
Tajuk
Setelah Melewati Masa Puncak Omikron
Perencanaan dan pengaturan mudik lebaran mesti dilakukan secara lebih matang.
Satgas Penanganan Covid-19 menyampaikan Indonesia telah melewati puncak kasus Covid-19 varian omikron. Hal itu ditunjukkan dengan tren penurunan kasus positif pekanan sebesar 64 persen setelah mencapai puncak tertingginya pada pertengahan Februari lalu.
Perbaikan kasus juga terlihat pada tren penurunan kasus kematian hingga 10 persen dari puncak omikron. Data kasus aktif, kesembuhan, dan keterisian tempat tidur (BOR) juga membaik. Jika pada pekan lalu terdapat 470 ribu kasus aktif, pekan ini hanya tersisa 340 ribu kasus atau 5,82 persen dari total kasus.
Sebanyak 270 ribu orang sembuh pada pekan ini sehingga total kesembuhan mencapai 91,6 persen. Pekan lalu, persentase kesembuhan masih berada di angka 89,11 persen.
Penambahan kasus positif pada Selasa (15/3) tercatat 14.408. Angka ini sudah jauh menurun dibandingkan minggu-minggu sebelumnya.
Perkembangan ini tentu menggembirakan kita semua. Pada puncak kasus omikron, penanganan Covid-19 sudah lebih baik dibandingkan pada sekitar Juni tahun lalu. Di puncak kasus kemarin, tidak mendapati lagi banyaknya pasien yang tak tertampung di rumah sakit. Juga kita tidak mendengar kasus rumah sakit kekurangan oksigen dan kekurangan tempat tidur.
Penambahan kasus positif pada Selasa (15/3) tercatat 14.408. Angka ini sudah jauh menurun dibandingkan minggu-minggu sebelumnya.
Tapi angka-angka penurunan kasus itu jangan sampai membuat kita menjadi euphoria. Kasus positif harian memang cenderung menurun, namun secara umum situasinya masih belum berubah, ancaman Covid-19 masih belum berakhir. Apalagi tingkat kematian juga masih tinggi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan hingga kini Indonesia masih dalam situasi pandemi Covid-19. Hanya saja dengan kondisi yang semakin membaik, Kemenkes telah menyusun beberapa skenario transisi endemi.
Jika kondisi kasus terus menurun seperti ini terus berlangsung, maka transisi menuju endemi akan bisa segera dicapai. Karena itu kewaspadaan terhadap kemungkinan kembalinya terjadi ledakan kasus tetap harus dilakukan. Langkah-langkah agar tidak terjadi ledakan kasus harus dimaksimalkan.
Apalagi sebentar lagi sudah akan memasuki mudik lebaran 2022. Seperti yang terjadi sebelumnya, libur panjang memicu terjadinya peningkatan kasus. Kita tentu tak ingin itu terjadi lagi.
Karena itu perencanaan dan pengaturan mudik lebaran mesti dilakukan secara lebih matang. Jangan sampai terjadi seperti tahun lalu, kebijakan yang berubah-ubah membuat masyarakat menjadi bingung.
Sudah dua tahun masyarakat menahan untuk tidak mudik karena pembatasan-pembatasan akibat merebaknya Covid-19. Diperkirakan musim mudik ini masyarakat tidak bisa ditahan lagi untuk pulang kampung, apalagi dirasakan situasinya sudah semakin membaik.
Karena itu perencanaan dan pengaturan mudik lebaran mesti dilakukan secara lebih matang. Jangan sampai terjadi seperti tahun lalu, kebijakan yang berubah-ubah membuat masyarakat menjadi bingung.
Harus dicari jalan keluar yang bijaksana dan adil. Di satu sisi masyarakat tidak bisa lagi ditahan untuk tidak mudik. Di sisi lain, jangan sampai musim mudik menjadi pemicu peningkatan kasus yang berpotensi Indonesia tetap dalam kondisi pandemi.
Kita sudah melewati mas puncak omikron dengan sukses. Kita ingin situasi ini berangsur menjadi makin baik lagi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Indonesia Lewati Puncak Omikron
Pemerintah mempersiapkan skenario transisi menuju endemi Covid-19.
SELENGKAPNYAJelang Ramadhan, Masyarakat Diminta Lengkapi Vaksin
Cakupan vaksinasi harus terus ditingkatkan terutama pada provinsi yang masih penambahan kasus Covid.
SELENGKAPNYAKemenkes: Varian Deltrakron Belum Terdeteksi di Indonesia
Kemenkes tetap memantau perkembangan kasus Covid-19 dari varian deltakron di negara-negara lain.
SELENGKAPNYA