Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al-Saud bersama Presiden Joko Widodo menanam Pohon Ulin saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/3/2017). | Republika/ Wihdan Hidayat

Kabar Utama

Indonesia Kejar Realisasi Investasi Saudi 

Pemerintah perlu cepat menawarkan proyek investasi yang bisa ditawarkan ke Saudi.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo membentuk satuan tugas percepatan realisasi investasi dari Arab Saudi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir dipercaya untuk terlibat di dalam satgas tersebut. 

Pada Selasa (8/3), Luhut telah menghadap Presiden Jokowi untuk melaporkan hasil kunjungannya ke Riyadh, Arab Saudi, beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itulah Presiden memutuskan untuk membentuk satuan tugas. 

“Presiden sudah memutuskan membentuk seperti task force untuk itu, nanti di dalamnya ada saya sendiri dengan Pak Erick. Kemudian nanti ada empat grup,” ujar Luhut dalam keterangannya, Kamis (10/3). 

Indonesia dan Arab Saudi beberapa tahun belakangan terus berupaya meningkatkan kerja sama, termasuk dalam hal investasi. Raja Salman bin Abdulazis saat berkunjung ke Indonesia pada 2017, berkomitmen menggelontorkan investasi senilai 1 miliar dolar AS ke Indonesia.

Berdasarkan data Nasional Single Window for Investment (NSWI) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi Saudi ke Indonesia mengalami peningkatan setelah kedatangan Raja Salman. Pada 2017, realisasi penanaman modal asing (PMA) dari Saudi tercatat sebesar 3,53 juta dolar AS. 

Setahun kemudian, realisasi investasi Saudi melonjak menjadi 5,35 juta dolar AS. Kemudian pada 2019 naik tipis menjadi 5,4 juta dolar AS dan 5,74 juta dolar AS pada 2020. Sedangkan pada 2021 atau setelah setahun pandemi Covid-19 melanda, realisasi investasi Saudi turun menjadi 3,63 juta dolar AS. 

Luhut mengatakan, satgas percepatan investasi akan langsung bekerja dan berkomunikasi dengan pihak Arab Saudi. Tim tersebut nantinya akan berangkat kembali ke Riyadh untuk melakukan perundingan-perundingan teknis dengan pihak Saudi. 

"Kita berharap mungkin satu-dua pekan setelah itu pihak Riyadh akan datang kemari untuk nanti membicarakan teknis setiap proyek dan melihat potensi proyeknya," ungkapnya.

Dalam laporannya ke Presiden Jokowi, ia menyampaikan kelanjutan dari kerja sama dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). "Kita menindaklanjuti karena dari Crown Prince Muhammad bin Salman (MBS) sangat cepat gerakannya, sehingga kami laporkan apa yang harus kita lakukan," ujar Luhut.

Menurut Luhut, Pangeran MBS tertarik bekerja sama dalam beberapa proyek, antara lain pembangunan ibu kota negara (IKN), suplai minyak mentah untuk petrokimia, hingga mangrove dan terumbu karang. "Mereka juga ini masuk dalam sovereign wealth fund kita. Jadi PIF (The Public Investment Fund) mereka akan masuk di berbagai macam proyek," jelasnya.

Luhut menambahkan,  Pangeran MBS juga berencana mengunjungi Indonesia dua kali pada tahun ini. Kunjungan pertama akan dilakukan sebelum pertemuan besar G-20. "Dan di saat itu kita harapkan bisa ditandatangani semua item proyek dengan Pemerintah Indonesia. Kemudian kunjungan kedua beliau akan datang untuk menghadiri G-20," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Luhut Binsar Pandjaitan (luhut.pandjaitan)

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Magnilet mengatakan, pemerintah memang perlu membentuk tim percepatan investasi. Apalagi, pada tahun ini pemerintah menargetkan investasi Rp 1.200 triliun atau tumbuh 33,3 persen dibandingkan tahun lalu. 

Menurutnya, tidak mudah untuk mencapai target tersebut. Sebab dalam lima tahun sebelumnya, rata-rata pertumbuhan target investasi sebesar 8,7 persen per tahun. “Sokongan dana dari Arab Saudi relatif besar apalagi jika dikaitkan dengan misalnya harga minyak yang relatif tinggi saat ini, sehingga prospek investasi dari Arab Saudi kita bisa lihat sebagai salah satu upaya untuk mengejar target investasi tersebut,” kata Yusuf kepada Republika, kemarin. 

Yusuf menyebut, pemerintah perlu cepat menawarkan proyek-proyek investasi apa saja yang bisa ditawarkan kepada Arab Saudi. Ia menilai, proyek investasi yang potensial ditawarkan ke Arab Saudi adalah energi terbarukan. Sebab, membangun ekosistem EBT membutuhkan nilai investasi yang tidak sedikit. 

“Arab Saudi menjadi negara investor yang prospektif ditawarkan jenis investasi ini,” ucapnya.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, agenda besar Saudi 2030 untuk melakukan diversifikasi pembangunan ke arah investasi nonmigas tentu cukup potensial bagi Indonesia. 

“Misalnya arah pengembangan mobil listrik dan komponen baterai bisa menarik modal dari Saudi. Kemudian energi terbarukan juga membutuhkan pendanaan sebesar Rp 400 triliun baik energi panas matahari, mikrohidro hingga panas bumi,” ucapnya.

photo
Pangeran Saudi Khalid bin Salman didampingi Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto di Riyadh, Saudi Senin (7/3/2022). Mereka membicarakan kerja sama produk militer dalam pertemuan itu. - (Twitter)

Kendati demikian, Bhima menekankan, satgas investasi harus diisi oleh profesional yang memahami skema investasi Saudi yang spesifik. Selama ini, pilihan instrumen investasi di Indonesia masih terbatas, khususnya berkaitan dengan investasi yang sesuai prinsip syariah. 

“Saudi lebih tertarik berinvestasi ke Malaysia karena produk investasinya relatif lengkap. Contohnya, tidak semua investasi Saudi sifatnya investasi langsung, beberapa lebih memilih masuk lewat portofolio sukuk, atau kepemilikan saham,” ucapnya.

Setelah dibentuk instrumen penampung dana yang sesuai, kata dia, satgas investasi perlu membantu di lapangan untuk melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah. "Selama ini banyak investasi yang mangkrak karena pemda kurang responsif. Pendampingan terhadap pemda juga penting,” ucapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

MUI: Rapatkan Shaf Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah tanpa jarak dinilai sudah relatif aman seiring turunnya kasus positif Covid-19.

SELENGKAPNYA

 ‘Pasokan Minyak Goreng Harus Adil dan Merata’

Para distributor langganan pedagang pasar juga banyak yang mengeluhkan kekosongan stok.

SELENGKAPNYA

Menunggu Kuota Haji

Indonesia tidak boleh ketinggalan berkaitan dengan kuota calon jamaah haji,

SELENGKAPNYA