Prof KH Didin Hafidhuddin | Daan Yahya | Republika

Refleksi

Menguatkan Harapan dan Optimisme

Kita berharap hadirnya Ramadhan 1443 H menguatkan kembali semangat, harapan, dan optimisme.

Oleh PROF KH DIDIN HAFIDHUDDIN

OLEH PROF KH DIDIN HAFIDHUDDIN

Pada saat sekarang ini, masyarakat, bangsa, dan negara kita dihadapkan pada persoalan-persoalan yang berat dan kompleks. Mulai dari persoalan politik, ekonomi, kesehatan, kesatuan dan persatuan, dan bahkan juga persoalan kelangkaan kebutuhan pokok dari masyarakat, seperti minyak goreng.

Kelangkaan minyak goreng ini hampir tiap hari diberitakan oleh surat kabar dan TV nasional. Kita disuguhi foto antrean yang panjang, masyarakat sedang menunggu giliran untuk bisa membeli minyak goreng.

Mudah-mudahan kondisi ini tidak berlangsung lama, apalagi kurang lebih dua pekan lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan 1443 H. Bulan yang penuh keagungan, kemuliaan, dan keberkahan yang biasanya diisi oleh umat Islam dengan berbagai macam ibadah, baik ibadah mahdlah maupun ibadah muamalah atau sosial.

Kita berharap hadirnya Ramadhan 1443 H akan menguatkan kembali semangat, harapan, dan optimisme masyarakat Muslim dalam membangun masa depan yang lebih baik. Memang, salah satu watak dan karakter umat Islam yang harus selalu dijaga dan diperkuat adalah tetap memiliki semangat dan optimisme dalam kehidupan walaupun berhadapan dengan berbagai macam masalah yang berat dan kompleks. 

 

 
Kita berharap hadirnya Ramadhan 1443 H akan menguatkan kembali semangat, harapan, dan optimisme masyarakat Muslim dalam membangun masa depan yang lebih baik. 
 
 

 

Allah SWT berfirman dalam surah Yusuf (12) ayat 87: “… Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir."

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan berkaitan dengan penguatan harapan dan optimisme, dan terutama dalam membangun masa depan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik, antara lain sebagai berikut. Pertama, tetap istiqamah dalam iman dan amal saleh. Istiqamah yang akan mengundang pertolongan Allah SWT melalui para malaikat-Nya. 

Firman Allah dalam surah Fushshilat (41) ayat 30-32 berbunyi, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu (30). Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta (31). Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (32).”

Kedua, harus terus-menerus menguatkan semangat beribadah kepada Allah SWT, apalagi pada bulan suci Ramadhan 1443 yang akan datang. Bulan yang diwajibkan berpuasa untuk melahirkan ketakwaan.

Sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Baqarah (2]) ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

 
Kedua, harus terus-menerus menguatkan semangat beribadah kepada Allah SWT, apalagi pada bulan suci Ramadhan 1443 yang akan datang.
 
 

Ketiga, harus tetap berusaha menjadi pribadi yang saleh, baik secara pribadi, jujur dan bertanggung jawab, sekaligus menjadi muslih, menjadi pelopor untuk memperbaiki keadaan, melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Perhatikan firman-Nya dalam surah an-Nahl (16) ayat 97, Ali Imran (3) ayat 104, Lukman (31) ayat 17, dan Huud (11) ayat 117.

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl [16]: 97).

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (QS Ali Imran [3]: 104).

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS Lukman [31]: 17).

 
Dan juga harus terus-menerus menguatkan kesabaran, keikhlasan, dan kesungguhan dalam memberikan kebaikan-kebaikan kepada orang lain. 
 
 

“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS Hud [11]: 117).

Dan juga harus terus-menerus menguatkan kesabaran, keikhlasan, dan kesungguhan dalam memberikan kebaikan-kebaikan kepada orang lain. Tidak boleh kita menjadi orang yang malas, tidak mau berbuat secara maksimal.

Rasulullah SAW sering membaca doa yang menjelaskan tentang bahayanya sifat malas dan frustrasi serta sifat buruk lainnya. Sabdanya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian, sifat malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit utang dan dikendalikan orang lain. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan dari fitnah (ketika) hidup dan mati" (HR Bukhari dan Muslim).

Keempat, harus terus-menerus menguatkan etos kerja dan etika kerja sesuai bidang kerja masing-masing. Perhatikan firman-Nya dalam surah al-Isra (17) ayat 84, at-Taubah (9) ayat 105, dan hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

“Katakanlah, ‘Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya” (QS al-Isra [17]: 84).

“Dan Katakanlah, ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah [9]: 105).

 
Mudah-mudahan dengan penguatan harapan dan optimisme, kita akan tetap mampu mempersembahkan yang terbaik bagi agama, umat, dan bangsa yang kita cintai ini.
 
 

“Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dia berkata; saya mendengar [ayahku] dia berkata; saya mendengar [Anas bin Malik] Radliallahu'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam selalu mengucapkan, ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, pengecut, kekikiran, dan kepikunan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian” (HR Bukhari).

Kelima, kita terus-menerus membangun semangat untuk selalu berjamaah dalam ibadah maupun muamalah, apalagi di bulan suci Ramadhan. Saling membantu dalam bekerja, saling mengisi, berkolaborasi, saling mendukung dalam kebaikan dan takwa. Terus membangun networking dalam berbagai bidang.

Firman Allah dalam surah at-Taubah (9) ayat 71 berbunyi, “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”

Mudah-mudahan dengan penguatan harapan dan optimisme, kita akan tetap mampu mempersembahkan yang terbaik bagi agama, umat, dan bangsa yang kita cintai ini meskipun berhadapan dengan berbagai persoalan yang berat dan kompleks. Perhatikan dan renungkan firman Allah dalam surah al-Insyirah (94) ayat 1-8.

Wallahu ‘alamu bi ash-Shawab

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mafia Minyak Goreng dan HAM

Kelangkaan minyak goreng menyengsarakan jutaan keluarga juga pelaku usaha kecil.

SELENGKAPNYA

Pelonggaran Saat Ramadhan Tergantung Capaian Vaksinasi

Aktivitas selama Ramadhan dilonggarkan jika capaian vaksinasi Covid-19 dosis lengkap mencapai 70 persen.

SELENGKAPNYA

Tobat Hakiki

Berbagai langkah untuk bertobat ini bisa dilakukan kapan saja, di bulan Sya'ban sangat dianjurkan.

SELENGKAPNYA