioritaskan berjalannya rukun dan wajib haji.

SELENGKAPNYA

Empati Komunal

Berempati sesama adalah bukti konkret dari penjelmaan keimanan seorang mukmin.

SELENGKAPNYA